Kategori Bahan PEPAK: Guru - Pendidik
e-BinaAnak, 7 November 2013: Menurut Sahabat e-BinaAnak, apakah anak-anak itu cenderung mudah mengampuni atau tidak? Mengapa?
Irone Imanuel: Kalau menurut saya (pengalaman), anak2 sulit mengampuni, ada seorang anak kurang mendapat kasih sayang/perhatian dari orang tua, keluarga. Sebenarnya hati anak ini terluka, namun anak ini tetap diam dan hanya menangis, karna dia tidak tau apa yang harus dia lakukan. Tapi di balik sikap diamnya dia menyimpan luka hati dan menjadi kepahitan, dan itu yang merusak karakternya. Mari jaga hati anak2, beri perhatian (kehangatan) itu yang dikehendaki Allah, luka hati anak-anak nggak 'kan hilang sampai ia dewasa.
e-BinaAnak: Setuju sekali. Kita harus memperhatikan anak-anak dan memberi kasih sayang kepada mereka. Hati yang mau mengampuni bisa tumbuh jika mereka sudah belajar dan merasakan kasih.
Tere Boru Sirait: Ya. Karena pikiran anak-anak tidak seribet pikiran orang dewasa. Mereka menggunakan pikiran dan perasaan pada saat tindakan dilakukan saat itu.
e-BinaAnak: @Tere Boru Sirait: Setuju Cara berpikir beberapa anak sering menjadi model berelasi yang baik karena mereka lebih mementingkan kebersamaan daripada mengungkit-ungkit/menyimpan masalah yang pernah mereka alami.
Hermina Sitohang: Ya. Karena hati anak-anak itu masih polos. Kira-kira sampai umur 12 th, mereka masih lebih mudah mngampuni. Karena stiap hari saya liat anak-anak, walaupun sudah berkelahi, sampai nangis, tetapi z 2 mnit kemudian mereka temanan lagi. Lucu sih liatnya.
e-BinaAnak: @Hermina Sitohang: Ya bu, benar. Kepolosan anak-anak dalam mengungkapkan ekspresinya bisa menjadi cara berelasi yang menarik bagi orang dewasa.
Oktav Oberlin Alaan Harahap: Menurut pengamatan saya terhadap ponakan-ponakan saya yang masih kecil, anak-anak memang paling mudah untuk saling mengampuni. Sebentar saja berkelahi nggak sampai 5 menit mereka akan berteman kembali.
Sumber: https://www.facebook.com/sabdabinaanak/posts/10151741955996629
- Login to post comments
- Printer-friendly version