Empati adalah suatu kemampuan untuk memahami bagaimana orang lain merasakan suatu keadaan. Bagaimana dan kapan anak-anak membangun kemampuan ini?
Empati adalah suatu keterampilan yang pada umumnya tidak dipelajari oleh anak-anak sampai mereka berusia setidaknya empat tahun. Awal masa prasekolah bisa menjadi masa yang sulit bagi anak-anak karena mereka masuk ke dunia bermain dan sekolah di mana mereka harus siap untuk bergaul dengan teman-teman sebaya mereka.
Bermain dan belajar! Sering kali, anak-anak tidak memerhatikan nilai pembelajaran yang didapatkan secara langsung dalam suatu permainan, namun anak-anak tetap bersemangat dalam mengikuti permainan karena mereka menikmati permainan itu. Permainan yang berkaitan dengan Alkitab merupakan alat yang sangat membantu untuk melibatkan anak-anak ke dalam suatu cara yang menyenangkan untuk menemukan, menggunakan, dan mengingat kebenaran-kebenaran dan ayat-ayat Alkitab.
Contoh:
Memadankan kata-kata dalam
Oleh: Davida Welni Dana
Menulis merupakan cara ampuh untuk menanamkan sesuatu hal dalam ingatan manusia. Dengan menulis, manusia dapat menyimpan sebuah informasi tidak hanya dalam ingatan jangka pendeknya (short-term memory), tetapi juga dalam ingatan jangka panjangnya (long-term memory). Berikut berbagai kreativitas kegiatan menulis dalam sekolah minggu yang dapat digunakan para pelayan anak yang akan menggunakan kreasi menulis dalam proses belajar mengajar di sekolah minggu.
Menuliskan kembali
Kreasi ini mengajak anak untuk mengembangkan keterampilannya dalam menyimak, menulis, bernalar, dan berimajinasi tanpa keluar dari konteks Alkitab.
Urutan kegiatan:
Guru mempersiapkan kertas dan alat tulis bagi anak-anak.
Anak-anak mempersiapkan diri dengan alat tulis.
Guru menyampaikan cerita secara lisan.
Anak-anak menyimak cerita dan tidak diperbolehkan mencatat.
Guru mengakhiri cerita.
Hidup Ini Adalah Panggung Drama
Memang benar! Hidup kita berisi keputusan-keputusan yang lucu dan dramatis, dan juga kesulitan dalam relasi dan masalah. Kita semua adalah "pemain"nya di dunia ini. Drama adalah salah satu dari berbagai teknik belajar yang akan menolong kita mengetahui apa saja yang tertulis dalam Alkitab yang berkaitan dengan hidup kita. Singkatnya, aksi dan reaksi. Aktivitas-aktivitas dan latihan-latihan dramatis akan menolong kita dalam menghadapi keputusan dan masalah
Parade Dialog Kreasi ini mengajak anak-anak untuk aktif mengikuti cerita dengan cara membaca dialog yang sudah dibuat guru. Anak-anak akan memerankan tokoh-tokoh cerita dengan cara membaca teks yang diperankannya (seusia naskah). Kreasi ini menarik karena menuntut anak berkonsentrasi pada cerita dan turut aktif terlibat dialog dalam cerita.
Urutan Kegiatan: Guru membuat naskah dalam bentuk dialog para tokoh yang ada dalam cerita dan memberikannya kepada setiap anak.
Sejak dini, anak layan kita perlu mendapatkan perhatian khusus sehingga apa yang menjadi kelemahan mereka, seperti takut dan kuatir, dapat sedikit demi sedikit bisa ditanggulangi. Salah satu hal yang bisa kita lakukan adalah membangun kekuatan pada anak. Mengapa hal ini sangat penting? Alasannya bisa Anda dapatkan di dalam artikel berikut ini. MEMBANGUN BERDASARKAN KEKUATAN ANAK, MEMBANTU DIA UNTUK MENGATASI KELEMAHAN Bayangkanlah sebuah atap dengan tiang penopang yang sudah busuk.
Dari artikel utama di atas, orang tua dan pendidik diajak untuk menelusuri tentang bagaimana langkah proaktif yang bisa diambil dari kasus anak yang mengalami kekuatiran akan kegagalan. Selanjutnya bagaimana dengan anak yang menghadapi ketakutan? Apa yang bisa dilakukan dalam menolong mereka? Tips berikut kiranya akan semakin memberkati Anda.
Para pelayan anak, pendidik, maupun orang tua, mungkin mendapati kendala saat anak tersebut sudah tidak semangat di dalam belajar. Kali ini, redaksi memberikan tips yang sekiranya bisa memberikan solusi atas masalah tersebut. MENYEMANGATI ANAK-ANAK UNTUK BELAJAR Ada hubungan langsung antara semangat anak-anak untuk belajar dan keefektifan dari proses belajar. Bagaimana kita bisa memotivasi anak-anak untuk belajar? Pertimbangkan saran-saran berikut ini untuk memotivasi anak-anak.
PANDANGAN ANAK Saat bertanya bagaimana orang dewasa merangkul dan memotivasi mereka, anak-anak usia SD merespons demikian:
"... ngobrollah denganku seperti seorang teman, jangan anggap aku anak-anak." "... peluk aku." "... buatkan aku kue." "... bermainlah denganku." "... ajak aku jalan-jalan." "... cobalah untuk mengerti aku." "... dengarkan aku saat aku bicara." Kata-kata bisa menyembuhkan, tapi juga bisa menyakiti. Kata-kata