Cara Menyusun Pelajaran :
- Persiapan yang mendadak, karena pengajar yang bertugas mendadak tidak dapat datang, hal semacam ini mempunyai kebaikan, juga keburukan. Kebaikan : Supaya murid tidak memandang rendah pengajar.
- Persiapan menurut urutan.
- Menurut urutan kebenaran. Kebenaran-kebenaran yang akan diajarkan harus dikenal dahulu secara menyeluruh lalu disusun secara urutannya, harus disesuaikan dengan daya penerimaan murid dan bersandar pada pempinan Roh Kudus. Dalam pelajaran ini harus memakai cerita-cerita atau perumpamaan, supaya mudah diterima murid dan tidak membosankan.
- Menurut urutan sejarah. Cara ini menurut peristiwa sejarah, kita menceritakan peristiwa-peristiwa, fakta-fakta menurut waktu. Tentunya dalam cerita ini adalah mengandung kebenaran dan pengajaran. Cara ini mudah diterima murid, tetapi susunan kebenarannya kurang sempurna urutannya.
- Menurut dasar Ilmu Jiwa. Cara ini harus mendalam menyelidik ilmu jiwa anak-anak dulu dan mempelajari sungguh-sungguh, supaya dapat menguasai daya khayal murid, dan harus disesuaikan dengan pengalaman kehidupan anak- anak.
- Persiapan pokok pelajaran:
- Nats Alkitab.
- Menurut urutan yang teratur.
- Jangan terlalu pendek dan terlalu panjang.
- Harus banyak membaca dan hafal ayat Alkitab.
- Mengenai pelajaran doktrin harus disesuaikan dengan Firman yang bersangkutan. Jangan sembarangan mengambil ayat-ayat Alkitab yang tidak bersangkutan dan menerangkan kebenaran Alkitab dengan kesalahan.
- Judul.
- Jika sukar mendapatkan judul berdoalah.
- Lebih baik mencari perkataan dari ayat-ayat Alkitab.
- Judul jangan terlalu panjang, harus disingkat, bersifat rohani dan jangan terlalu umum.
- Harus yang menarik, supaya murid tertarik.
- Tujuan / Pokok Pelajaran:
- Tujuan/pokok pelajaran harus sesuai judul.
- Harus mempunyai hubungan dengan anak-anak.
- Harus murni dan jelas.
- Jangan memberi terlalu banyak pelajaran dan permintaan yang terlalu tinggi terhadap murid. Cukup satu judul dan satu tujuan/ pokok pelajaran supaya murid dapat mengerti dan mudah menerima.
- Harus cukup jelas dan mudah diingat-ingat.
- Jangan terlalu banyak pembagian-pembagian.
- Pembagian besar dan kecil harus mempunyai hubungan dan sesuai dengan judul.
- Bagian yang penting harus menuju yang tertinggi (klimak)
- Pada tiap bagian harus diberi judul/tanda, alat apa yang akan dipergunakan, cerita apa, contoh apa, pertanyaan apa yang akan dipakai.
- Penutup
- Penutup harus singkat dan jelas.
- Harus mudah dimengerti.
- Setelah mencapai tujuan, harus segera menutup. Jika tidak akan memecah perhatian murid-murid.
- Diakhiri dengan doa untuk menekankan kembali pelajaran tersebut dalam hati murid.
- How to stand up.
- How to speak up.
- How to shut up.
- Pendahuluan
- Pendahuluan harus pendek, sederhana dan menyenangkan anak.
- Untuk pendahuluan boleh dipakai kata-kata yang menarik perhatian murid.
- Pendahuluan harus dapat menyatakan kebenaran dan pemusatan pemikiran murid sehingga menimbulkan rangsangan.
- Boleh memakai beberapa pertanyaan.
- Harus banyak memakai daya khayal.
Keburukan: Tidak dapat memberikan kesan yang mendalam pada anak-anak.
Kita harus sering memikirkan dengan cara bagaimanakah kita harus bercerita, supaya dapat meninggalkan kesan dalam pikiran murid dan dapat mempengaruhi hidup mereka. Tujuan/pokok pelajaran bukanlah untuk diucapkan saja tetapi supaya murid-murid dapat juga mendapatkan sendiri.
Yang harus diperhatikan:
Garis besar cerita:
Yang terpenting ialah bahwa kalimat-kalimat penutup dapat mencapai tujuan, sebab itu:
** Siapakah sesamamu manusia?
** Perbuatlah demikian!
** Yang berkata dengan engkau itulah sesamamu manusia.
Untuk penginjil dan pengajar penting untuk diperhatikan:
Fungsi dari pendahuluan ialah sebagai jembatan dari pengajaran/ kebenaran. Sebab itu banyak memikirkan memilih yang sesuai. Pengajar harus terlebih dahulu mengerti pelajaran apa yang akan disampaikan supaya dari pelajaran ini didapatkan titik pemandangan dan dari titik pemandangan di dapat titik permulaan. Itulah sebagai pendahuluan.
Harus diperhatikan:
- Printer-friendly version
- Login to post comments