Ada banyak alasan untuk bercerita, dan kita perlu menghilangkan
anggapan seolah-olah bercerita itu hanya sebagai kegiatan anak-anak.
Secara tradisional, hal itu belum pernah terjadi.
Cerita-cerita menegaskan identitas kelompok. Mereka memenuhi
kebutuhan untuk mengetahui dan merasakan keberadaan kita sebagai
bagian dari suatu keluarga, bersatu melawan kesepian dan kerasnya
kehidupan.
Cerita membantu untuk menjawab pertanyaan fundamental kehidupan:
Siapakah saya? Di mana Tuhan berada? Mengapa saya berada di sini?
Bagaimana saya bisa menyesuaikan diri dengan dunia ini? Kapan
keberhasilan datang? Apa yang terjadi sesudah saya meninggal
nanti?
Cerita mengobarkan emosi dan membantu untuk mengungkapkan
perasaan.
Cerita membantu kita memahami dunia dan membuka mata kita
terhadap ide-ide baru dari dunia luar.
Cerita bisa memperjelas aturan-aturan dalam suatu kelompok
masyarakat dan membantu anggota masyarakat dalam bersosialisasi.
Cerita memunyai tempat yang penting, setara dengan makanan,
minuman, air, udara, cinta, harapan, dan kepercayaan. Sungguh,
orang dewasa sangat memerlukan cerita untuk mengungkapkan
kesedihan, kebanggaan, kekhawatiran, dan ketakutan mereka.
Cerita memiliki kekuatan untuk menyembuhkan penyakit karena ia
menghilangkan segala prasangka dan kebencian.
Cerita memengaruhi cara berpikir.
Cerita membantu pendengar untuk memahami siapa si penutur cerita
karena sesungguhnya mereka mengungkapkan jati diri mereka sendiri
dengan bercerita.
Cerita membantu pendengar seakan-akan merasa selalu dijaga oleh
penutur cerita sebagai bagian dari kelompok atau keluarga.
Cerita menghibur kita dan bisa juga menjadi sarana untuk
belajar.
Cerita memungkinkan segala kesusahan atau hal yang tabu dapat
diekspresikan oleh para penutur cerita.
Cerita merangsang pikiran, imajinasi, percakapan, pemecahan, dan
tindakan.
Jika dikisahkan dengan penuh perasaan, suatu cerita bisa
meninggalkan kesan yang mendalam bagi pendengarnya dalam waktu
yang lama.
Cerita mendorong pendengar untuk terlibat di dalamnya dan
menjadi bagian dari cerita itu.
Cerita mengizinkan pendengarnya untuk mau mengakui dan
mengekspresikan emosi mereka dengan aman dalam suatu kelompok.
Cerita adalah sarana untuk menyampaikan informasi.
Cerita membantu kita untuk mengenali situasi orang lain dan mau
peduli, serta berempati dengan mereka.
Cerita dapat digunakan untuk menyiapkan orang dalam menghadapi
suatu peristiwa yang sulit atau tantangan hidup, misalnya
migrasi, perang, penyakit, dan kematian. Serta secara efektif
memperbaiki mental, fisik, dan kemampuan untuk menguasai emosi.
Cerita memberikan kesenangan.
Cerita memungkinkan si pencerita makin percaya diri dan memiliki
perasaan puas karena sudah memberikan yang terbaik bagi para
pendengarnya, apalagi kalau dikisahkan di hadapan banyak orang.
Cerita Biblis
Cerita dalam Kitab Suci menunjukkan bagaimana Tuhan berkarya
dalam kehidupan manusia dan akibat dari keterlibatan Tuhan
tersebut.
Cerita dalam Kitab Suci memungkinkan kita untuk menguji kehidupan
kita sendiri dan menghubungkannya dengan tokoh-tokoh yang ada
dalam cerita tersebut.
Cerita dalam Kitab Suci menunjuk pada Tuhan.
Cerita dalam Kitab Suci membantu kita untuk memahami kehidupan
abadi dengan suatu cara yang khas, hal yang tidak bisa ditemukan
dalam jenis cerita yang lain.
Cerita dalam Kitab Suci dapat menyentuh jiwa kita dan mendorong
perubahan dan pertumbuhan.
Cerita dalam Kitab Suci menyampaikan kebenaran biblis.
Cerita dalam Kitab Suci membantu memperdalam iman kepercayaan
kita kepada Tuhan yang menguasai dunia ini.
Cerita dalam Kitab Suci menawarkan harapan akan keselamatan.
Cerita dalam Kitab Suci mendorong kita untuk selalu memuji dan
memuliakan Tuhan.
Cerita dalam Kitab Suci meningkatkan semangat doa.
Cerita dalam Kitab Suci itu memiliki kekuatan karena berasal
dari Tuhan sendiri.
Cerita dalam Kitab Suci selalu mengundang respons kita.