Dari Anda Untuk Anda

Edisi PEPAK: e-BinaAnak 049 - Karakter Kristen (1)

Berikut ini adalah surat yang kami terima dari salah seorang anggota e-BinaAnak, yang kemudian didiskusikan di Milis e-BinaGuru. Kami tertarik untuk menyajikan jawaban dari Sdr. Topson Siagian, yang muncul dalam diskusi itu (Untuk Sdr. Topson Siagian kami mengucapkan terima kasih atas jawaban anda ini.)

Dari: "edward"

>Syallom,
>Saya ingin cari masukan dari teman-teman tentang acara Natal anak
>sekolah minggu. Kebetulan saya masuk ke koordinator Liturgi, saya
>tidak tahu apakah di gereja saudara ada tradisi Liturgi karena dari
>miling list kemarin tidak ada yang membicarakan acara Liturgi
>kebanyakan drama dll.
>Gereja saya adalah gereja dengan latar belakang suku Batak, jadi
>rencana kami untuk membuat Liturgi dengan 2 bahaya yaitu Batak dan
>Indonesia. Apakah ada masukan lain dari anda yang juga pernah
>melakukan acara ini agar Liturgi ini terlihat tidak membosankan.
>Karena kalo kira-kira 300 anak secara berurutan membaca ayat firman
>Tuhan akan terasa menjenuhkan. Sebelumnya saya ucapkan terimakasih
>Salam, Ida
Jawaban:
Pertama, supaya tidak rancu dengan liturgi yang kita bahas selama ini, maka perlu diluruskan dulu arti liturgi yang dimaksud oleh Sdr. Ida. Karena saya pernah bergereja di HKBP ketika anak-anak, maka arti liturgi disini adalah "PAJOJORHON". Caranya ialah dengan menghafal ayat kitab suci yang merupakan rangkaian mulai dari penciptaan sampai kepada datangnya (lahir sebagai bayi) Yesus Kristus ke dunia. Satu ayat satu anak. Dalam gereja 'Batak' pembacaan ayat Alkitab ini bisa beberapa sesion. Misalnya sesion pertama tentang penciptaan. Sesion kedua tentang kejatuhan manusia ke dalam dosa. Sesion ketiga, tentang nubuat-nubuat tentang kelahiran Yesus Kristus. Dan sesion keempat tentang kelahiran Yesus itu sendiri.

Di gereja tempat saya melayani sekarang, pernah juga dibuat acara tentang pembacaan ayat ini. Yang kami lakukan adalah: Masing-masing anak menghafal satu ayat dan memegang satu huruf yang akan ditunjukkan kepada penonton. Satu persatu anak maju ke depan dan menghadap penonton, menghafal ayat bagiannya dan menunjukkan satu huruf yang dipegangnya. Setelah semua anak maju ke depan dan melakukan hal yang sama dengan anak yang lain, maka akan terlihat tulisan yang lebih lengkap dari huruf-huruf yang dirangkaikan.

Hal ini menarik bagi anak-anak lain karena tulisan itu mengikat mereka untuk terus memperhatikan. Tulisan apa gerangan yang akan terbentuk. Waktu itu tulisan yang dirangkai adalah "YESUS JURUSELAMAT". Berarti anak yang menghafalkan ayat itu hanya 16 anak dan 16 ayat Alkitab yang berkaitan dengan kronologi di atas. Tidak perlu sampai 300 ayat Alkitab. Yang penting rangkaiannya berjalan dengan baik dan mudah dimengerti anak.

Acara ini menarik bagi anak kemungkinannya adalah bahwa hal itu hanya sekali-sekali dilakukan, tidak merupakan tradisi. Ada hal yang mereka perhatikan untuk mereka selesaikan, yaitu rangkaian huruf-huruf yang akan menjadi satu makna yang harus mereka ketahui.

Sekian dulu dari saya.
Topson Siagian