Ide-Ide dalam Menggunakan Drama


Jenis Bahan PEPAK: Tips

Hidup Ini Adalah Panggung Drama Memang benar! Hidup kita berisi keputusan-keputusan yang lucu dan dramatis, dan juga kesulitan dalam relasi dan masalah. Kita semua adalah "pemain"nya di dunia ini. Drama adalah salah satu dari berbagai teknik belajar yang akan menolong kita mengetahui apa saja yang tertulis dalam Alkitab yang berkaitan dengan hidup kita. Singkatnya, aksi dan reaksi. Aktivitas-aktivitas dan latihan-latihan dramatis akan menolong kita dalam menghadapi keputusan dan masalah

Hidup Ini Adalah Panggung Drama

Memang benar! Hidup kita berisi keputusan-keputusan yang lucu dan dramatis, dan juga kesulitan dalam relasi dan masalah. Kita semua adalah "pemain"nya di dunia ini. Drama adalah salah satu dari berbagai teknik belajar yang akan menolong kita mengetahui apa saja yang tertulis dalam Alkitab yang berkaitan dengan hidup kita. Singkatnya, aksi dan reaksi. Aktivitas-aktivitas dan latihan-latihan dramatis akan menolong kita dalam menghadapi keputusan dan masalah kita. Perspektif baru bisa diperoleh dengan menempatkan diri kita dalam situasi dan perasaan lain, atau dari melihat orang lain melakukan hal-hal yang biasa kita lakukan. Aksi dan reaksi dapat sangat menolong dan menyenangkan, memberikan pilihan-pilihan yang jelas yang berkaitan dengan perbuatan kita sehari-hari.

Kata-Kata yang Sama, Tetapi Berbeda Arti

Nama Tuhan memiliki ejaan yang berbeda-beda dan arti yang bervariasi, namun semuanya merujuk pada Tuhan. Kata "kasih" (love), dalam bahasa Yunani memiliki ejaan dan arti yang berbeda, tetapi semuanya berarti kasih. Anda kesulitan untuk mengajarkannya?

Cobalah cara berikut ini (untuk kelas besar/remaja):

Gunakan kata-kata berikut ini: tenda, rusun (rumah susun), rumah, apartemen, kondominium, kediaman. Kata-kata itu semuanya berarti tempat untuk tinggal.

Cara Bermain:

  1. Ajaklah para murid untuk memberikan empat pasang kata dan Anda menuliskannya di papan tulis atau kertas besar yang ada di kelas.

  2. Pilihlah dua sukarelawan untuk berimprovisasi dengan kata-kata itu.

    Mintalah kepada mereka untuk membuat suatu situasi yang bisa terjadi di tempat kerja, rumah, atau sekolah. Mereka harus berbicara dan memperagakannya. Pastikan setiap kata digunakan dalam sesi itu. Seseorang harus menjadi orang yang antagonis (jahat) dan yang lainnya protagonis (baik hati). Beri mereka sedikit waktu untuk merencanakannya terlebih dahulu. Jagalah supaya tetap mudah dan menyenangkan. Buatlah beberapa peraturan yang berkaitan dengan bagaimana mereka seharusnya bertindak supaya terlihat alami/tidak kaku.

  3. Teruskan memilih pasangan untuk berimprovisasi.

  4. Akhiri dengan kata-kata positif, seperti mengampuni, memahami, menerima, tidak kasar.

  5. Setelah itu, diskusikan bagaimana Alkitab bisa menggunakan teknik ini untuk menjelaskan nama-nama Tuhan, arti dari kasih, dan konsep-konsep lain. (Yesus tiga kali berkata kepada Petrus, "Gembalakanlah domba-domba-Ku.")

Memperagakan Tanpa Berkata-Kata (untuk Segala Umur)

Berikut beberapa ide untuk menggunakan drama tanpa ada dialog:

  1. Pilihlah cerita Alkitab yang dramatis dan singkat. Mintalah satu hingga tiga peserta berpantomim sambil narator membacakan cerita Alkitab itu. Contoh: Hagar dan Ismael, Petrus melarikan diri dari penjara, Yesus meredakan angin ribut.

  2. Tambahkan musik dan konflik dalam ide di atas. Contoh lain: dirham (koin) yang hilang, membangun rumah di atas pasir atau batu, lidah-lidah api.

  3. Gunakan "tebak-tebakan" dengan cara yang bervariasi; memperagakan salah satu "Buah Roh" dari Galatia 5, memperagakan salah satu cara yang Tuhan pilih untuk berbicara dengan orang-orang pada zaman Alkitab (semak yang terbakar, menulis di dinding, keledai, dsb.), memperagakan salah satu perumpamaan Yesus (penabur benih, orang Samaria yang baik hati, anak yang bengal, dsb.). Tulislah situasi-situasi yang diperankan itu dalam kertas yang dilipat. Masing-masing peserta mengambil satu dan memeragakannya dalam satu menit.

