Jenis Bahan PEPAK: Artikel
Tiga tahun yang lalu, saya kembali mengajar sekolah minggu setelah enam tahun absen. Tujuan utama saya adalah mengajar tentang Allah melalui perbuatan-perbuatan yang kita lakukan setiap hari. Karena peraturan pemerintah mengenai doa yang dilakukan di sekolah negeri masih menjadi perdebatan hangat, saya mendapati banyak guru yang menghindari peraturan keagamaan itu. Yang lainnya, seperti saya, malah lebih menganggap bahwa Tuhan adalah anggota yang boleh datang ke setiap kelas. Dengan berbagai penekanan yang ditempatkan pada kreativitas di kelas, saya mulai bertanya-tanya, "Bagaimana setiap orang bisa kreatif tanpa kehadiran Allah? Bahkan guru tidak bisa melakukan yang terbaik bila kerohaniaanya tidak bertumbuh." Masalahnya adalah bagaimana menyatukan perasaan terhadap Tuhan tanpa menjadi begitu tertutup. Saya memecahkan masalah itu dengan melakukan infiltrasi (penyusupan)! Alasan saya, "Bila Komunis bisa melakukannya, maka orang Kristen pun bisa melakukan lebih dari mereka!"
Saya memulainya dengan menulis suatu ayat Alkitab berdasarkan alfabet di papan tulis saya. Satu ayat satu hari diulangi di ruang kelas saya. Saya terdorong untuk melakukan lebih banyak lagi setelah terjadi suatu peristiwa saat salah satu murid berkata, "Kami lupa ayat hafalan kami kemarin!"
Saat hari "Thanksgiving" berlalu, dan tidak ada program pertemuan
yang direncanakan, departemen kami mulai membuat persiapan-persiapan
untuk acara Paskah. Anak-anak perempuan anggota divisi Ekonomi
Keluarga menyiapkan jamuan makan siang untuk seluruh pelayan di
komunitas itu. Mereka yang membuat roti berbentuk kelinci itu
bekerja keras supaya roti kelinci itu sempurna bentuknya. Dia
melihat ke papan tulis dan kemudian bertanya, "Bu ..., saya tahu
mengapa Anda menuliskan ayat di papan tulis itu. Saya membutuhkan
ayat itu hari ini." Ayat itu adalah: "Segala perkara dapat
kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku" (
Hal ini menandakan bahwa ayat itu dan ayat-ayat lainnya mendorong saya untuk mencoba lebih giat lagi untuk menyatakan kepada Tuhan, bahwa Dia diperlukan di sana. Anak-anak tampaknya menghargai kerohanian yang lebih dalam lagi. Salah satu anak menunjukkan kepada saya suatu doa yang sangat penting yang telah ditulisnya, tetapi ia takut menunjukkannya kepada siapa pun. Tulisan itu benar-benar suatu mazmur modern. Kami menggunakannya di acara "Thanksgiving" berikutnya.
Pada saat saya menjadi ketua bazar, saya mulai bertanya-tanya bagaimana saya bisa menempatkan Tuhan dalam acara ini. Ternyata sangat mudah, temanya adalah nama daerah kami, Ohio, dan moto dari daerah kami adalah kutipan dari Alkitab, "Bersama dengan Allah, tidak ada yang mustahil". Salah satu anggota divisi Ekonomi Keluarga membuat peta Ohio yang indah dari beludru dan menuliskan moto Ohio dalam peta itu. Peta ini dibingkai dan sekarang digantung sebagai hiasan dinding di perpustakaan sekolah.
Musim gugur ini saya mulai mengajar di sekolah lain, yang pasti akan lebih menantang dari sekolah sebelumnya. (t/Ratri)
Kategori Bahan PEPAK: Kesaksian Guru
- Login to post comments
- Printer-friendly version