Pasal VI-Susunan Sekolah Minggu, Syarat-syarat Pengajar, Petunjuk-petunjuk bagi Pengajar dan Persiapan bagi Pengajar
Wed, 05/07/2008 - 12:43 — admin
A. Susunan Sekolah Minggu :
Pendeta (penasehat/pengawas)
Ketua Sekolah Minggu (dipilih)
Para Pengajar
Penulis
Pembantu Umum
Pemimpin Nyanyian.
B. Syarat-syarat Pengajar Sekolah Minggu:
Hidupnya telah dilahirkan baru, hidup sebagai orang Kristen
yang sungguh-sungguh. Mustahil bila hidupnya belum dilahirkan
pula dapat mengeluarkan hasil (berbuah). Hidup kekristenan
lebih penting daripada gelar-gelar, kedudukan dan sebagainya.
Sedikit pengajar yang telah diselamatkan adalah lebih baik
daripada sejumlah pengajar yang belum dilahirkan baru dan
diselamatkan.
Pribadinya harus menuntut kesucian. Seorang pengajar yang
berhasil bukan semata-mata karena petah lidahnya, melainkan
melalui pribadi pengajar. "It is not what you say or do, but
what you are."
Harus bersumber pada Alkitab apa yang kita kabarkan tentang:
`Kebenaran Allah`. Alkitab setiap hari harus direnungkan,
dipercaya, dan dijalankan. Karena Firman Tuhan mempunyai Kuasa.
Tentang Pekerjaan:
Harus penuh kasih. Kasih memberikan kesabaran, baru dapat
mengatasi segala kesukaran dan tahan menghadapi segala
sesuatu. Bila ada kasih dapat mengatur orang lain. Hanya
dengan kasih pekerjaan kita dapat dilaksanakan. Tidak ada
barang sesuatu yang dapat menggantikan kedudukan kasih ini.
"SESEORANG YANG TIDAK MEMPUNYAI KASIH TERHADAP ANAK, DIA
TIDAK LAYAK JADI PENGAJAR SEKOLAH MINGGU"
Harus mempunyai tanggung jawab:
Kita harus senantiasa mempunyai gairah terhadap anak-anak,
setiawan terhadap pekerjaan dan kewajiban. Mengetahui dan
mempelajari tentang ilmu jiwa anak-anak dan cara mengajar.
C. Petunjuk-petunjuk bagi pengajar :
Terhadap anak harus mempunyai gairah yang tidak putus-putusnya,
dan selalu ingin mengetahui dan menyelami jiwa mereka.
Harus memasuki dunia anak-anak, menjadi sahabat anak-anak; dan
belajar bahasa anak-anak.
Harus melayani dengan rajin, tekun dan sabar, kita menaburkan
benih jangan tergesa-gesa hendak lekas menuai hasilnya.
Jangan pilih kasih diantara anak-anak (membedakan satu dengan
yang lain, baik dalam apa saja) sekali-kali kita jangan
mengabaikan yang miskin, wajahnya yang jelek, maupun yang
lemah sarafnya.
Harus mempunyai iman, pengetahuan, perbuatan yang layak,
perkataan yang murni. Jangan cepat-cepat mengeluarkan kata
ancaman, janji-janji dan sebagainya. Apa yang pernah diucapkan
harus ditepati.
Harus mendidik anak-anak itu dengan akal budi (keras pada
tempatnya).
Pakaian pengajar harus bersih, rapi, sederhana.
Pengajar harus datang seperempat jam sebelum kebaktian anak-anak
dimulai.
Pengajar jangan mengkritik pengajar lain dihadapan anak-anak.
Kalau menghadapi keadaan yang krisis/kacau pengajar harus dengan
tenang dan bijaksana mengatasinya.
D. Persiapan bagi pengajar :
Harus banyak membaca, menyelidiki Alkitab, melihat tafsir
Alkitab, sejarah Alkitab, Ilmu Bumi Alkitab, Latar Belakang
ceritera Alkitab, adat istiadat bangsa pada waktu itu.
Harus mempelajari cara mengajar sehingga lebih mengetahui
kebutuhan mereka menurut umur mereka.
Cara mengamati dan menyelidiki sendiri hidup anak-anak. Cara
ini paling praktis untuk menyelidiki sendiri hidup
anak-anak, tetapi juga paling sempit lingkungannya.
Cara mengingat pengalaman masa kecil, cara ini praktis, tetapi
sangat sempit dan ceroboh. Sebab keadaan latar belakang mereka
belum tentu sama dengan latar belakang pengajar.
Cara menyelidiki melalui buku-buku ilmu jiwa, cara ini baik;
tetapi tidak praktis. Jika memakai cara ini, jangan hanya
membaca satu buku tentang ilmu jiwa melainkan harus membaca
banyak buku-buku dan mempertimbangkan sendiri, sebenarnya
cara ini adalah cara terbaik.
Harus banyak berdoa minta hikmat dan kuasa dari atas.
Harus setia menyediakan pelajaran, memakai banyak waktu untuk
memikirkan dan menyelidiki Alkitab.
Harus benar-benar mengenal tujuan mengajar Sekolah Minggu.