Sekolah Minggu Sebagai Pusat Pembelajaran

Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Apakah cara terbaik untuk mengajarkan anak kecil mengendarai sepeda? Perlukah seorang guru meminta anak itu duduk menghadap mejanya untuk mengajari cara bersepeda? Perlukah dia memperlihatkan gambar orang yang sedang mengendarai sepeda dengan benar? Perlukah guru itu naik sepeda dan menunjukkan tekniknya sendiri? Barangkali hal-hal ini dapat sedikit membantu, tetapi kita tidak mungkin berharap bahwa sesudah itu anak akan langsung bisa menaiki kendaraan beroda dua dan mengayuhnya.

Metode yang paling efisien untuk belajar bersepeda adalah menaikinya dan mulai mengayuh. Awalnya, seorang anak mungkin memerlukan roda latihan serta seorang dewasa yang memunyai stamina yang cukup untuk berlari mendampinginya dan memegang sepeda itu dengan tegak. Akan tetapi, pada akhirnya anak itu akan menguasai cara bersepeda.

Apa perbedaan antara metode-metode pengajaran di atas? Perbedaan utamanya adalah anak tersebut belajar semaksimal mungkin dari stimulasi indrawi. Ia memperoleh isi pelajaran dengan lebih baik ketika metode-metode guru memikat indera-indera mereka. Saat kita mengatakan kepada anak cara bersepeda, kita hanya melibatkan indera pendengar. Saat kita mendemonstrasikannya, kita menambahkan indera penglihatan. Saat kita mengizinkan anak mencobanya, dia akan terlibat secara aktif dan akan berpartisipasi penuh dalam proses belajar. Pepatah lama mengatakan: "Saya mendengar dan saya lupa; saya melihat dan saya ingat; saya melakukan dan saya paham."

Metode belajar seperti ini adalah tujuan dari dibentuknya sebuah pusat pembelajaran dalam kelas. Dalam pendekatan ini, guru-guru menciptakan sebuah tempat yang menyediakan aktivitas-aktivitas yang dipilih dengan cermat untuk kelompok-kelompok kecil anak layan. Dengan sedikit bimbingan, anak-anak dapat belajar menemukan sesuatu sendiri. Aktivitas-aktivitas tersebut dibimbing oleh guru, tetapi tetap berfokus pada anak layan. Teknik ini sudah lama diterapkan di sekolah-sekolah negeri [di Amerika Serikat, Red.].

Bayangkanlah diri Anda sebagai seorang anak dalam kelas Anda di gereja. Apakah Anda terlibat dalam masalah bahkan sebelum kelas dimulai? Apakah waktu Anda duduk dan mendengarkan melampaui perhatian Anda dan kebutuhan fisik Anda? Apakah mata dan pikiran Anda melayang-layang? Apakah Anda memunyai keinginan untuk menggoda teman di depan Anda hanya karena Anda tidak dapat melakukan hal yang lebih menarik?

Sekarang bayangkan, sebagai seorang anak, Anda berjalan ke kelas dan diminta untuk memilih salah satu aktivitas yang menarik. Pada salah satu ujung ruangan, beberapa anak mengamati benda-benda alam di bawah mikroskop. Di tempat lain, anak-anak menyaksikan film dan mendengarkan narasi di "earphone" (alat pendengar). Di tempat lainnya lagi, anak-anak sibuk menyiapkan proyek seni yang nantinya akan digunakan sebagai alat bantu visual dalam pelajaran itu. Di tempat yang lain lagi, sekelompok anak yang sudah mampu membaca menggunakan kamus anak untuk menemukan arti kata-kata baru yang akan mereka jumpai dalam cerita Alkitab mendatang. Para guru dan asistennya berdiri untuk membimbing mereka ketika dibutuhkan dan mengarahkan percakapan sesuai dengan tujuan pengajaran. Ruangan tersebut dipenuhi dengan aktivitas-aktivitas yang teratur.

Nah, bukankah hal itu menarik -- dan edukatif -- untuk Anda?

