Nas: Matius 2:1-2
Natal merupakan sebuah peristiwa yang paling agung di dalam sejarah. Sayangnya, kita sering kali hanya mengenang peristiwa ini pada hari Natal atau menjelang Natal, walaupun kita tidak tahu kapan tepatnya Natal yang sesungguhnya. Bagi saya ini tidak penting, yang penting adalah bagaimana kita senantiasa mengingat jiwa, teladan, dan kerendahan dari inkarnasi Kristus. Itu sebabnya, pada hari ini kita kembali merenungkan makna Natal dalam hidup kita. Kita akan belajar beberapa butir
Natal bukan hanya satu malam penuh bintang di Bethlehem; ia sudah ada di balik bayang-bayang bintang selamanya.
Dulu, sudah ada Natal di hati Allah saat Ia menciptakan bumi dan memberikannya -- bagi kita manusia. Ketika Ia mengirimkan nabi-nabi-Nya, itu juga Natal. Juga, merupakan Natal yang sungguh agung dari segalanya malam itu di Bethlehem ketika Allah memberikan anak-Nya kepada kita.
Saat Yesus bertambah dewasa, Natal ada di mana-mana.
Lingkungan di mana Anda sangat jarang menemukan ucapan "Selamat Natal" melalui media, sekolah, dan kebanyakan tempat umum lainnya bisa saja membuat kita sulit untuk mengajarkan arti Natal yang sebenarnya menurut ajaran Kristen kepada anak-anak. Arti yang menyatakan bahwa Yesus lahir untuk kita pada hari Natal hingga tiba saatnya Dia menyelamatkan kita dari dosa. Akhir-akhir ini, drama kelahiran Kristus semakin jarang dipentaskan.
Sebagai orang dewasa, adalah tanggung jawab kita untuk mengajar anak-anak agar peduli terhadap lingkungan. Sejak dini, anak dapat belajar bagaimana mereka dapat menyelamatkan bumi dan hemat energi. Mengajar anak-anak untuk mencintai lingkungan akan menjamin kelangsungan generasi masa depan yang peduli terhadap bumi!
Bincangkanlah dengan anak-anak bagaimana mereka dapat menghemat energi. Terangkan kepada mereka pentingnya mematikan lampu ketika meninggalkan ruangan tertentu.
Siapakah di antara kita yang tidak bergembira ketika melihat anak-anak tampil ke depan untuk menerima Yesus Kristus sebagai Juru Selamat mereka? Dan siapakah di antara kita yang kemudian tidak bertanya dalam hati, apakah anak-anak tersebut benar-benar mengerti apa yang terjadi itu? Tidakkah kita juga dikecewakan oleh sikap dangkal dan kekurangmatangan terhadap pengalaman pertobatan pada pihak orang dewasa?
Orang tua dan guru cenderung sangat jengkel kepada anak-anak yang tidak mau berbagi; namun demikian, kedewasaan intelektual berperan besar dalam proses belajar untuk berbagi. Melihat segala sesuatu hanya dari sudut pandang mereka sendiri merupakan sesuatu yang normal bagi anak-anak. Aspek perkembangan intelektual ini memengaruhi interaksi mereka dengan orang lain.
Pada dasarnya, setiap anak yang lahir ke dunia memiliki sikap egois atau sikap mementingkan diri sendiri. Kita sebagai orang tua harus dapat menciptakan pertumbuhan yang sehat, yang dapat mendorong anak untuk bukan hanya mementingkan dirinya, namun juga mementingkan orang lain.
Kita semua ingin membesarkan anak yang tidak egois. Saya harap demikian. Kedamaian dunia tergantung pada hal itu! Cara terbaik mengajar anak supaya tidak menjadi anak yang egois adalah dengan kita sendiri menjadi pribadi yang tidak egois. Anak-anak adalah peniru. Teladan sikap Anda adalah cara terbaik untuk mengajar anak. Doronglah anak-anak untuk menjadi anak yang baik dan beri mereka kesempatan-kesempatan untuk melayani orang lain.
Berbagi
Jangan terlalu memaksa anak untuk berbagi. Secara bertahap,
Kita semua ingin membesarkan anak yang tidak egois. Saya harap demikian.
A. Pengertian Masalah
Khawatir adalah reaksi emosi dari semua peristiwa yang menimbulkan efek rasa takut ke dalam diri. Dewasa ini, masyarakat hidup dalam persaingan yang hebat. Demikian juga anak, sejak kecil sudah hidup bersaing untuk memperoleh hasil yang lebih baik dengan belajar. Jadi, tidaklah mengherankan bila hal itu menambah tekanan bagi anak. "Kekhawatiran" sudah menjadi hal yang umum. Dua hal yang berbeda, yaitu kekhawatiran dan ketakutan, menjadi begitu erat. Ketakutan adalah objek yang
Seperti orang dewasa, anak-anak pun terkadang juga mengalami kekhawatiran. Belajar menangani kekhawatiran dan kegelisahan adalah keterampilan hidup yang penting. Namun, seperti halnya orang dewasa, anak-anak kehilangan pandangan dan mengalami kekhawatiran yang berlebihan. Orang tua harus memberikan perhatian ketika kekhawatiran normal menjadi kekhawatiran yang berlebihan. Berikut beberapa cara untuk membantu anak yang khawatir agar merasa lebih nyaman.
Langkah 1 Perhatikan suasana hati anak Anda.
Seperti orang dewasa, anak-anak pun terkadang juga mengalami kekhawatiran.