Nilai Kehidupan Di Masa Kandungan

Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Kategori Bahan PEPAK: Pelayanan Anak Umum

(Oleh : B.S. Sidjabat)

Bahan bacaan: Mazmur 139:1-24

1. Tradisi nenek moyang kita umumnya menyatakan penghargaan tinggi bagi ibu yang mengandung. Apalagi bila jabang bayi amat dirindukan kedatangannya. Ada banyak tradisi budaya di tanah air ini yang mengungkapkan bahwa saat ibu mengandung tujuh bulan, diadakanlah acara khusus untuk menggembirakan baik sang ibu maupun sang bayinya (adat tujuh bulan). Di masa lalu banyak larangan (pantangan) bagi ibu yang mengandung agar berhati-hati dalam setiap langkahnya, demi kebaikan bayi dalam kandungannya.

Di jaman sekarang, karena situasi berubah, kehidupan semakin sukar dan mengalami banyak masalah, banyak ibu yang mengandung kurang memperhatikan kesehatan fisik dan mental kandungannya. Padahal saat bayi dalam kandungan ibunya ia berada pada kondisi amat penting bahkan menentukan. Masa anak dalam kandungan memang singkat, hanya sekitar 7-9 bulan. Akan tetapi dalam waktu singkat ini telah terbentuk "manusia utuh". Begitu banyak faktor yang mempengaruhi pembentukan, perkembangan bahkan pengembangan kepribadiannya. Banyak hal terjadi di masa kandungan dapat berpengaruh bagi kehidupannya sepanjang hayat.

2. Peristiwa yang umum terjadi terhadap bayi di dalam kandungan ibunya adalah "penolakan". Si janin merasa tertolak karena tidak dikehendaki. Ia hadir karena "kecelakaan", atau hubungan suami istri secara tidak sah. Si janin tertolak karena ada masalah pelik di antara suami istri. Ada masalah ekonomi dan keuangan (krisis). Akibatnya sang ibu menjadi tidak peduli, tidak memelihara gizi makanannya dan kesehatannya. Apalagi bila yang dikandung sang ibu adalah "anak haram" maka si ibu bisa menderita ejekan atau cemoohan dari orang sekitarnya. Si ibu bisa membenci janinnya bahkan ingin mengaborsi saja. Jika mengadakan aborsi dirasakan salah, bisa saja si ibu memakan obat-obatan yang tidak sesuai anjuran dokter.

Apakah yang terjadi dengan penolakan ini? Ada banyak! Pertama, bagi kesehatan jasmani janin. Janin yang tertolak dapat menderita cacat atau kelainan fisik. Terutama bila si ibu memakan obat-obatan berbahaya atau menjadi pencandu alkohol dan obat bius. Kedua, bagi kesehatan emosi dan mental si bayi. Janin yang tertolak dapat menderita kepedihan, rasa bersalah yang dalam atau gangguan kejiwaan dimana kelak menjadi tidak stabil dalam sudut emosinya. Janin yang tertolak juga dapat menderita kelambanan kemampuan berfikir.

3. Jika kehidupan sudah dimulai dalam kandungan maka masa kandungan itu perlu dipelihara dengan baik. Bukan saja oleh ibu tetapi juga oleh ayah. Mengapa? Perkembangan janin dalam kandungan ibu begitu cepat. Pembentukan dari yang tidak ada menjadi seorang manusia terjadi dalam waktu sembilan bulan saja. Pada bulan keempat hingga keenam janin telah mempunyai syaraf otak dan pendengaran. Artinya, ia bisa mendengar suara ayah berkomunikasi dengan sang ibu. Melalui tali pusar janin menerima semua makanan dan "informasi" dari luar dirinya melalui sang ibu. Cobalah kita simak bahwa bukankah kandungan yang diperoleh seorang wanita karena "kecelakaan" cukup menimbulkan masalah bagi bayinya kelak?

4. Jika Mazmur 139:13-18 berbicara bagaimana Allah ikut mengetahui pembentukan dan perkembangan kita di dalam kandungan ibu, maka betapa pentingnya pemeliharaan janin semasa ia berada di kandungan. Kita dapat melihat beberapa contoh dalam Alkitab mengenai orang-orang yang dibesarkan sesuai dengan pembinaan ibu dan atau ayahnya.

  1. Timotius, telah dibina oleh ibunya Eunike sejak masa kandungan (2 Timotius 3:15). Dia menjadi rekan sekerja Paulus dalam pemberitaan Injil.
  2. Samuel telah dipersembahkan ibunya, Hana, bagi Tuhan sejak masa kandungan (1 Sam 1:9-20). Hana melihat terjadinya krisis kepemimpinan di Israel.
  3. Yefta, contoh anak yang tertolak, namun bisa dipakai Tuhan secara perkasa, tetapi mempunyai temperamen tergesa-gesa mengambil keputusan (Hak. 11:1-3)
  4. Yeremia telah dipersiapkan Tuhan sejak masa kandungan ibunya untuk menjadi pemberita firman dan kebenaran Tuhan (1:5)
  5. Yohanes Pembabtis telah bergembira sejak di kandungan ibunya Elizabeth, begitu mendengar kedatangan Maria yang mengandung Yesus.

5. Bisa kita mengalami pembentukan dan pemeliharaan serba kurang di masa lalu ketika berada dalam kandungan ibu. Akan tetapi apakah semua pengalaman itu harus disesali? Haruskah kita membenci orang tua? Saya kira tidak. Sama sekali tidak perlu. Yesus pun ketika Ia dalam kandungan Maria, tidak mendapatkan penerimaan yang baik dari lingkungan. Mengapa Yesus harus menjadi seorang bayi dikandung oleh Maria, dilahirkan dan dibesarkan bersama-sama dengan Yusuf?

  1. Supaya kita melihat bagaimana ia menghadapi cemooh dan penolakan.
  2. Supaya kita memahami bagaimana menghadapi kesulitan.
  3. Supaya kita dipersiapkan bagaimana cara menghadapi ancaman pembunuhan, seperti dari Herodes Agung, setelah Dia dilahirkan. Akibatnya Yesus harus diungsikan ke Mesir.
  4. Supaya kita memahami bagaimana Dia rela taat dibesarkan dibawah asuhan Maria dan Yusuf.

6. Sekalipun kita mengalami pembentukan yang kurang baik di masa lalu, bahkan ketika berada di kandungan ibu, Allah sanggup memperbaharui hidup kita. Mengapa? Seperti dikemukakan Mazmur 139, Allah melihat ketika kita berada dalam masa pembentukan. Apapun yang terjadi di masa itu, Tuhan tahu dan sebab itu Dia sanggup memulihkan kita menjadi manusia utuh. Kita perlu berdoa dan memohon pertolonganNya (139:23-24) Yesus Kristus sanggup memulihkan diri kita. Dalam Ibrani 4:14,15 dikemukakan bahwa Dia adalah Imam Besar yang turut merasakan kelemahan kita, membawa kita keluar dari kegagalan-kegagalan atau pengalaman pahit. Firman Tuhan berkata agar kita memahami bahwa Tuhan ikut serta dalam merencanakan kehidupan kita untuk kebaikan (Roma 8:28). Kita diubahkan oleh Dia menjadi ciptaan baru, supaya kepahitan yang lama lenyap dan digantikan dengan pengharapan yang baru (2 Korintus 5:17).

Tuhan memberkati.