Sebelum Tuhan Yesus memilih murid-Nya untuk mengikut Dia dan belajar mengajar, Ia berdoa semalam suntuk/berbicara dengan Bapa-Nya. Yesus memilih dengan tepat bagaimana Dia, sebagai seorang Guru, harus berhubungan dengan Bapa-Nya.
Siapakah yang dapat dipilih sebagai pengajar anak? Bagaimanakah kualifikasi rohani yang harus mereka miliki?
Mengenal Tuhan Yesus.
Seorang pengajar anak bertanggung jawab mengenalkan Tuhan Yesus
kepada anak-anak. Itu hanya memungkinkan kalau ia sendiri
mengenal Tuhan Yesus secara pribadi. Tuhan Yesus, Juru Selamat
dunia, telah diakui sebagai Juru Selamat pribadi oleh guru. Ia
telah datang kepada Tuhan Yesus dan membawa segala dosa dan
pelanggarannya kepada Tuhan Yesus. Ia diampuni, disucikan, dan
menerima hidup baru. Inilah suatu dasar yang kokoh untuk mengajar
firman Tuhan.
Mengenal firman Tuhan.
Seorang guru akan membutuhkan waktu untuk membaca firman Tuhan
setiap hari. Hidup rohani seorang guru akan diubah dan
berkembang jika ia menyukai firman Allah dan menjadikan firman
itu bagian dari hidupnya sehari-hari.
Jika seorang guru hanya membaca Alkitab sesaat sebelum ia mengajar, dia akan kekurangan kewibawaan rohaninya. Guru yang kurang memiliki saat teduh bersama dengan Tuhan, dapat dirasakan oleh anak-anak. Kesediaan dan sukacita dalam mengenal firman Tuhan akan membawa suatu kewibawaan dalam mengajar. Guru pun dapat mengajar tanpa dibuat-buat, dan apa yang dia lakukan akan mengalir dengan wajarnya.
Menjadi teladan rohani.
Seorang ahli dalam pendidikan telah berkata, "Untuk memberikan
pengajaran Alkitab kepada anak selama satu jam, guru harus hidup
menurut firman Allah selama seminggu." Anak-anak tidak hanya akan
terkesan dengan apa yang dikatakan oleh guru, tetapi bagaimana
guru juga hidup sesuai dengan apa yang dikatakannya itu.
Misalnya, jika guru memberi pelajaran mengenai kesabaran Tuhan,
padahal guru sendiri kurang sabar, maka keberadaan atau sikapnya
itu berlawanan dengan pengajarannya.
Melalui seluruh sikapnya, guru adalah teladan bagi anak-anak layannya. Oleh karena itu, kita harus menyadari bahwa kita membutuhkan perubahan secara total dalam kehidupan kita.
Menghargai anak.
Seorang pengajar akan melihat anak-anak layannya dengan kasih
sayang Tuhan Yesus. Ia mengerti bahwa setiap anak berharga di
hadapan Allah. Karena itu, anak juga berharga untuk dia. Guru
akan paham bahwa apa yang dia lakukan untuk anak-anak layannya,
dia perbuat juga bagi Tuhan Yesus.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK