Proses-proses Kesedihan

Jenis Bahan PEPAK: Tips

Pada jaman dahulu untuk mempelajari kematian seseorang yang dicintai, seseorang melalui tahap-tahap berikut ini: terkejut, kebingungan, harapan, dan akhirnya penerimaan. Tahap-tahap tersebut ditandai dengan sifat-sifat yang dapat diprediksikan sebagai berikut:

  1. Terkejut
    Mati rasa, tidak mempunyai tujuan. Tanda-tanda fisik termasuk kelemahan, sakit kepala, tubuh terasa sakit, dan mungkin pingsan.
  2. Kebingungan
    Marah, rasa bersalah, takut, rasa ketidakpastian, tawar menawar dengan Tuhan, menangis, panik, keasyikan pada kenangan dan kenangan dengan orang yang sudah meninggal. Tanda-tanda fisik termasuk insomia, tidak nafsu makan, dan rasa gugup.
  3. Harapan
    Awal dari pikiran yang positif.
  4. Penerimaan
    Penyesuaian diri, rekonstruksi, membuka diri terhadap pekerjaan, dan berinteraksi.

Pada setiap tahap, orang-orang yang mendukung mereka yang berkabung, perlu menerima perasaan yang mereka rasakan dan memberikan dukungan yang positif dan dukungan spiritual. Namun hampir selalu sekumpulan pendengar yang diam lebih mengobati, daripada menjadi guru yang bermaksud baik. Kita diharapkan untuk bersedih tetapi disarankan untuk tidak bersedih seperti orang yang beristirahat yang tidak mempunyai harapan (1Tesalonika 4:13). Pekerjaan orang yang berdukacita adalah bersedih, dan pekerjaan keluarga gereja adalah memberi dukungan yang membesarkan hati. Karena kesedihan adalah bagian/tahap dalam sebuah proses perbaikan ke keadaan yang normal, dimana hal ini benar-benar merupakan kesedihan yang "baik".

Para guru dapat memberi dukungan pada murid yang bersedih dengan:

  1. Mendengarkan.
  2. Membantu mereka untuk menerima kenyataan rasa kehilangan mereka.
  3. Mendorong mereka untuk mengekspresikan perasaan berkabungnya dengan cara yang baik.
  4. Menganjurkan/mendorong mereka untuk makan makanan yang bergizi, tidur, berolahraga, dan mengadakan sosialisasi dengan masyarakat seperti biasanya.
  5. Memberikan kenangan yang baik akan orang yang disayangi yang sudah meninggal.
  6. Menjadi tanda untuk menyangkal kesedihan, kemarahan yang lama, tanda-tanda fisik, atau melanjutkan untuk menarik diri dari teman-teman. Mungkin juga membutuhkan konseling secara profesional.

Tidak semua orang yang meninggal akan masuk ke surga. Sangat sulit bagi kita menerima kenyataan bahwa orang yang kita cintai meninggal sebelum menjadi orang yang percaya. Satu hal yang pasti diketahui bahwa orang yang suka menyembah berhala akan masuk kedalam neraka. Tetapi kemungkinan orang yang kita sayangi, sebaik apapun dia juga menghadapi siksaan kekal, karena tidak ada seorang pun yang mengetahui status rohani pribadi orang lain, sedekat apapun kita dengan mereka. Orang-orang yang berdukacita hanya dapat mengharapkan yang terbaik untuk mereka yang sudah meninggal.

Dalam kasus orang-orang yang tidak percaya, kita hanya dapat menyediakan jawaban alkitabiah dan rasa simpati yang tulus. Allah itu penuh dengan rasa belas kasihan, tetapi Dia juga adil.

Banyak orang dewasa berpikir bahwa anak-anak lebih cepat menyesuaikan diri terhadap rasa kehilangan daripada mereka, tetapi lebih tergantung pada kehilangan yang terjadi secara tiba-tiba, tingkat persiapan, dan umur serta kepekaan anak. Walaupun tingkat-tingkat kesedihan dapat diprediksikan, tetapi waktunya bervariasi antara orang yang satu dengan yang lainnya. Jika anak itu kehilangan saudara kandungnya, orangtua bisa menarik diri dari yang lainya, dan melimpahi anak yang masih ada dengan kasih sayang. Ini adalah saat yang tepat bagi Gereja untuk melayani seluruh keluarga.

[Red.: Untuk belajar lebih dalam tentang "Grief Process" dan 5 langkahnya dipandang dari perspektif kristiani, Anda bisa membaca edisi e-Konsel 037/2003 yang akan terbit pada tanggal 1 April 2003. Temanya adalah "Konseling Bagi Mereka yang Berkabung (2)".
Untuk subscribe ==> subscribe-i-kan-konsel@xc.org
==> http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/ ]

Kategori Bahan PEPAK: Pengajaran - Doktrin