Mengenal Tokoh Paulus

Jenis Bahan PEPAK: Bahan Mengajar

Paulus, yang awalnya dikenal dengan nama Saulus, adalah salah seorang yang menganiaya jemaat Kristen pada waktu itu. Paulus dilahirkan di Tarsus, di Kilikia (Kisah Para Rasul 9:11; 21:39), kira-kira pada tahun 10 M. Paulus lahir dari keluarga Yahudi suku Benyamin (Roma 11:1) dan telah menjadi warga negara Roma. Pada masa mudanya, Paulus dididik oleh Guru yang bernama Gamaliel, ia diajarkan tentang agama Yahudi di Yerusalem yang disesuaikan dengan mazhab Farisi (Kisah Para Rasul 22:3). Dalam masa hidupnya sebelum bertobat, Paulus yang dikenal dengan nama Saulus, amat kejam dalam menganiaya jemaat Kristen dan merancang atas pembunuhan Stefanus (Kisah Para Rasul 7:58).

Kekejaman Saulus terhadap jemaat Allah pada waktu itu tidak berhenti pada kematiaan Stefanus saja, ketidakpuasannya untuk membunuh habis para pengikut Kristus membuat dia berkobar-kobar untuk mencari pengikut Kristus di mana pun berada. Supaya memiliki kewenangan untuk membunuh pengikut Kristus, Saulus menghadap Imam Besar dan meminta surat kuasa darinya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik sehingga ia dapat menangkap dan membawa mereka ke pengadilan di Yerusalem (Kisah Para Rasul 9:1-2).

Namun, kira-kira tahun 34, seluruh hidup Paulus yang sedang mengemban tugasnya untuk menangkap para pengikut Kristus di Damsyik diubah oleh Yesus yang telah bangkit dari kematian. Ketika Paulus melihat Yesus menampakkan diri dalam cahaya yang menyilaukan, ia rebah ke tanah. Saat itu, ia hanya mendengar bahwa ada perkataan "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?" (Kisah Para Rasul 9:4). Pada waktu itu juga, Saulus tidak dapat melihat.

Tiga hari lamanya Saulus tidak dapat melihat. Kemudian, datanglah firman Tuhan kepada seorang yang hidupnya saleh dan taat beragama, yaitu Ananias. Tuhan meminta kepada Ananias untuk menyembuhkan Saulus dari kebutaannya. Setelah Saulus dapat melihat lagi, ia tinggal bersama-sama dengan murid-murid Yesus beberapa hari di Damsyik. Mulai saat itulah, Saulus memulai pewartaannya untuk mewartakan Yesus, Putra Allah yang hidup. Karena pertobatannya itu, beberapa hari kemudian orang-orang Yahudi berencana untuk membunuh Saulus.

Dalam pewartaannya, Paulus ditemani oleh Barnabas. Paulus adalah orang yang memiliki semangat berapi-api, pada pokoknya, Paulus adalah orang yang memiliki ciri-ciri orang yang beragama. Dalam mengabdi kepada Allah, dan sebagai hamba yang hidupnya istimewa, Paulus menolak segenap kompromi dalam bentuk apa pun.

Barnabas yang memimpin jemaat di Antiokhia mencari Paulus dan membawanya ke sana. Di Antiokhia, Paulus mulai aktif dalam pelayanan firman Tuhan di bawah pengawasan Barnabas yang kemudian, atas kehendak Tuhan, keduanya melakukan perjalanan misi ke seluruh wilayah kerajaan Romawi. Dalam perjalanan misi, Paulus yang sejak kecil mengenal budaya non-Yahudi dan lulusan Gamaliel, kemudian hari menjadi lebih dominan daripada Barnabas.

Pelayanannya kepada orang bukan Yahudi menimbulkan masalah dalam kalangan orang Yahudi. Untuk menyelesaikan masalah ini, diadakan sidang di Yerusalem (Kisah Para Rasul 15) yang menghasilkan keputusan di antaranya: (1) Untuk menikmati karya keselamatan Yesus, tidak harus menjadi Yahudi terlebih dahulu. (2) Orang Kristen berlatar belakang non-Yahudi tidak diwajibkan mengikuti tradisi dan pantangan orang Yahudi. (3) Paulus mendapat mandat untuk memberitakan Injil ke daerah-daerah berbahasa Yunani. Perjalanan pekabaran Injil Paulus dicatat dalam Alkitab dan menghasilkan banyak jemaat baru dan ia pun menulis surat untuk jemaat tersebut agar bertumbuh dalam pengenalan mereka akan Yesus Kristus Tuhan. Dalam pekerjaan misinya, ia mendapat sokongan dari banyak orang. Paulus menulis surat untuk rekan-rekannya agar setia dalam pelayanan. Surat-surat Paulus masih berbicara kepada kita. Surat-suratnya dimasukkan dalam kanon dan menjadi Alkitab.

Rasul Paulus mendapat tugas pewartaan dari Allah, khususnya dari pernyataan Allah dalam perjalanan Paulus ke Damsyik. Rasul Pulus melaksanakan tugas pelayanannya dalam situasi kehidupan yang de facto ada. Panggilan dan pelayanan kepada orang-orang bukan Yahudi disadari sebagai suatu tugas dan panggilan khusus dalam keseluruhan karya keselamatan.

Dalam mewartakan Injil Allah, ada tiga orang yang menemani Paulus, yang dikatakan sebagai rekannya, di antaranya adalah Barnabas, seorang Lewi dari Siprus (Kisah Para Rasul 4:36); Silas, yang dikenal bernama Markus; dan Apolos, yang ditemuinya di Efesus (golongan pertama). Sementara Timotius, Titus, Erenius, Tikhikus, Onesimus, Epafras, dan Epafroditus adalah pembantu Rasul Paulus, tugas mereka tidak menemani Paulus dalam berkeliling untuk mewartakan, tetapi mewakili Paulus sendiri mewartakan Injil (golongan kedua). Untuk golongan yang ketiga, mereka tidak ditugasi atau diutus oleh Paulus, tetapi mereka menemani dan membantu Paulus baik secara spiritual ataupun material dalam menunaikan tugas kerasulan, mereka di antaranya adalah Akwila dan Priskila (pasangan suami istri), Aristarkhus, Markus, dan Trofimus.

Dalam pewartaannya, Paulus mewartakan di Sinagoge. Dalam mewartakan Injil Allah, Paulus adalah pribadi yang tidak memegahkan dirinya karena menurutnya, mewartakan Injil Allah merupakan keharusan, dan dia menganggap celakalah jika tidak mewartakan Injil (1 Korintus 9:16). Surat-surat Paulus disebarluaskan oleh Onesimus, pengagumnya, sekitar tahun 90. Onesimus adalah hamba yang kemudian menjadi uskup di Efesus.

Diambil dan disunting dari:

Nama situs : Sekolah Minggu GBI Bawangan
Alamat URL : http://kabibawangansemarang.blogspot.com/2013/07/tokoh-alkitab-p-u-l-u-s.html
Penulis : Tidak dicantumkan
Tanggal akses : 27 November 2013

Kategori Bahan PEPAK: Kurikulum - Pedoman Mengajar