warning: Creating default object from empty value in /home/drupal/public_html/pepak_sabda_org/modules/taxonomy/taxonomy.pages.inc on line 33.
Berisi berbagai tulisan yang membahas semua hal tentang metode mengajar dan hal-hal yang berhubungan dengan tugas guru dalam mengajar serta bagaimana meningkatkan ketrampilan guru dalam mengajar.
Minta Tuhan untuk memberikan kata-kata seperti yang Tuhan ingin
murid-murid dengarkan. Dia mengetahui kebutuhan mereka lebih
daripada yang Anda tahu. Biarkan Dia bekerja melalui Anda.
Mungkin akan sedikit menakutkan ketika kita diminta mendongeng
sebuah cerita. Hal pertama yang harus diingat adalah jangan panik.
Karena bisa jadi, Anda lebih berpengalaman daripada apa yang Anda
cemaskan. Hanya sedikit orang yang mencapai masa dewasanya tanpa
pernah mendengarkan cerita yang dibacakan untuk mereka, membaca
cerita sendiri, dan mungkin bercerita untuk orang lain. Pikirkan
bagaimana Anda menikmati sebuah gaya bercerita dan simpan hal itu
dalam pikiran selama Anda mempersiapkan diri Anda sendiri.
Mengajar cerita Alkitab merupakan suatu usaha untuk menyampaikan
berita sukacita Tuhan kepada anak-anak. Karena kemampuan anak untuk
memahami dan berkonsentrasi belum sebaik orang dewasa, pengajar
harus dapat menyampaikan cerita secara menarik. Itu sebabnya,
pelayanan terhadap anak menuntut kreativitas yang lebih besar
daripada pelayanan terhadap orang dewasa.
Secara garis besar, ada dua tahap utama dalam mengajar cerita
Alkitab, yaitu persiapan dan penyampaian.
Membaca berbagai cerita. Saat membaca, perhatikan bagaimana
beberapa penulis bercerita tentang telinga (ini adalah
cerita-cerita yang Anda inginkan), sedangkan penulis lainnya
bercerita tentang mata. Beberapa cerita modern pada umumnya
bersifat literal -- lebih menekankan gaya daripada plot/alur
ceritanya -- sedangkan penulis seperti Elie Wiesel dan Leo
Tolstoy menulis seperti cara kita berbicara.
Bila seseorang berkata: "Saya mau bercerita kepadamu" atau "Pada
zaman dahulu", kita langsung merasa tertarik, ada sesuatu yang
menarik perhatian kita. Bila kata-kata ini diungkapkan dalam acara
formal, kita melihat orang-orang menjadi santai dan kita bisa
merasakan adanya suatu harapan. Seperti yang dikatakan oleh J.R.R.
Tolkien, bahwa suatu cerita bisa "... membuat anak atau orang yang
mendengarnya ... menahan nafas, jantungnya berdebar-debar ...". Ini
memang benar, tetapi mengapa?
Ada banyak alasan untuk bercerita, dan kita perlu menghilangkan
anggapan seolah-olah bercerita itu hanya sebagai kegiatan anak-anak.
Secara tradisional, hal itu belum pernah terjadi.
Cerita-cerita menegaskan identitas kelompok. Mereka memenuhi
kebutuhan untuk mengetahui dan merasakan keberadaan kita sebagai
bagian dari suatu keluarga, bersatu melawan kesepian dan kerasnya
kehidupan.
Cerita membantu untuk menjawab pertanyaan fundamental kehidupan:
Siapakah saya? Di mana Tuhan berada?
Apakah mata murid-murid Anda tidak tertuju kepada Alkitab saat sesi
pembacaan Alkitab? Apakah anak yang Anda suruh membaca Alkitab,
membaca Alkitab dengan monoton? Berikut adalah beberapa ide untuk
membuat sesi pembacaan Alkitab menjadi hidup! Rencana, persiapan,
dan praktik akan memastikan bahwa Anda memperlakukan Alkitab dengan
benar, meski dengan cara yang inovatif.
Karena sebagian besar waktu anak dihabiskan dalam keluarga mereka,
guru sekolah minggu hendaknya bekerja sama dengan orang tua untuk
mengenalkan Alkitab kepada anak. Dalam pertemuan dengan orang tua
atau dalam kunjungan ke rumah anak, kita dapat memberikan
petunjuk-petunjuk berikut. ... baca selengkapnya »
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK
Komentar
Selamat Paskah 2025
'Melalui Dia, kamu menjadi percaya kepada Allah, yaitu Allah yang membangkitkan-Nya dari antara orang mati dan Allah yang memberikan kemuliaan kepada-Nya, supaya iman dan pengharapanmu adalah dalam Allah.' (1 Petrus 1:21)