Wed, 11/20/2002 - 00:00 — admin
Anak belajar berani mengakui kesalahannya dan berani meminta maaf, sebagai sikap seorang anak yang dewasa. Dan anak belajar memaafkan orang lain tanpa mendendam, sebagai wujud sikap mengasihi orang lain.
Persiapan:
Anak-anak dikelompokkan (misalnya 10 anak perkelompok).
Peralatan Bermain:
Beberapa bungkus/pak korek api.
Garis Besar Permainan:
Berikanlah kepada setiap kelompok anak beberapa bungkus/pak korek api. Setiap kelompok berlomba membuat menara dari korek api yang disusun semakin lama semakin tinggi selama waktu tertentu (misalnya 15 menit).
Cara Bermain:
Setiap anak (anggota kelompok tersebut) secara bergiliran satu per satu meletakkan sebatang korek api di sebuah tempat tertentu. Setiap anak meletakkan sebatang korek api di atas tumpukan korek hasil susunan korek teman-temannya. Tentu saja semakin lama tumpukan korek api itu akan semakin tinggi dan kemungkinan besar ada anak yang melakukan kesalahan/gagal, sehingga korek apinya jatuh atau bahkan ia menghancurkan seluruh bangunan korek api kelompoknya.
Karena korek tersebut jatuh atau karena bangunan tersebut runtuh maka kelompok tersebut dinyatakan kalah oleh guru. Ia berdiri di tengah kelompok dan dengan keras ia harus berteriak, "Saya minta maaf". Dan seluruh teman dalam kelompoknya menjawab, "Kami memaafkan!" Jika proses "maaf dan memaafkan" ini lancar, maka kelompok terebut diijinkan untuk meneruskan bangunan itu kembali.
Lucu sekali, dalam 15 menit dalam setiap kelompok rata-rata akan terjadi 5 - 10 kali kesalahan. Itu berarti setiap kelompok berlatih "meminta maaf" dan "memaafkan". Setelah waktu habis, ditentukan siapakan kelompok yang bangunannya paling tinggi.
Di akhir permainan, guru mewawancarai beberapa anak, tanyakan bagaimana perasaan mereka pada saat mereka melakukan kesalahan? Dan bagaimana perasaannya saat meminta maaf? Apakah meminta maaf itu berat? Mengapa? Dan tanyakan juga perasaan anak-anak ketika mereka harus memaafkan teman yang telah menghancurkan karya bersama mereka? Guru menjelaskan makna kasih, antara lain berani meminta maaf dan memaafkan. Persaudaraan lebih tinggi nilainya daripada sebuah kemenangan. Permainan ini tepat untuk menjelaskan sikap Kristen yang dewasa, menjelaskan sikap mengampuni, menjelaskan boleh berprestasi tapi ingat juga kasih persaudaraan.
Jenis Bahan PEPAK: Bahan Mengajar
Tujuan:Anak belajar berani mengakui kesalahannya dan berani meminta maaf, sebagai sikap seorang anak yang dewasa. Dan anak belajar memaafkan orang lain tanpa mendendam, sebagai wujud sikap mengasihi orang lain.
Persiapan:
Anak-anak dikelompokkan (misalnya 10 anak perkelompok).
Peralatan Bermain:
Beberapa bungkus/pak korek api.
Garis Besar Permainan:
Berikanlah kepada setiap kelompok anak beberapa bungkus/pak korek api. Setiap kelompok berlomba membuat menara dari korek api yang disusun semakin lama semakin tinggi selama waktu tertentu (misalnya 15 menit).
Cara Bermain:
Setiap anak (anggota kelompok tersebut) secara bergiliran satu per satu meletakkan sebatang korek api di sebuah tempat tertentu. Setiap anak meletakkan sebatang korek api di atas tumpukan korek hasil susunan korek teman-temannya. Tentu saja semakin lama tumpukan korek api itu akan semakin tinggi dan kemungkinan besar ada anak yang melakukan kesalahan/gagal, sehingga korek apinya jatuh atau bahkan ia menghancurkan seluruh bangunan korek api kelompoknya.
Karena korek tersebut jatuh atau karena bangunan tersebut runtuh maka kelompok tersebut dinyatakan kalah oleh guru. Ia berdiri di tengah kelompok dan dengan keras ia harus berteriak, "Saya minta maaf". Dan seluruh teman dalam kelompoknya menjawab, "Kami memaafkan!" Jika proses "maaf dan memaafkan" ini lancar, maka kelompok terebut diijinkan untuk meneruskan bangunan itu kembali.
Lucu sekali, dalam 15 menit dalam setiap kelompok rata-rata akan terjadi 5 - 10 kali kesalahan. Itu berarti setiap kelompok berlatih "meminta maaf" dan "memaafkan". Setelah waktu habis, ditentukan siapakan kelompok yang bangunannya paling tinggi.
Di akhir permainan, guru mewawancarai beberapa anak, tanyakan bagaimana perasaan mereka pada saat mereka melakukan kesalahan? Dan bagaimana perasaannya saat meminta maaf? Apakah meminta maaf itu berat? Mengapa? Dan tanyakan juga perasaan anak-anak ketika mereka harus memaafkan teman yang telah menghancurkan karya bersama mereka? Guru menjelaskan makna kasih, antara lain berani meminta maaf dan memaafkan. Persaudaraan lebih tinggi nilainya daripada sebuah kemenangan. Permainan ini tepat untuk menjelaskan sikap Kristen yang dewasa, menjelaskan sikap mengampuni, menjelaskan boleh berprestasi tapi ingat juga kasih persaudaraan.
Bahan diedit dari sumber:
Judul Buku | : | Teknik Kreatif dan Terpadu dalam Mengajar Sekolah Minggu |
Pengarang | : | Drs. Paulus Lie |
Penerbit | : | Yayasan Andi, Yogyakarta, 1999 |
Halaman | : | 156 - 157 |
Kategori Bahan PEPAK: Aktivitas dan Ketrampilan Anak
- Login to post comments
- Printer-friendly version