Jenis Bahan PEPAK: Tips
Ada beberapa cara untuk kita dapat memasukkan aktivitas MENGGAMBAR ini dalam pengajaran firman Tuhan. Jika selama ini aktivitas menggambar cenderung mendapat tempat hanya sebagai kegiatan tambahan (ada bagus, tidak ada juga tidak apa), kali ini saya ingin mengajak anak-anak untuk bukan sekadar menambahkan aktivitas menggambar, melainkan menjadikan aktivitas menggambar tersebut sebagai bagian dari proses pembelajaran firman Tuhan. Tanpa aktivitas ini, proses belajar menjadi tidak lengkap atau sempurna.
-
Sebelum firman Tuhan disampaikan.
-
Pada saat atau di tengah-tengah penyajian firman Tuhan.
-
Setelah firman Tuhan disampaikan.
Jika menggambar dilakukan sebelum penyampaian firman Tuhan, tujuan aktivitas ini adalah sebagai pengantar atau persiapan bagi anak-anak untuk memasuki materi firman Tuhan.
Contoh: Yesus memanggil dua belas murid. Saat itu, saya mengajak anak-anak bermain tebak gambar. Setiap anak menerima satu kata dan masing-masing harus menggambarnya di papan tulis, sementara teman-teman harus menebaknya. Beberapa kata yang saya siapkan antara lain: perahu, jala, ikan, Yesus, uang koin, meja, danau. Kata-kata ini adalah kata-kata penting karena terkait dengan materi firman Tuhan yang hendak disampaikan. Ini adalah salah satu cara yang sangat sederhana, tetapi sangat menyenangkan untuk memulai sebuah cerita.
Jika menggambar dilakukan pada saat atau di tengah-tengah penyajian firman Tuhan, tujuan aktivitas ini adalah memberi penekanan atau fokus pada materi firman Tuhan tersebut. Biasanya, sementara anak-anak menggambar, saya tetap bercerita, terutama yang terkait dengan apa yang sedang mereka gambar tersebut. Jadi, sembari menggambar, anak-anak pun menerima informasi yang semakin menguatkan apa yang sedang mereka kerjakan.
Contoh: Pelarian Yakub. Aktivitas ini dilakukan di tengah-tengah cerita, saat sampai pada bagian mimpi Yakub (ada anak tangga yang menjulang tinggi ke langit, lalu malaikat naik turun). Saya hanya mengatakan bahwa Yakub BERMIMPI. Saya tidak menjelaskan atau menyebutkan mimpi Yakub tersebut. Saya meminta anak-anak untuk membuka kitab Kejadian, lalu menggambarkan isi mimpi Yakub tersebut pada kertas yang telah saya sediakan.
Segera setelah saya melihat anak-anak menemukan ayat yang dimaksud dan mulai menggambar, barulah saya melanjutkan cerita dengan menegaskan apa arti mimpi tersebut bagi Yakub.
Setelah memberi kesempatan beberapa menit lagi, barulah saya melanjutkan cerita perjalanan Yakub menuju rumah Laban.
Jika aktivitas menggambar dilakukan setelah firman Tuhan disampaikan, biasanya saya memberikan pilihan agar anak-anak menentukan sendiri adegan atau bagian firman Tuhan yang paling menarik perhatian mereka untuk mereka gambar. Dan, biasanya saya meminta anak-anak untuk menambahkan satu atau dua ayat firman Tuhan yang berkenaan dengan gambar mereka tersebut.
Ada anak yang hanya mau menggambar, tetapi tidak mau mewarnainya. Tidak apa-apa, biarkan saja! Sebab, tujuan kita bukan sekadar menyelesaikan aktivitas atau membuat aktivitas tampak seperti yang kita harapkan, melainkan agar anak-anak memiliki kesempatan untuk mengekspresikan dirinya SETELAH mendengar firman Tuhan.
Contoh: Imam Eli dan kedua anaknya, Hofni dan Pinehas. Beberapa anak -- karena sangat terkesan dengan garpu tiga gigi -- dengan antusias menggambar Hofni dan Pinehas sedang menusuk daging dengan garpu tiga gigi tersebut. Sebagian lagi lebih tertarik dengan Imam Eli yang jatuh dari kursi karena kaget mendengar berita tentang kedua anaknya yang meninggal. Untuk hasil karya anak, silakan lihat lampiran.
Contoh lain adalah perjalanan ke Emaus. Kali ini, pilihan anak-anak cukup beragam. Ada yang menggambar suasana di perjalanan, ada yang menggambar kedua murid saat bertemu Yesus, ada yang menggambar Yesus memecah roti, dan sebagainya. Gambar anak-anak pastilah bersumber dan dipengaruhi oleh apa yang mereka ketahui. Nah, dari sinilah kita bisa mengembangkan wawasan mereka dengan memberikan informasi tambahan.
Waktu itu, ada anak yang menggambar sawah, rumput, pegunungan, jalan, dan rumah seperti layaknya pemandangan alam pedesaan ala Indonesia. Saya menambahkan beberapa informasi kepada mereka dengan memperlihatkan gambar atau foto bahwa situasi di Tanah Israel pada masa itu sangatlah berbeda dengan lingkungan tempat kita tinggal di Indonesia. Alamnya berbeda, bentuk rumahnya pun berbeda, demikian juga dengan cara mereka berpakaian. Kita tidak perlu dan tidak boleh menyalahkan anak-anak karena mereka memang BELUM TAHU. Berangkat dari apa yang mereka gambar, kita bisa membawa mereka lebih jauh dan lebih dalam lagi untuk mengenal materi-materi firman Tuhan. Bahkan, membawa mereka lebih jauh lagi untuk mengenal latar belakang budaya, geografis, ataupun adat istiadat orang-orang Yahudi pada masa itu.
Nah, bagaimana? Apakah Anda sudah siap untuk menerapkan seni GAMBAR dalam proses pembelajaran di kelas Sekolah Minggu Anda? Selamat menggambar!
Diambil dan disunting dari:
Judul Buku | : | Creative Teaching di Sekolah Minggu |
Judul artikel asli | : | Yuk, Menggambar! |
Penulis | : | Meilania |
Penerbit | : | Gloria Graffa, Yogyakarta 2009 |
Halaman | : | 130 -- 133 |
Kategori Bahan PEPAK: Guru - Pendidik
- Login to post comments
- Printer-friendly version