Jenis Bahan PEPAK: Bahan Mengajar
Bahan bacaan: Amsal 4:23-27
Brad dan ayahnya berdiri di serambi depan sambil memandangi buldoser yang mencungkil bongkahan-bongkahan batu trotoar yang berada di depan rumah mereka. "Mereka benar-benar mengacaukannya," celetuk Brad.
Ayah tersenyum. "Ya", jawabnya, "tapi setelah semua ini selesai, kita akan memunyai sebuah jalan yang lebih baik. Jalan itu memang banyak berlobang."
Brad tidak menjawab. Dia hanya berdiri dengan tertegun sambil berpikir tentang sesuatu yang lebih kacau daripada jalanan mereka. Malam sebelumnya, dia menginap di rumah Jimmy dan mereka begadang hingga larut malam sambil melihat-lihat majalah yang tidak biasa dimiliki orang.
Brad tak tahu apa yang harus dikatakan ketika Jimmy mengeluarkan majalah yang diambilnya dari tempat yang tersembunyi dan mengusulkan untuk melihat majalah itu bersama-sama. Dia tak ingin kelihatan seperti seorang yang sok suci di mata temannya. "Aku tidak tahu. Aku ... ayah tidak akan suka jika dia mengetahui hal ini," bisiknya pelan.
"Ah, ayolah," bujuk Jimmy. "Kita nikmati saja gambar-gambar ini. Ayahmu tidak akan pernah tahu." Akhirnya Brad pun menyerah dan dia merasa pikirannya menjadi kotor. Bahkan dia pun mengaku di hadapan Tuhan bahwa apa yang telah dilakukannya itu salah dan dia mohon agar Tuhan mengampuninya. Namun apa yang akan dilakukannya jika Jimmy mengajaknya untuk melihat majalah semacam itu lagi?
"Seseorang pasti telah membuat berbagai rencana sebelum proyek perbaikan jalan ini dimulai," kata ayah. "Mereka harus mempertimbangkan biaya; apakah biaya tersebut seimbang dengan waktu, uang dan kekacauan yang akan terjadi."
Itulah jawabanku, pikir Brad. Aku harus mempertimbangkan apakah melihat majalah-majalah seperti itu akan mengacaukan pikiranku. Tidak. Aku lebih suka tidak terlihat keren di depan teman-temanku, pikirnya.
Malam itu, Brad mengambil Alkitabnya dan menuliskan sebuah doa di bagian belakang: "Tuhan, ketika teman-temanku membujukku untuk melakukan sesuatu yang salah, berikanku keberanian untuk berkata tidak. Aku memilih untuk menjaga hati dan pikiranku tetap bersih."
Bagaimana denganmu? Apa yang akan kamu katakan jika seorang teman memintamu untuk melakukan sesuatu yang salah? Alkitab mengajarkan untuk "[menjaga] hatimu dengan segala kewaspadaan." Waspada berarti memerhatikan. Apakah kamu akan lebih memerhatikan apa yang Tuhan katakan daripada menyerahkan diri ke dalam pencobaan?
Ayat hafalan: "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23) (t/Setya)
Bergabunglah dalam Facebook BA: http://fb.sabda.org/binaanak
Kategori Bahan PEPAK: Pelayanan Sekolah Minggu
- Login to post comments
- Printer-friendly version