  4. Berikut ini adalah pilihan untuk remaja dan yang lebih dewasa: Pelajarilah dengan sungguh-sungguh satu pasal Alkitab yang paling terkenal. Separuh dari waktu dalam kelas digunakan untuk menulis narasi dan dialog, dan kemudian merekamnya. Paruh waktu kelas yang kedua digunakan untuk memperagakannya dengan menggunakan "lip synchs" untuk menyuarakan kata-katanya. Contoh: Ananias dan Safira, Firaun dan tulah-tulah. Metode yang sama juga bisa digunakan untuk memperagakan drama saat ini.

Memperagakan dengan Berkata-Kata

Berikut beberapa cara menggunakan drama untuk melihat kembali apa yang sudah dipelajari sebelumnya.

  1. Bagilah dalam kelompok-kelompok. Setiap kelompok meninjau ulang bahan-bahan yang dipelajari dan kemudian membuat tulisan untuk iklan di radio yang isinya menyampaikan pesan inti. Minta supaya mereka meringkas pesan inti menjadi slogan pendek dan menarik. Buatlah iklan yang dipenuhi dengan slogan ini. Beri waktu kepada tiap kelompok untuk mempraktikkannya dan kemudian membagikan iklan mereka kepada seluruh peserta di kelas. Bila masih ada waktu, setiap kelompok bisa merekam iklan itu sendiri dan memutarnya kembali sekali-kali.

  2. Buatlah siaran berita tentang peristiwa yang telah dipelajari. Minta setiap anak menyiapkan diri untuk mewawancarai tokoh utama yang ada di Alkitab. Tulislah beberapa dari isinya dalam bentuk cerita berita singkat. Untuk variasinya, tambahkan laporan mengenai cuaca, olahraga, dan satu atau dua iklan. Bila kelompok Anda terlalu besar, pecahlah menjadi kelompok-kelompok kecil lagi dan berikan bagian yang berbeda untuk tiap kelompok. Mungkin perlu seluruh jam pelajaran untuk melakukan hal ini, khususnya bila Anda harus memilih untuk merekamnya dan kemudian memutarnya kembali.

Musik yang Tercipta dari Perjuangan dan Rasa Sakit
(Ide dramatis untuk guru yang teorganisir dan berpikir ke depan.)

Kebanyakan musik Kristen ditulis berdasarkan pengalaman pahit yang membantu seseorang bertumbuh. Mengapa kebenaran-kebenaran Kristen tidak diajarkan berurutan di dalam kelas dengan cerita-cerita yang tidak langsung mengenai himne favorit dan musik Kristen kontemporer? Kebanyakan gereja dan perpustakaan pendeta memunyai satu buku himne, yang sarat makna di balik penulisan himne itu. Para murid juga bisa menemukan beberapa pengalaman yang penuh perjuangan dan kesulitan yang mendorong ditulisnya lagu-lagu kontemporer. Mereka bisa membaca majalah-majalah musik kristen atau bahkan mencoba menulis komposisinya sendiri (rekaman bisa dijadikan bisnis). Berikut langkah-langkahnya:

  1. Adakan penelitian atau menghubungi satu atau beberapa artis untuk menanyakan beberapa hal detail mengenai sejarah kata-kata dalam suatu lagu atau himne.

  2. Masing-masing kelompok kemudian menuliskan ini ke dalam suatu skenario dan percakapan. Pastikan peragaannya membangun sebuah klimaks dinamis melalui konflik rohani dan keputusan-keputusan emosional.

  3. Naskah ditulis beberapa kali supaya alur cerita akurat dengan pilihan kata yang jelas dan ringkas.

  4. Tulisan itu diakhiri dengan lagu (biasanya dinyanyikan oleh anggota kelas dan/atau penonton).

  5. Lanjutkan kegiatan ini dengan pembacaan ayat Alkitab yang sesuai, yang menunjukkan bagaimana orang-orang pada zaman Alkitab menghadapi perjuangan dan luka yang sama.

  6. Bagilah tugas dan bacalah skenarionya di depan kelas, atau lebih baik, duduklah di bangku dan bacalah skenarionya untuk seluruh penonton. (t/Ratri)

Kategori Bahan PEPAK: Metode dan Cara Mengajar

Sumber
Judul Artikel: 
Ideas for Using Drama
Judul Buku: 
Super Sunday School Source Book
Pengarang: 
Tidak dicantumkan
Halaman: 
87 -- 88
Penerbit: 
David C. Cook Publishing Co.
Kota: 
Illinois
Tahun: 
1989

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar