Masalah Kata: Mengubah Perkataan

Jenis Bahan PEPAK: Artikel

APA YANG DIMAKSUD HINAAN?

Hinaan berarti sebuah pernyataan negatif yang membuat penerimanya merasa tidak bahagia dengan dirinya, merusak harga diri, serta kepercayaan diri dan kompetensinya. Hinaan adalah komentar yang mengungkapkan sesuatu yang menyakitkan atau mengkritik diri atau tentang apa yang dia lakukan. Oleh karena itu, hinaan mencakup segala pernyataan yang ditujukan untuk merendahkan personalitas atau kapabilitas seseorang.

Hinaan berarti membuat seseorang malu, merendahkan martabat, merusak harga diri, membuat seseorang merasa kecil atau tidak penting, membuat seseorang merasa tidak berkompeten, merusak gelembung kepercayaan diri, dan membuat orang merasa sedih dengan dirinya.

Penghinaan niscaya akan menciptakan jarak antara pemberi dan penerima karena orang yang menerima dipaksa menelan perasaan hina dan rendah dan karena orang yang mengemukakan komentar penghinaan membangun sebuah ruang yang menempatkan dirinya sebagai orang yang menghakimi orang lain.

Oleh karena itu, penghinaan berarti juga "menepikan atau mengesampingkan". Ini adalah sebuah serangan verbal. Penghinaan bisa secara serius merusak relasi dan individu, khususnya jika itu sering dilakukan. Penghinaan bisa menyulut kemarahan dan menciptakan jarak dan resistensi. Kondisi citra diri yang buruk dan hilangnya kepercayaan diri pada seorang anak yang sedang tumbuh berkembang, bisa memengaruhi relasi pada masa selanjutnya. Seseorang yang banyak menghina orang lain, kecil kemungkinan bisa bergaul dengan orang lain secara santai, mereka tidak bisa berempati, merasakan sakit dan penderitaan orang lain, dan kemungkinan besar mereka akan menikmati fakta bahwa orang lain berada pada garis akhir sebuah perubahan.

Namun, penghinaan tidak selalu disampaikan dengan maksud jahat. Kadang penghinaan terjadi secara spontan -- katakanlah tanpa berpikir lebih dahulu karena kita biasa mengemukakan segala hal dan jarang memikirkan akibatnya. Kata-kata kita bisa menjadi sesuatu yang telah jadi sebelumnya, seolah ia telah ditulis dalam sebuah permainan.

Jika kita ingin membangun sebuah relasi yang sehat dan baik dengan anak-anak kita dan memperlihatkan kepada mereka bahwa kita mencintai mereka dan senang bersama mereka, jelas kita harus mengurangi jumlah perkataan yang dapat merendahkan mereka. Namun, dengan memutuskan untuk merubah tulisan dan menulisnya kembali bukan berarti bahwa kita sama sekali terbebas dari kemungkinan untuk menghina anak-anak kita. Bukan berarti bahwa kita akan selalu mengomentari perbuatan mereka dengan cara-cara yang tidak merusak harga diri dan membuat mereka ragu dengan komitmen kita terhadap mereka.

MENGAPA ANAK SANGAT RENTAN DENGAN HINAAN?

Anak-anak memiliki lebih sedikit kesempatan dibanding orang dewasa untuk bertemu dengan orang-orang di luar rumah yang akan memberi mereka respons balik independen tentang seberapa menarikkah diri mereka. Dengan demikian, apa yang dikatakan orang lain tentang dirinya di rumah, akan memiliki pengaruh signifikan, khususnya sesuatu yang dikatakan oleh orang-orang yang paling dia cintai di dunia ini. Paling tidak diperlukan tiga sanjungan untuk membatalkan kerusakan dari penghinaan yang serius.

APA YANG DIMAKSUD DENGAN SANJUNGAN?

Sanjungan adalah kebalikan dari hinaan. Sanjungan lebih berkenaan dengan komentar deskriptif atau afirmatif yang membangun pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri dan membuat mereka merasa bahagia dan bangga dengan dirinya dan apa yang mereka lakukan, daripada berkaitan dengan sesuatu yang merusak ego seseorang. Dengan sanjungan, akan terbuka kemungkinan ego seseorang sedikit meningkat, berbunga-bunga dengan kebanggaan, serta mendapat cahaya dukungan dan rasa berprestasi.

Banyak orang tidak suka dengan gagasan untuk memberikan sedikit dorongan kepada ego anak-anak mereka. Ini bisa menjadi pujian yang berlebihan. Mereka menganggap sikap semacam ini bisa menyebabkan anak-anak besar kepala dan sombong. Namun, selama anak menyadari bahwa kemampuan-kemampuan yang dia miliki tidak membuatnya merasa menjadi pribadi yang "lebih baik" daripada orang lain yang berkemampuan lebih rendah, ada alasan yang kuat untuk membiarkan mereka tahu betapa dia adalah anak yang baik dan berprestasi. Rasa kesombongan yang tidak diinginkan ini bisa dihindari selama "baik" tidak disamakan dengan "lebih baik daripada" dalam semua hal, termasuk keahlian komparatif.

Untuk menghindari munculnya kebanggaan yang tidak semestinya ketika kita mendorong munculnya kebanggaan "legitimate", kita bisa menerapkan perbedaan antara perbuatan dan pribadi yang telah dibahas pada bagian sebelumnya.

  • Hargai mereka atas siapa dirinya dan puji mereka atas apa yang mereka lakukan.
  • Pastikan bahwa kita menghargai keragaman keahlian atau keterampilan sehingga anak belajar toleransi.
  • Ajarkan bahwa baik itu artinya "berbeda dari" dan bukan "lebih baik dari ...."

Dalam kerangka ini, anak akan mampu menghadapi lingkungan yang lebih kompetitif yang merangsang, memberi tantangan, dan menawarkan sebuah alasan untuk berprestasi dan meningkatkan diri. Berlawanan dengan keyakinan populer yang berkembang di masyarakat, tidak adanya tantangan dan kompetisi tidak niscaya akan membuat anak-anak merasa bahagia dan tidak terancam. Tidak adanya tantangan bisa merusak harga diri sama efektifnya ketika terlalu banyak jenis tantangan yang keliru.

BAGAIMANA CARA MENGUBAH PERKATAAN KITA?

Mengubah bagaimana Anda mengatakan sesuatu sangatlah tidak mudah. Namun, Anda akan sangat terbantu dengan melihatnya langkah demi langkah.

Langkah pertama. Rasakan pengaruh dan akibat hinaan terhadap anak-anak dan orang lain.

Coba Anda pikirkan kembali hinaan terakhir yang Anda terima. Apa yang Anda rasakan? Hinaan itu mungkin membuat Anda merasa menjadi orang yang lemah, kecil, marah, ingin bersembunyi, menangis, atau mungkin merasa rendah, membuat Anda ingin mengatakan bahwa Anda tidak peduli. Bagaimana bisa hinaan yang sama akan membuat anak Anda merasakan hal yang berbeda?

Apa yang Anda inginkan sesudah mendengar hinaan itu? Apakah hinaan itu membuat Anda ingin menyakiti seseorang atau merusak sesuatu, katakanlah sesuatu yang dapat membalas sakit hati Anda? Bagaimana bisa hinaan yang sama akan membuat anak Anda ingin melakukan sesuatu yang berbeda?

Apa yang benar-benar Anda lakukan? Mungkin Anda mengalihkan hinaan itu kepada orang lain, memboikot orang yang telah menghina Anda, mempertahankan diri secara verbal, menghina mereka kembali, atau memukul mereka. Mengapa anak Anda mesti melakukan sesuatu yang berbeda?

Langkah kedua. Pahami tipe-tipe hinaan.

Kritik adalah bentuk umum penghakiman. Seorang anak yang terus-menerus menjadi sasaran kritik akan mendapatkan pesan tidak hanya bahwa Anda kecewa dengannya, tetapi juga pesan bahwa Anda tidak senang dengan siapa dirinya (who he is) dan apa yang dia lakukan. Anda ingin agar dia menjadi orang yang berbeda. Anda ingin dia melakukan hal-hal sesuai dengan keinginan Anda. Dengan kata lain, Anda ingin dia menjadi seperti diri Anda. Jika Anda berusaha mengubah seseorang menjadi diri Anda, ini bisa berarti bahwa Anda sangat butuh mencintai diri Anda sendiri, tetapi Anda gagal melakukannya. Kritik adalah media untuk mengontrol. Anda tidak rela memberikan ruang atau waktu kepada seseorang untuk melakukan sesuatu sesuai dengan pilihannya sendiri. Anda merasa harus melakukan intervensi secara teratur untuk mempertahankan kontrol Anda dan mengamankan teritorial Anda.

"Straitjacket" (baju pengekang) adalah istilah populer untuk menyebut orang yang memiliki kebiasaan mengunci orang lain ke dalam suatu peran dan personalitas tertentu ("Kamu harus ...."; "Kamu mirip dengan ...."; "Kamu tidak akan pernah ....") yang tidak memberi orang lain kesempatan untuk menjadi orang yang berbeda. Semua orang, dan khususnya anak-anak, berkembang dan berubah. Sangatlah tidak adil jika Anda merumuskan personalitas seseorang, lalu Anda tidak mau meninjaunya kembali ketika dihadapkan pada bukti yang sebaliknya. "Straitjacket" bisa mendorong anak-anak menjadi apa pun seperti gambaran yang diberikan kepada mereka tentang siapa dirinya.

"Straitjacket" bisa menjelma dalam dua bentuk. Label-label yang mendeskripsikan siapa anak itu ("Kamu tidak berguna, idiot, malas, jorok, tolol.") dan label personalitas yang tidak menggambarkan dirinya ("Kamu tidak pernah bisa menjadi anak berprestasi di sekolah, olahraga, melukis ...."; "Mengapa kamu tidak pernah ... berkata jujur, lakukan apa yang saya perintahkan, selesaikan semuanya ...."). Membandingkan di mana anak diukur dengan orang lain, kakak atau adik ("Ahmad itu lebih pintar, rapi ... dibanding kamu."), seorang teman ("Mengapa kamu tidak mau jujur, seperti yang dilakukan Scott kepada ibunya?") atau orang tua ("Dengan sikapmu yang seperti itu, kamu akan menjadi seperti ayahmu."). Bahkan sekalipun perbandingan dengan orang tua itu menyenangkan, anak mungkin merasa tidak mampu menjadi seperti yang dia inginkan. Pertama dan yang terpenting, dia ingin menjadi dirinya sendiri dan memiliki orang tua yang meyakini hal-hal terbaik, bukan hal-hal terburuk tentang dirinya.

Tindakan semena-mena yang diperlihatkan orang-orang dewasa terhadap anak-anak mengisyaratkan bahwa kebutuhan mereka tidak cukup dihargai. Unprediktabilitas adalah perangkat untuk membuat orang lain tegang dan gelisah, membuat mereka menduga-duga dan menunggu, memfokuskan energinya kepada karakter yang mudah berubah, dan berusaha mengantisipasi kemarahan.

Sikap menyalahkan, sindiran kasar, dan ejekan adalah bentuk-bentuk kritik, karenanya komentar-komentar sebelumnya juga berlaku bagi tipe hinaan ini.

Kemarahan dan bentakan dipandang sebagai hinaan karena keduanya mengisyaratkan bahwa orang dewasa itu benar dan anak salah. Keduanya adalah perangkat kekuasaan yang digunakan orang dewasa. Singkat kata, semua taktik yang digunakan sebagai perangkat kekuasaan dan kontrol bisa berkembang menjadi hinaan.

Langkah ketiga. Pahami mengapa Anda menghina.

Ketika kita merendahkan anak-anak, kita biasanya meyakini bahwa kita sedang bereaksi terhadap perilaku mereka. Karenanya dalam beberapa hal, kita membuat mereka sebagai pihak yang bertanggung jawab atas apa yang kita ucapkan. Jika kita mengatakan sesuatu yang kotor, itu karena mereka melakukan sesuatu yang buruk. Inilah cara yang kita sukai dalam memandang perbuatan kita. Ini akan memungkinkan kita menghindari tanggung jawab atas apa yang kita lakukan. Kita tidak harus berkata kotor. Kita, dan bukan mereka, yang bertanggung jawab atas apa yang kita ucapkan dan kata-kata apa yang kita pilih untuk mengekspresikan ketidaksetujuan kita.

Sebenarnya, bagaimana kita memberi respons dalam situasi-situasi itu lebih dipengaruhi oleh bagaimana perasaan kita terhadap diri kita sendiri. Kita merendahkan atau menghina orang lain karena penghinaan itu akan membuat kita merasa lebih baik terhadap diri kita. Selanjutnya, kita mungkin merasa sangat bersalah, tetapi pada saat itu, penghinaan membuat kita merasakan hal-hal berikut.

  • Lebih kuat, superior, dan mengingatkan kita bahwa kita memiliki sejumlah kekuatan; dengan kata lain, kita dalam posisi untuk mendamprat dan menghakimi orang lain.
  • Secara komparatif merasa lebih baik karena kita berhasil membuat seseorang merasa lebih buruk.
  • Kita menyingkirkan rasa malu dan tidak bertanggung jawab terhadap perbuatan seseorang. Perbuatan anak-anak biasanya dipandang sebagai ukuran seberapa baik dan berhasilnya kita sebagai orang tua. Kita tidak ingin terlihat menerima perilaku yang kita rasa menggambarkan diri kita secara buruk. Kita ingin mengatakan, "Jangan beranggapan saya ikut terlibat dalam masalah ini." Karenanya, kita memisahkan diri dari anak-anak dengan merendahkan dan menghina mereka. Kita lebih memikirkan apa yang dipikirkan orang lain tentang diri kita daripada apa yang dipikirkan anak tentang diri kita.

Kadang kita menghina karena itulah kata-kata yang digunakan orang tua terhadap kita. Ada rasa kepuasan ketika kita kembali menggunakannya kepada anak-anak kita, betapapun saat kita mengalami dulu terasa tidak menyenangkan.

"Bertanggung jawab" terhadap anak-anak kita, sering diinterpretasikan sebagai kondisi memegang kendali. Jika kita merasa kehilangan kendali terhadap anak-anak, kita mungkin akan merasa lebih mudah untuk menghina dan merendahkan anak-anak daripada menghadapi masalah yang lebih sulit, yakni menemukan kembali kepercayaan diri kita dan meneguhkan kembali tanggung jawab dan otoritas kita.

Ketika kita memahami mengapa kita memiliki kebiasaan merendahkan orang lain, akan lebih mudah bagi kita untuk menghindarinya.

Langkah keempat. Sadari kapan Anda mengucapkan sesuatu yang keliru.

Tidak ada yang bisa diubah kecuali jika kita lebih dahulu menyadarinya.

Langkah kelima. Dengarkan diri Anda ketika Anda mengatakannya.

"Aku mendengar diriku sedang mengatakannya tetapi aku tidak bisa menghentikannya." Paling tidak, kesalahan itu disadari. Anda bisa selalu minta maaf atas apa yang telah Anda katakan dan menariknya kembali; misalnya, "Saya kira, saya mengatakan sesuatu yang terlalu berlebihan. Saya tidak bermaksud demikian."

Langkah keenam. Hentikan diri Anda sebelum memulai, dan ganti dengan bentuk-bentuk kata yang lebih bisa diterima.

Sekarang, ketika Anda telah berlatih menggunakan kata-kata alternatif, Anda tahu bahwa Anda bisa mengatakannya, dan akan lebih mudah untuk menyelipkannya. Mulanya mungkin terdengar aneh, tetapi ini tidak akan berlangsung lama sebelum Anda mencapai tahap akhir dan kemudian akan berlangsung secara natural.

Langkah ketujuh. Terakhir, pemprograman kembali akan sempurna, kata-kata alternatif akan dipelajari dan akan berlangsung secara natural.

Selamat! Anda telah melakukannya. Dan mungkin Anda merasa lebih baik dengan diri Anda karena telah melakukan perubahan dan oleh karena kebutuhan untuk merendahkan orang lain akan semakin berkurang. Setiap langkah yang diambil akan menjadi sesuatu yang membanggakan. Tidak niscaya proses ini akan berlangsung dengan nyaman. Seperti perubahan pada diri anak-anak, ada dua langkah ke depan dan satu langkah mundur, khususnya ketika Anda merasa tertekan atau tidak cukup percaya dengan diri Anda sendiri. Bersikaplah realistis, Anda tidak mungkin menghapus secara total frase-frase menyakitkan dari katalog pribadi Anda. Tetapi jika Anda berhasil menguranginya, pahami kapan Anda merasa tidak bahagia dan cobalah untuk mengubahnya, lalu gunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan harga diri anak Anda. Anda akan memiliki cukup pengaruh dalam memulai sebuah lingkaran perbaikan perilaku yang terus menanjak pada kedua sisi.

Beberapa bentuk penghinaan mengikuti cara-cara ekspresi perasaan yang netral. Kapan pun dimungkinkan, hinaan juga bisa dikemukakan dalam bentuk pertanyaan yang lebih menyakitkan, memaksa anak untuk setuju dan dalam posisi defensif.

Kategori Bahan PEPAK: Pelayanan Anak Umum

Sumber
Judul Buku: 
Raising Happy Kids: Mencetak Generasi Cerdas, Kreatif dan Smart!
Pengarang: 
Elizabeth Hartley-Brewer
Halaman: 
244 -- 251
Penerbit: 
Inspirasi Buku Utama
Kota: 
Yogyakarta
Tahun: 
2005