Di bawah ini adalah beberapa aktivitas yang kami sarankan dalam pusat-pusat pembelajaran.

  • Seni: menggambar, melukis, poster, gambar, dan gambar abstrak.
  • Drama: naskah drama, pantomim, boneka-boneka, peralatan panggung, dan kostum.
  • Komunikasi: kelompok diskusi, wawancara, dan diskusi panel.
  • Menulis: puisi, surat, buku harian, dan kaset rekaman.
  • Penelitian: kamus anak, peta, foto film, dan video.
  • Dunia Allah: benda-benda alam, kaca pembesar, dan gambar-gambar yang edukatif.
  • Kehidupan rumah: peralatan rumah berukuran kecil, boneka, makanan, dan pakaian yang bagus.
  • Buku-buku: cukup ringan, tempat duduk yang nyaman, dan rak-rak buku.
  • Blok: blok-blok dari karton atau kayu dan gambar-gambar orang.
  • Puzzle: puzzle yang sederhana dan bertema; rak untuk puzzle.

Ada dua kriteria untuk memilih aktivitas dalam pusat pembelajaran, yaitu:

  1. Aktivitas-aktivitas tersebut sesuai dengan keperluan dan kemampuan anak layan.

  2. Aktivitas-aktivitas tersebut berpusat pada tujuan pengajaran dari pelajaran itu. Barangkali, beberapa pusat pembelajaran tidak mengubah durasi unit pelajaran, sedangkan yang lain berubah-ubah tiap minggunya. Setiap pusat pembelajaran perlu direncanakan dan dijadwalkan terdahulu. Setiap aktivitas perlu dibatasi menjadi sejumlah kecil anak layan.

Pusat pembelajaran dapat dipakai pada awal pelajaran untuk menstimulasi minat anak. Pusat pembelajaran juga dapat digunakan pada akhir pelajaran untuk menguatkan serta mengulas kembali pelajaran. Guru-guru perlu siap dengan pertanyaan-pertanyaan stimulasi untuk mengarahkan percakapan seputar aktivitas tersebut. Bagus sekali jika Anda ingat bahwa semakin muda umur anak layan, semakin banyak mereka akan meluangkan waktu untuk aktif berpartisipasi, daripada duduk dan mendengarkan.

Dalam sesi mengajar, kita perlu menggabungkan pelajaran Alkitab dan aktivitas-aktivitas yang murid-sentris yang menerapkan pelajaran tersebut secara langsung. Hal ini tidak hanya akan membantu anak layan mengerti firman Tuhan, tetapi juga membantu memotivasi mereka untuk menerapkannya dalam pengalaman mereka sehari-hari. Simaklah metode-metode pengajaran yang dipakai Yesus. Walaupun dia menerapkan metode mengajar, dia biasanya menyeimbangkan konsep pengajaran tersebut dengan aktivitas yang berkaitan dengan pengajaran-Nya. Saat mereka berkumpul untuk mengadakan perjamuan akhir bersama-sama, kaki para murid dicuci oleh Tuhan dan Guru mereka. Kristus menjalankan tugas rendahan ini -- tugas yang biasanya dikerjakan oleh pembantu -- untuk memberikan mereka "suatu teladan..., supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu" (Yohanes 13:15).

Mari kita ikuti teladan Yesus -- mari kita menyediakan aktivitas-aktivitas yang menarik untuk para anak layan kita -- aktivitas pembelajaran yang membuat mereka belajar banyak hal. Kemudian, barangkali keajaiban yang diperlukan untuk memotivasi beberapa murid hanyalah sesederhana menjadikan sekolah minggu sebagai sebuah pusat pembelajaran. (t/Uly)

Diterjemahkan dan disunting dari:

Kategori Bahan PEPAK: Pelayanan Sekolah Minggu

Sumber
Judul Artikel: 
Learning Centers
Judul Buku: 
The Complete Handbook for Children Ministry
Pengarang: 
Dr. Robert J. Choun dan Dr. Michael S. Lawson
Halaman: 
181 -- 184
Penerbit: 
Thomas Nelson Publisher