NO | ||
1. | Hanya suara pengkotbah | Ada suara murid yang bertanya jawab. |
2. | Hanya mementingkan berceramah, menerangkan kebenaran. | Harus memperhatikan penerimaan murid, supaya yang diajarkan dapat diterima dan dimengerti. |
3. | Hanya mempunyai kewajiban | Selain bersedia juga harus dapat menerangkan sejelas-jelasnya supaya dimengerti, dan dapat dilaksanakan murid-murid. |
4. | Tidak diuji/ditanya kembali | Ada ujian supaya diketahui derajat murid (dapat/tidaknya ditangkap) |
5. | Tidak ada urutan, tidak ada ketentuan yang teratur | Harus ada ketentuan yang baik dan teratur. |
Pengajar harus tahu apa yang diajarkan, bahwa ia harus lebih banyak mengetahui dari orang yang diajar. Sebab itu harus lebih banyak menyelidiki Firman Tuhan, sehingga dapat memberi jawaban yang memuaskan bagi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh murid-murid.
Seorang murid harus mempunyai gairah untuk memperhatikan pelajaran yang diberikan. Maka pengajar harus dapat menguasai pikiran murid, perasaan hati, gairah dan daya pemusatan murid. Untuk menguasai daya pemusatan murid harus diperhatikan beberapa hal:
Bahasa adalah pengantar antara pengajar dan murid dalam pelajaran. Sebab itu bahasa mengajar harus disesuaikan dengan bahasa murid. Pengajar harus memakai bahasa murid, singkat, jelas, mudah dimengerti dan kalimat langsung. Juga sering menguji murid apakah bisa dimengerti.
Harus memakai cara yang teratur dan sistematis. Membangun pelajaran yang baru diatas pelajaran yang lama. Berdasarkan kebenaran lama yang telah diterimanya, diberikan kebenaran baru. Jika mereka belum mengerti kebenaran yang lama, maka mereka sukar untuk mengerti kebenaran yang baru. Jika hal demikian terus berlangsung, maka murid tersebut makin lama, makin mengalami kesukaran sehingga menghilangkan gairah belajar.
Supaya murid-murid bukan saja mendapat tetapi juga dapat menemukan kebenaran sendiri, hingga otomatis bisa mempelajari sendiri. Pengajar harus memimpin murid-murid untuk belajar sendiri, mencari kebenaran sendiri serta mengembangkan kebenaran itu. Dengan demikian mengajar mereka untuk mempraktekkan kebenaran dalam hidup mereka.
Kebenaran yang dipelajari murid-murid haruslah hidup di dalam hatinya dan menjadi bagian dalam hidupnya. Seorang murid harus menerima kebenaran secara membabi buta, secara sadar dan mengerti dan dilaksanakan dalam hidupnya. Jadi kebenaran yang mereka terima harus: dimengerti, diterima, dilaksanakan.
Ujian dapat meneguhkan pekerjaan pendidikan. Belajar dapat mencapai pengertian terhadap kebenaran yang baru, supaya dapat mengingat dengan sempurna atas pelajaran-pelajaran yang telah dipelajari.
Hasil dari pengajar bukan hanya bersandar atas cara dan bahan-bahan. Karena cara hanyalah alat untuk mencapai tujuan mengajar. Cara tidak dapat menyelamatkan jiwa. Jika pengajar hanya bersandar atas pengetahuan ilmu jiwa, cara dan pengalaman, maka pekerjaan ini tidak akan menyelamatkan jiwa anak. Cara ini harus diserahkan kepada Roh Kudus. Sebab itu dalil dari mengajar hanyalah bersandar atas penyertaan Roh Kudus. Zakaria 4:6. Cara dapat dan harus dipakai, tetapi tidak harus semata-mata bersandar atasnya dan terlebih lagi tidak boleh dimegahkannya.
Dr. Benson berkata: "Tidak ada seorang seperti Yesus yang demikian amat mementingkan cara mengajar dan tidak ada seperti Yesus yang seluruhnya bersandar akan Roh Kudus. Meskipun Yesus tidak menuliskan buku pelajaran tentang cara mengajar, tetapi dari pengajaran-pengajaranNya ternyata Ia adalah pengajar yang paling besar dan mempunyai cara mengajar yang paling baik dan paling berwibawa.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK