Sesaat sesudah Yesus duduk bersama murid-murid-Nya pada perjamuan terakhir, Dia mengumumkan kepada mereka bahwa Dia akan pergi. Mereka sangat sedih karena mereka mulai menyaksikan bahwa kematian semakin mendekati-Nya. Dia berkata kepada mereka supaya tidak gelisah, melainkan percaya kepada-Nya dan kepada Allah. Kemudian Dia berkata, "Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat
Sesaat sesudah Yesus duduk bersama murid-murid-Nya pada perjamuan terakhir, Dia mengumumkan kepada mereka bahwa Dia akan pergi. Mereka sangat sedih karena mereka mulai menyaksikan bahwa kematian semakin mendekati-Nya. Dia berkata kepada mereka supaya tidak gelisah, melainkan percaya kepada-Nya dan kepada Allah. Kemudian Dia berkata, "Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu." (Yohanes 14:16)
Kemudian Dia mengatakan, "Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi." (Yohanes 16:7). Saat Yesus mengatakan hal ini untuk yang pertama kali, para murid tentunya merasa kesulitan untuk memahami hal ini, tetapi betapa luar biasanya pengalaman mereka saat Pentakosta. Mereka pun paham bahwa Yesus tidak membiarkan mereka bersedih. ... baca selengkapnya »
Ada dua cara manusia hidup. Yang pertama adalah hidup menurut daging (Galatia 5:19-21). Contohnya adalah melakukan perbuatan-perbuatan yang cabul, kotor, dan tidak patut; penyembahan berhala dan ilmu guna-guna; bermusuh-musuhan, berkelahi, cemburu, lekas marah, dan mementingkan diri sendiri; perpecahan dan berpihak-pihak, dan sebagainya.
Ketika manusia pertama, Adam dan Hawa, jatuh ke dalam dosa (Kejadian 3:6,14,24), secara fisik manusia tidak mengalami perubahan apa-apa. Perubahan yang terjadi ialah
Ada dua cara manusia hidup. Yang pertama adalah hidup menurut daging (Galatia 5:19-21). Contohnya adalah melakukan perbuatan-perbuatan yang cabul, kotor, dan tidak patut; penyembahan berhala dan ilmu guna-guna; bermusuh-musuhan, berkelahi, cemburu, lekas marah, dan mementingkan diri sendiri; perpecahan dan berpihak-pihak, dan sebagainya.
Ketika manusia pertama, Adam dan Hawa, jatuh ke dalam dosa (Kejadian 3:6,14,24), secara fisik manusia tidak mengalami perubahan apa-apa. Perubahan yang terjadi ialah kapasitas rohani manusia yang tidak mampu untuk bersekutu dengan Tuhan karena dosa dan pemberontakan yang dilakukannya terhadap Allah. Dosa membuat manusia terpisah dengan Allah karena yang najis tidak dapat dipersatukan dengan yang kudus. ... baca selengkapnya »
Jatuhnya Manusia ke Dalam Dosa
Setelah Allah menciptakan manusia, Adam, Allah mengambil dan menempatkannya di taman Eden. Di situ ia sebagai teman sekerja Allah diberi tugas dan tanggung jawab untuk mengusahakan taman itu, dan menjalankan pemerintahan atas makhluk-makhluk lain. Untuk itu, Allah memberi kebebasan kepadanya (Kejadian 2:16- 17). Dalam kebebasan itu, ia melawan Allah, sebab ia ingin menjadi sama dengan Allah, penciptanya.
ANAK DAN YESUS
Ketika anak-anak diberi pertanyaan, "Mengapa Yesus dahulu hidup di dunia?", seorang anak laki-laki berusia 5 tahun menjawab, "Allah ingin manusia tahu bahwa Dia mengasihi mereka. Tetapi ada orang yang tidak dapat mendengarkan bisikan-Nya di dalam hati mereka, jadi Dia mengutus Yesus untuk memberitakan hal ini kepada mereka dengan suara keras."
Jawaban anak ini amat responsif. Jawaban ini menunjukkan bahwa anak itu memahami tujuan dasar kelahiran Yesus sebagai manusia, dan hubungan
Kita belajar memperkenalkan Allah dari cara-Nya memperkenalkan Diri-Nya. Ia memperkenalkan Diri-Nya melalui peraturan, alat peraga, sejarah, narasi, Amsal dan Mazmur, serta manusia.
Banyak orang tua bertanya, "Kapankah waktu yang tepat untuk memperkenalkan Allah kepada anak?" Sering kali orang tua bertanya demikian karena beranggapan bahwa anak masih terlalu kecil untuk dapat mengenal Allah yang abstrak dan tidak terlihat. Alkitab tidak pernah memberitahukan kepada kita secara terperinci pada usia
Kita belajar memperkenalkan Allah dari cara-Nya memperkenalkan Diri-Nya. Ia memperkenalkan Diri-Nya melalui peraturan, alat peraga, sejarah, narasi, Amsal dan Mazmur, serta manusia.
Banyak orang tua bertanya, "Kapankah waktu yang tepat untuk memperkenalkan Allah kepada anak?" Sering kali orang tua bertanya demikian karena beranggapan bahwa anak masih terlalu kecil untuk dapat mengenal Allah yang abstrak dan tidak terlihat. Alkitab tidak pernah memberitahukan kepada kita secara terperinci pada usia berapa anak harus diperkenalkan tentang Allah. Meskipun demikian, Alkitab berkali-kali mengingatkan orangtua untuk mengajarkan firman Tuhan kepada anak-anak. ... baca selengkapnya »
Kepolosan dan keluguan anak kecil memang luar biasa. Ketika mereka berkata mereka punya cita-cita tinggi, menjadi dokter, pilot dan sebagainya, mereka tidak pernah dipengaruhi oleh logika-logika yang biasanya dimiliki orang dewasa mengenai mungkin dan tidaknya hal itu terjadi. Wajar ketika seorang teman pada suatu ketika tertawa melihat reaksi anak kecil seperti ini dan berkata bahwa mereka belum tahu bagaimana pahitnya hidup sehingga bisa semudah itu bercita-cita. Tapi, justru keluguan anak-anak
Kepolosan dan keluguan anak kecil memang luar biasa. Ketika mereka berkata mereka punya cita-cita tinggi, menjadi dokter, pilot dan sebagainya, mereka tidak pernah dipengaruhi oleh logika-logika yang biasanya dimiliki orang dewasa mengenai mungkin dan tidaknya hal itu terjadi. Wajar ketika seorang teman pada suatu ketika tertawa melihat reaksi anak kecil seperti ini dan berkata bahwa mereka belum tahu bagaimana pahitnya hidup sehingga bisa semudah itu bercita-cita. Tapi, justru keluguan anak-anak ini yang diminta Yesus sendiri untuk kita teladani. Kita bisa belajar dari mereka yang belum terkontaminasi berbagai logika dan pikiran manusiawi yang sering kali justru menghambat kita dalam mencapai keberhasilan. ... baca selengkapnya »
LATAR BELAKANG KISAH KELAHIRAN MUSA
Dua belas orang anak Yakub dengan seluruh keluarganya menetap di Mesir. Setelah beberapa generasi, mereka bertambah banyak dan terus berkembang. Firaun baru "yang tidak mengenal Yusuf" (Keluaran 1:8) menganggap keberadaan sekelompok etnis imigran di bagian utara sebagai ancaman serius bagi negeri Mesir. Untuk mencegahnya, Firaun mengambil tindakan keras. Motif militer-politis-ekonomis ini mengakibatkan terjadinya perbudakan.
Para imigran yang disambut Firaun dari
LATAR BELAKANG KISAH KELAHIRAN MUSA
Dua belas orang anak Yakub dengan seluruh keluarganya menetap di Mesir. Setelah beberapa generasi, mereka bertambah banyak dan terus berkembang. Firaun baru "yang tidak mengenal Yusuf" (Keluaran 1:8) menganggap keberadaan sekelompok etnis imigran di bagian utara sebagai ancaman serius bagi negeri Mesir. Untuk mencegahnya, Firaun mengambil tindakan keras. Motif militer-politis-ekonomis ini mengakibatkan terjadinya perbudakan.
Para imigran yang disambut Firaun dari dinasti terdahulu dengan penuh persahabatan, sekarang dieksploitasi sebagai budak dalam pembangunan kota-kota perbekalan Mesir: Phitom dan Ramses. "Tetapi makin ditindas, makin bertambah banyak dan berkembanglah mereka." (Keluaran 1:12) Firaun pun bermaksud mengekang laju pertumbuhan demografis bangsa Israel dengan jalan pembunuhan secara sistematis pada semua bayi lelaki yang baru lahir.Di sini Allah akan memperkenalkan karya pembebasan-Nya lewat tokoh Musa. ... baca selengkapnya »
Dalam Perjanjian Lama, Tuhan memberikan instruksi kepada orang Israel melalui mimpi-mimpi dan penglihatan kepada para nabi dan imam. Pada beberapa periode dalam Perjanjian Lama, orang Israel melakukan perbuatan jahat di mata Tuhan, yaitu menyembah berhala. Selama periode-periode tersebut, suara Tuhan jarang terdengar kembali dan tidak ada banyak penglihatan yang Tuhan berikan. Tuhan bahkah menyerahkan orang Israel ke tangan-tangan musuh sampai akhirnya mereka mau bertobat dan kembali kepada-Nya.
Dalam Perjanjian Lama, Tuhan memberikan instruksi kepada orang Israel melalui mimpi-mimpi dan penglihatan kepada para nabi dan imam. Pada beberapa periode dalam Perjanjian Lama, orang Israel melakukan perbuatan jahat di mata Tuhan, yaitu menyembah berhala. Selama periode-periode tersebut, suara Tuhan jarang terdengar kembali dan tidak ada banyak penglihatan yang Tuhan berikan. Tuhan bahkah menyerahkan orang Israel ke tangan-tangan musuh sampai akhirnya mereka mau bertobat dan kembali kepada-Nya. Tuhan pun kembali mengutus para nabi dan hakim untuk memimpin mereka ke jalan Tuhan dan menyelamatkan mereka dari para penindas. ... baca selengkapnya »
RINGKASAN CERITA
Yosia menjadi raja ketika dia masih anak-anak dalam usia 8 tahun. Ia segera melakukan perintah Tuhan yang bertentangan dengan ayahnya, Raja Amon. Dia mengadakan reformasi dan mengambil langkah-langkah tegas terhadap penyembahan berhala.
Pada usia 25 tahun, Yosia memutuskan untuk membangun kembali Bait Allah yang keadaannya memburuk akibat usia. Seorang pekerja yang membersihkan Bait Allah menemukan sebuah kitab. Raja Yosia mendengar sekretarisnya membaca kitab tersebut. Setelah itu,
Gadis Kecil yang Menjadi Berkat (2 Raja-raja 5:2-19)
Walaupun Allah telah memilih keturunan-keturunan Abraham untuk menjadi berkat bagi dunia yang telah jatuh (Kejadian 21:18), khususnya untuk menyatakan kepada mereka kebesaran Allah yang Hidup, orang-orang Yahudi tidak pernah menggenapi mandat mereka. Larangan dari Allah kepada umat Yahudi untuk memisahkan diri dari kenajisan dunia berkembang menjadi penyekatan antara umat Yahudi dan semua yang bukan Yahudi. Pada masa Perjanjian Baru, jika seorang
Gadis Kecil yang Menjadi Berkat (2 Raja-raja 5:2-19)
Walaupun Allah telah memilih keturunan-keturunan Abraham untuk menjadi berkat bagi dunia yang telah jatuh (Kejadian 21:18), khususnya untuk menyatakan kepada mereka kebesaran Allah yang Hidup, orang-orang Yahudi tidak pernah menggenapi mandat mereka. Larangan dari Allah kepada umat Yahudi untuk memisahkan diri dari kenajisan dunia berkembang menjadi penyekatan antara umat Yahudi dan semua yang bukan Yahudi. Pada masa Perjanjian Baru, jika seorang Yahudi bergaul dengan non-Yahudi atau memasuki rumahnya, hal tersebut dianggap najis (Kisah 10:28). Sikap yang tidak ramah ini tampak juga dalam Kitab Yunus di Perjanjian Lama. Ketika Allah memerintahkan Yunus untuk pergi ke Niniwe dan menyampaikan pesan pertobatan kepada orang Asyur, dia tidak mau pergi. Bahkan, dia tidak taat dan menaiki kapal yang menuju Tarsis, tujuan terjauh dari Niniwe. Dia menolak memberitakan keselamatan untuk para penyembah berhala (Yohanes 1:2, 3). Akan tetapi, walaupun perasaan itu sudah lazim di antara orang-orang Yahudi, Alkitab juga memberikan kita beberapa contoh dari orang-orang Yahudi yang memperlakukan orang-orang yang tidak percaya dengan cara berbeda. Contohnya, Yusuf dan Daniel menghormati dan melayani tuan-tuan mereka dengan setia di tengah-tengah perhambaan mereka. Selain itu, mereka juga mempersaksikan iman mereka kepada Allah yang Benar. Dalam 2 Raja-raja kita memiliki contoh tentang seorang Yahudi yang diperbudak di tanah asing, tetapi dia justru menunjukkan kesetiaan serta belas kasihan kepada tuannya dengan mempersaksikan imannya kepada mereka: gadis kecil pelayan Naaman. ... baca selengkapnya »