Ide Mencoba Mengontrol dan Mengatur Anak dalam Ibadah

Jenis Bahan PEPAK: Tips

Kategori Bahan PEPAK: Anak - Murid

Waktu diskusi : Mei 2001

Topik ini merupakan lanjutan dari diskusi:
Hadiah Untuk Anak (April 2001)

Ide untuk mengontrol dan mengatur anak dalam ibadah sebenarnya sangat beragam. Pada mulanya diskusi banyak mengarah pada Teknik / Cara / Pendekatan pemberian hadiah, yang kebanyakan menggunakan sistem kupon yang dikumpulkan untuk kemudian ditukarkan hadiah (berupa materi).

Sebenarnya ide tsb dapat dibilang cukup kreatif dan terbukti sanggup mengubah perilaku anak (berdasarkan pengalaman Guru Sekolah Minggu yang menjalankannya), namun juga sempat mendapat kritik dari sebagian Guru yang memiliki pandangan berbeda mengenai filosofi di balik sistem pemberian hadiah tsb.

Perlu dipertanyakan apakah sistem pemberian hadiah bukannya malah akan membawa anak pada paham hedonistik, juga dikuatirkan sistem tsb akan mengaburkan arti ibadah yang sesungguhnya. Terutama bila sistem ini diterapkan pada anak-anak Sekolah Minggu yang berasal dari jemaat / keluarga kristen (kasusnya akan sedikit berbeda bila diterapkan pada anak jalanan yang memang kekurangan materi dan hadiah digunakan sebagai salah satu daya tarik untuk mengajak mereka datang ke SM).

Pemberian hadiah atau imbalan lainnya (misal: orang tua menjanjikan akan mengajak anak ke Mall bila anak mau datang ke Sekolah Minggu) memang dapat mengubah perilaku anak sesuai dengan kehendak kita - dengan kata lain: kita berhasil mengontrol dan mengatur anak TAPI pernahkan terpikirkan bahwa justru yang selanjutnya terjadi adalah anak mengontrol sikap dan tindakan kita sebagai orang tua atau Guru Sekolah Minggu dengan sistem tsb?

Seharusnya yang terjadi adalah kerjasama yang baik antara anak dan orang tua atau Guru Sekolah Minggu, dimana terjadi saling mengerti dan menghormati. Guru Sekolah Minggu selain dituntut untuk bersandar pada Firman Tuhan juga bekerja keras mengembangkan daya kreativitasnya dalam mengontrol dan mengatur anak dalam ibadah.

Salah satu cara / pendekatan yang dapat dilakukan oleh Guru adalah melakukan komunikasi dua arah dengan anak serta mampu memainkan tarik-ulur antara kepentingan anak dan guru.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kondisi perkembangan anak itu sendiri. Tuntutan supaya anak tertib dalam ibadah tentunya berbeda bagi tiap tingkatan usia.

Kreativitas Guru Sekolah Minggu hendaknya memberi tempat pada anak untuk semakin membangun harga dirinya dan mampu menciptakan atmosfir yang menyenangkan bagi anak untuk berbakti di Sekolah Minggu.

Tidak mudah memang ... tapi itulah peran dan tanggung jawab pelayanan kita bersama sebagai Guru Sekolah Minggu.

Selamat melayani!

Catatan: Bagi rekan-rekan yang membutuhkan informasi sistem hadiah / kupon dapat menghubungi Moderator untuk mendapatkan posting mail dari rekan-rekan yang telah memberikan masukan mengenai hal tsb.