Jenis Bahan PEPAK: Tips
Berikut ini adalah beberapa ide yang dapat Anda pilih untuk merayakan Natal di rumah:
Menghadirkan Sinterklas
Masa-masa indah dan lucu di hari Natal tidak mudah untuk dilupakan. Saat memasukkan rumput ke dalam sepatu, meletakkannya di kolong tempat tidur, menengadah ke langit-langit rumah dan berkata kepada Sinterklas, "Bapak Sinterklas, saya minta mainan dokter-dokteran." Saat pagi-pagi melongok ke kolong ranjang dan melihat mainan dokter-dokteran sudah ada di dekat sepatu tanpa rumput lagi. Ada rasa kecewa setelah mengetahui bahwa yang meletakkan hadiah bukanlah Sinterklas, tapi ibu dan kakak-kakak saya. Saat itu ada kesenangan menyelinap di hati, karena mengetahui bahwa mereka memerhatikan saya di hari Natal.
Pertimbangan:
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan tentang masalah Sinterklas ini:
1. Kejujuran Orangtua
Ada perbedaan ketika menceritakan dongeng dengan eksistensi Sinterklas kepada anak? Saat kita menceritakan kisah seperti Donal Bebek, dsb., kita tidak menekankan kebenaran dari cerita itu. Tujuan utama dari cerita dongeng adalah sebagai hiburan dan mengembangkan daya imajinasi anak.
Bagaimana dengan Sinterklas? Kebanyakan dari kita justru menekankan kebenaran keberadaan Sinterklas, jika tidak maka kita tidak punya kekuatan untuk meyakinkan anak agar tidak nakal sehingga bisa mendapatkan hadiah. Dalam hal ini, permasalahannya tidak terletak pada "dampak", akan tetapi tanggung jawab pribadi orangtua kepada Tuhan dalam hal "kejujuran". Memang hal ini kelihatan kecil, anak-anak pun menikmati kebohongan orangtua sebagai sesuatu yang indah di masa kecilnya. Akan tetapi, bagaimana dengan integritas iman orangtua kepada Tuhan? Di manakah letak tanggung jawab kita sebagai orang Kristen?
2. Pengenalan Anak Akan Kebenaran
Di usia yang sangat muda (balita), anak masih berpikir secara konkret. Segala sesuatu dianggap benar, termasuk dongeng. Zaman semakin maju, anak-anak semakin hidup di dalam alam yang tidak konkret. Masalahnya, ketika kita menceritakan cerita Alkitab, mereka akan menempatkan cerita ini dalam golongan yang sama dengan dongeng. Bahkan mereka mungkin akan lebih tertarik dengan cerita dongeng daripada cerita Alkitab. Dengan kita menghadirkan Sinterklas sebagai tokoh yang hadir "hari ini", "di sini", tanpa kita sadari, kita semakin melemahkan cerita Alkitab. Tuhan Yesus di dalam kenyataannya hadir "hari ini", "di sini", digantikan dengan Sinterklas yang sebenarnya adalah tokoh legendaris saja. Akhirnya, anak dalam usianya yang muda mengenal kebenaran yang tidak benar.
3. Fokus Iman Anak
Dalam menghadapi permasalahan Sinterklas ini, kita harus bertanya, "Apakah saya percaya bahwa anak saya yang masih kecil dapat memunyai hubungan pribadi dengan Tuhan?" Jika Anda memegang prinsip bahwa dalam usia balita anak belum mampu untuk berhubungan dengan Tuhan, jika Anda beranggapan bahwa masa kecil hanya merupakan masa persiapan bagi anak untuk memiliki pengertian iman di masa dewasa, maka Anda tidak akan mempermasalahkan masalah Sinterklas ini.
Masalah Sinterklas akan menjadi serius, jika Anda memegang prinsip bahwa Anda percaya dan rindu agar anak memunyai hubungan pribadi dengan Tuhan di usia balita. Sekalipun pengalaman dengan dongeng Sinterklas tidak berpengaruh untuk kehidupan iman di masa dewasa, bukankah dongeng itu sudah berpengaruh dalam hidup iman di masa kecilnya? Pada momen tersebut, saat anak-anak seharusnya menikmati waktu doa kepada Tuhan Yesus, maka mereka menikmati doa kepada Sinterklas. Saat anak-anak seharusnya melihat keistimewaan bayi surga yang lahir di kandang, mereka lebih menikmati bapak tua yang secara instant memberikan apa yang mereka inginkan. Akhirnya, di hari natal, kita memfokuskan iman anak-anak pada objek yang salah.
Bagaimana Sebaiknya?
Kita harus mengetahui kebenaran yang sesungguhnya dari keberadaan Sinterklas. Sinterklas sebenarnya adalah tokoh legendaris yang cukup baik untuk dicontoh oleh anak-anak. Nama kecil Sinterklas adalah Nikolas, seorang yang sangat dermawan, sangat memerhatikan kebutuhan tetangganya yang miskin. Dengan diam-diam, ia memberikan apa yang diperlukan tetangganya untuk pernikahan anak gadisnya. Pemberian itu ia masukkan ke dalam kaos kaki yang sedang dijemur dekat perapian. Kemurahan hati Nikolas menyebar ke seluruh daerahnya. Ia sangat baik dengan anak-anak, dan banyak memberikan hadiah untuk mereka. Akhirnya Nikolas dianggap sebagai orang suci (Santa) dan dikenal sebagai Santa Claus.
Kita dapat memakai kesempatan Natal untuk menceritakan teladan Santa Claus dan mengajarkan arti kemurahan hati. Seperti kemurahan hati pemilik penginapan di Betlehem, pemberian hadiah dari orang-orang majus, dan gembala. Lebih dari itu kita bisa menghubungkan dengan kasih Allah yang memberikan Yesus untuk kita, sehingga kita kenal siapakah Allah yang tidak kelihatan itu.
Membuat Hiasan Natal
Persiapan yang paling umum di hari Natal adalah membuat dekorasi rumah dengan pohon Natal. Anda dapat membuat hiasan-hiasan Natal bersama dengan anak Anda. Jikalau biasanya Anda minta pegawai atau pembantu memasang hiasan-hiasan yang Anda beli di toko, kali ini buatlah sesuatu yang sederhana tapi mengandung arti bagi Anda dan anak Anda. Demikian juga dengan kue panggang. Buatlah kue yang dibentuk bermacam-macam simbol Natal (gembala, bintang, malaikat, bayi Yesus, dll.).
Merayakan Malam Natal di Rumah
Bagi anak kecil, pengertian Natal adalah hari ulang tahun Tuhan Yesus. Hal ini akan lebih mudah dicerna oleh anak. Jika Anda memunyai anak perempuan yang kreatif dan romantis, Anda bisa membelikan mereka patung-patung kecil tentang peristiwa Natal dan pohon Natal kecil yang bisa diletakkan di kamarnya. Sediakan juga bantalan doa kecil. Biarkan dengan kreativitas anak tersebut, ia merayakan Natal sendiri di kamarnya.
Kiranya ide-ide ini dapat memperkaya Natal tahun ini di dalam rumah Anda, khususnya dalam hubungan Anda dengan anak-anak Anda.
Diringkas dari:
Judul asli artikel | : | Merayakan Natal di Rumah |
Nama situs | : | Eunike-net |
Alamat URL | : | http://www.oocities.com/~eunike-net/01_10/natal95/ |
Tanggal akses | : | 9 September 2010 |
Kategori Bahan PEPAK: Perayaan Hari Raya Kristen
- Login to post comments
- Printer-friendly version