Pasal VI-Susunan Sekolah Minggu, Syarat-syarat Pengajar, Petunjuk-petunjuk bagi Pengajar dan Persiapan bagi Pengajar

A. Susunan Sekolah Minggu :

  1. Pendeta (penasehat/pengawas)
  2. Ketua Sekolah Minggu (dipilih)
  3. Para Pengajar
  4. Penulis
  5. Pembantu Umum
  6. Pemimpin Nyanyian.

B. Syarat-syarat Pengajar Sekolah Minggu:

  1. Hidupnya telah dilahirkan baru, hidup sebagai orang Kristen yang sungguh-sungguh. Mustahil bila hidupnya belum dilahirkan pula dapat mengeluarkan hasil (berbuah). Hidup kekristenan lebih penting daripada gelar-gelar, kedudukan dan sebagainya. Sedikit pengajar yang telah diselamatkan adalah lebih baik daripada sejumlah pengajar yang belum dilahirkan baru dan diselamatkan.
  2. Pribadinya harus menuntut kesucian. Seorang pengajar yang berhasil bukan semata-mata karena petah lidahnya, melainkan melalui pribadi pengajar. "It is not what you say or do, but what you are."
  3. Harus bersumber pada Alkitab apa yang kita kabarkan tentang: `Kebenaran Allah`. Alkitab setiap hari harus direnungkan, dipercaya, dan dijalankan. Karena Firman Tuhan mempunyai Kuasa.
  4. Tentang Pekerjaan:
    1. Harus penuh kasih. Kasih memberikan kesabaran, baru dapat mengatasi segala kesukaran dan tahan menghadapi segala sesuatu. Bila ada kasih dapat mengatur orang lain. Hanya dengan kasih pekerjaan kita dapat dilaksanakan. Tidak ada barang sesuatu yang dapat menggantikan kedudukan kasih ini. "SESEORANG YANG TIDAK MEMPUNYAI KASIH TERHADAP ANAK, DIA TIDAK LAYAK JADI PENGAJAR SEKOLAH MINGGU"
    2. Harus mempunyai tanggung jawab:
    3. Kita harus senantiasa mempunyai gairah terhadap anak-anak, setiawan terhadap pekerjaan dan kewajiban. Mengetahui dan mempelajari tentang ilmu jiwa anak-anak dan cara mengajar.

C. Petunjuk-petunjuk bagi pengajar :

  1. Terhadap anak harus mempunyai gairah yang tidak putus-putusnya, dan selalu ingin mengetahui dan menyelami jiwa mereka.
  2. Harus memasuki dunia anak-anak, menjadi sahabat anak-anak; dan belajar bahasa anak-anak.
  3. Harus melayani dengan rajin, tekun dan sabar, kita menaburkan benih jangan tergesa-gesa hendak lekas menuai hasilnya.
  4. Jangan pilih kasih diantara anak-anak (membedakan satu dengan yang lain, baik dalam apa saja) sekali-kali kita jangan mengabaikan yang miskin, wajahnya yang jelek, maupun yang lemah sarafnya.
  5. Harus mempunyai iman, pengetahuan, perbuatan yang layak, perkataan yang murni. Jangan cepat-cepat mengeluarkan kata ancaman, janji-janji dan sebagainya. Apa yang pernah diucapkan harus ditepati.
  6. Harus mendidik anak-anak itu dengan akal budi (keras pada tempatnya).
  7. Pakaian pengajar harus bersih, rapi, sederhana.
  8. Pengajar harus datang seperempat jam sebelum kebaktian anak-anak dimulai.
  9. Pengajar jangan mengkritik pengajar lain dihadapan anak-anak.
  10. Kalau menghadapi keadaan yang krisis/kacau pengajar harus dengan tenang dan bijaksana mengatasinya.

D. Persiapan bagi pengajar :

  1. Harus banyak membaca, menyelidiki Alkitab, melihat tafsir Alkitab, sejarah Alkitab, Ilmu Bumi Alkitab, Latar Belakang ceritera Alkitab, adat istiadat bangsa pada waktu itu.
  2. Harus mempelajari cara mengajar sehingga lebih mengetahui kebutuhan mereka menurut umur mereka.
    1. Cara mengamati dan menyelidiki sendiri hidup anak-anak. Cara ini paling praktis untuk menyelidiki sendiri hidup anak-anak, tetapi juga paling sempit lingkungannya.
    2. Cara mengingat pengalaman masa kecil, cara ini praktis, tetapi sangat sempit dan ceroboh. Sebab keadaan latar belakang mereka belum tentu sama dengan latar belakang pengajar.
    3. Cara menyelidiki melalui buku-buku ilmu jiwa, cara ini baik; tetapi tidak praktis. Jika memakai cara ini, jangan hanya membaca satu buku tentang ilmu jiwa melainkan harus membaca banyak buku-buku dan mempertimbangkan sendiri, sebenarnya cara ini adalah cara terbaik.
    4. Harus banyak berdoa minta hikmat dan kuasa dari atas.
    5. Harus setia menyediakan pelajaran, memakai banyak waktu untuk memikirkan dan menyelidiki Alkitab.
    6. Harus benar-benar mengenal tujuan mengajar Sekolah Minggu.