Jenis Bahan PEPAK: Artikel
Kategori Bahan PEPAK: Guru - Pendidik
Guru Kristen merupakan suatu bagian penting dari perkembangan gereja mula-mula. Referensi tentang guru-guru Kristen ini banyak terdapat di Perjanjian Baru. Beberapa referensi dalam Perjanjian Baru untuk mereka yang melayani di posisi formal sebagai guru, seringkali sebagai pendeta-guru. Kebanyakan dari Perjanjian Baru tentang guru-guru, berkaitan dengan mereka yang sekarang ini melayani sebagai guru sekolah minggu.
Anugerah bagi gereja-gereja
Guru dipandang sebagai anugerah bagi gereja-gereja. Paulus menulis bahwa Tuhan memberi gereja, diantara para pekerja lainnya, "gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk melengkapi orang-orang kudus" (Efesus 4:11-12). Paulus meneruskan hal ini, bahwa melalui pekerjaan pengajaran yang dilakukan oleh orang-orang kudus ini akan membawa kedewasaan.
Sebagai orang percaya dewasa dalam tubuh orang Kristen akan dapat melakukan pekerjaan pelayanan yang akan menghasilkan kemajuan bagi gereja-gereja.
Hai para guru, Anda adalah anugerah Allah bagi gereja Anda!
Guru atas hal-hal yang baik
Paulus menulis kepada para wanita yang sudah tua bahwa mereka harus menjadi "pengajar atas hal-hal yang baik", seperti mengajar "perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya, hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya," (Titus 2:3-5). Selain itu, untuk membantu wanita-wanita muda ini memiliki hidup yang lebih baik, pengaruh dari pengajaran mereka adalah untuk memastikan bahwa Firman Tuhan tidak akan dihujat melalui pengajaran yang tidak tepat dari para wanita muda ini.
Dalam terang dari seluruh masalah di dunia dan di gereja saat ini, mungkin perlu untuk berdoa supaya Tuhan membangkitkan beberapa wanita yang sudah dewasa untuk menggunakan karunia mengajar yang serupa saat ini.
Kita bertanggung jawab atas pelayanan pengajaran
Para guru bertanggungjawab untuk mengajar dengan setia. Meskipun guru merupakan anugerah bagi gereja mula-mula, guru yang tidak terus bertumbuh di dalam Kristus bisa menjadi masalah. Orang-orang yang menjadi guru perlu memberikan yang terbaik untuk pelayanan pengajaran. Untuk alasan itulah Paulus menulis bahwa mereka yang terlibat dalam pengajaran seharusnya "melayani" ajaran mereka (Roma 12:7). Bila Paulus menulis untuk gereja-gereja saat itu, dia tentu akan mengajak seluruh guru sekolah minggu untuk setia dalam pengajaran mereka.
Hati untuk Amanat Agung
Yesus menjadikan pelayanan pengajaran sebagai inti dari Amanat Agung. Selain itu, untuk melakukannya dan membaptis, Yesus memerintahkan gereja untuk "mengajar seluruh bangsa". Dia lebih lanjut memerintahkan bahwa orang-orang harus diajarkan segala sesuatu yang telah Dia ajarkan (Matius 28:19, 20).
Perintah Yesus untuk gereja-Nya tidak pernah berakhir. Oleh sebab itu, mengajarkan tentang Kristus harus tetap menjadi prioritas dalam program gereja.
Masalah-masalah
Para pengajar dalam Perjanjian Baru mengalami banyak masalah. Beberapa orang yang mengaku menjadi pengajar adalah orang yang sombong. Paulus menjelaskan beberapa dari pengajar itu sebagai orang yang "menjadi pengajar hukum Taurat tanpa mengerti perkataan mereka sendiri dan pokok-pokok yang secara mutlak mereka kemukakan." (1 Timotius 1:7).
Pengajar-pengajar lain termotivasi oleh keinginan untuk menyenangkan orang lain. Guru semacam ini mengajarkan apa yang ingin didengar orang lain. Paulus menulis bahwa guru yang semacam ini adalah orang yang dipilih oleh orang-orang saat mereka "gatal" telinga dan tidak ingin mendengarkan kebenaran (1Timotius 4:3, 4).
Petrus mengingatkan bahwa kesalahan para pengajar akan muncul dari umat Allah yang akan "memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka." (2Petrus 2:2).
Penulis kitab Ibrani menceritakan tentang orang-orang yang seharusnya telah menjadi pengajar tetapi gagal untuk bertumbuh. Dia mengingatkan mereka dengan mengatakan bahwa mereka seharusnya sudah menjadi guru, bukannya tetap memerlukan orang lain untuk mengajarkan kepada mereka "asas-asas pokok dari penyataan Allah,"(Ibrani 5:12).
Paulus menuliskan kepada Titus bahwa ada pengajar-pengajar di Krete yang "mengajarkan yang tidak-tidak". Untuk memperparah, Paulus mengatakan bahwa pengajar-pengajar itu mengajarkan kebohongan mereka karena kerakusan. Paulus menekankan bahwa mulut yang seperti itu harus dihentikan (Titus 1:11).
Yesus, melalui kitab Yohanes, mengatakan tentang seorang guru yang digambarkan sebagai guru "Izebel". Hal yang tampaknya menjadi gangguan terbesar perhatian Yesus tentang guru itu adalah bahwa gereja di Tiatira mengijinkan dia melanjutkan ajarannya. Yesus mengatakan bahwa dia sedang menggoda hamba-Nya "untuk berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala." Tuhan sudah memberikan pengampunan baginya dan bagi orang-orang yang telah mengikuti ajarannya (Wahyu 2:20)
Dari penelitian singkat pada referensi Alkitab tentang para pengajar, jelaslah bahwa pengajar sangat berpengaruh dalam perkembangan gereja mula-mula. Pengaruh para pengajar diperhitungkan baik dari tujuan baik maupun buruk.
Pengajaran Kristen saat ini sama-sama memberikan potensi baik yang buruk maupun yang baik. Oleh sebab itu, biarlah setiap guru memberikan seluruh usaha pengajaran mereka untuk kemuliaan Tuhan.(t/Ratri)
- Login to post comments
- Printer-friendly version