Tue, 07/09/2002 - 00:00 — admin
1. Memberanikan diri untuk mengadakan perubahan
Mengapa tidak mencoba metode dan pendekatan-pendekatan baru untuk mengajar? Walaupun metode kuliah yang tradisionil mempunyai nilai-nilai yang tidak boleh diabaikan, namun kelas itu mungkin mendapat dorongan baru bila dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang dapat bekerja sama mencari kebenaran utama pelajaran itu. Atau mungkin diskusi yang informil akan memberi kesempatan kepada masing-masing anggota kelas untuk memberikan tanggapannya hingga mereka merasa menjadi bagian yang penting dalam kelompok itu.
2. Memakai orang
Mungkin sekali ada anggota-anggota kelas yang memiliki kecakapan atau bakat yang istimewa. Mengapa Saudara tidak meminta mereka sekali-kali menambahkan keterangan-keterangan kepada pelajaran yang sedang disajikan? Seorang ahli hukum mungkin senang membahas penghakiman Yesus dari segi hukum. Seorang petani dapat memberi pengertian yang mendalam tentang perumpamaan-perumpamaan yang dipakai oleh Yesus, yang berkisar pada metode pertanian pada zaman itu. Seorang perawat dapat membantu kelas untuk mengerti petunjuk-petunjuk dalam Injil Lukas dan Kisah Para Rasul yang menunjukkan latar belakang Lukas sebagai dokter. Seorang pemuda belasan tahun dapat membuat penyelidikan berdasarkan ilmu jiwa untuk cerita anak yang hilang agar dapat membantu kelas mengerti faktor-faktor apa yang menimbulkan niat untuk melarikan diri dari rumah. Hal "memakai orang" akan menghasilkan keanekaragaman dan daya cipta, bila dipimpin dengan sepatutnya oleh pengajar.
3. Berdoa
Seorang pedagang telah memohon pikiran yang kreatif kepada Tuhan. Bukankah ini doa yang patut bagi seorang pengajar? Roh Kudus tidak terikat pada satu cara kerja. Bila menyelidiki kehidupan Kristus nyatalah bahwa Ia memakai bermacam-macam cara. Yesus mengajar dengan memberi pernyataan, dengan memberi teladan, dengan perumpamaan, dengan mengizinkan orang lain bicara, dengan berdiam diri, dengan memakai kata-kata yang indah. Mungkin dari Yesus dapatlah kita belajar tentang kemungkinan-kemungkinan keanekaragaman dalam pengajaran. Pelajar-pelajar akan menghargai seorang pengajar yang mengubah-ubah cara mengajarnya.
Jenis Bahan PEPAK: Tips
Richard L. Dresselhaus dalam bukunya Penginjilan di Sekolah Minggu, menuliskan beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang pengajar agar dapat menghasilkan suasana kreatif dalam kelasnya. Hal-hal tersebut antara lain:1. Memberanikan diri untuk mengadakan perubahan
Mengapa tidak mencoba metode dan pendekatan-pendekatan baru untuk mengajar? Walaupun metode kuliah yang tradisionil mempunyai nilai-nilai yang tidak boleh diabaikan, namun kelas itu mungkin mendapat dorongan baru bila dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang dapat bekerja sama mencari kebenaran utama pelajaran itu. Atau mungkin diskusi yang informil akan memberi kesempatan kepada masing-masing anggota kelas untuk memberikan tanggapannya hingga mereka merasa menjadi bagian yang penting dalam kelompok itu.
2. Memakai orang
Mungkin sekali ada anggota-anggota kelas yang memiliki kecakapan atau bakat yang istimewa. Mengapa Saudara tidak meminta mereka sekali-kali menambahkan keterangan-keterangan kepada pelajaran yang sedang disajikan? Seorang ahli hukum mungkin senang membahas penghakiman Yesus dari segi hukum. Seorang petani dapat memberi pengertian yang mendalam tentang perumpamaan-perumpamaan yang dipakai oleh Yesus, yang berkisar pada metode pertanian pada zaman itu. Seorang perawat dapat membantu kelas untuk mengerti petunjuk-petunjuk dalam Injil Lukas dan Kisah Para Rasul yang menunjukkan latar belakang Lukas sebagai dokter. Seorang pemuda belasan tahun dapat membuat penyelidikan berdasarkan ilmu jiwa untuk cerita anak yang hilang agar dapat membantu kelas mengerti faktor-faktor apa yang menimbulkan niat untuk melarikan diri dari rumah. Hal "memakai orang" akan menghasilkan keanekaragaman dan daya cipta, bila dipimpin dengan sepatutnya oleh pengajar.
3. Berdoa
Seorang pedagang telah memohon pikiran yang kreatif kepada Tuhan. Bukankah ini doa yang patut bagi seorang pengajar? Roh Kudus tidak terikat pada satu cara kerja. Bila menyelidiki kehidupan Kristus nyatalah bahwa Ia memakai bermacam-macam cara. Yesus mengajar dengan memberi pernyataan, dengan memberi teladan, dengan perumpamaan, dengan mengizinkan orang lain bicara, dengan berdiam diri, dengan memakai kata-kata yang indah. Mungkin dari Yesus dapatlah kita belajar tentang kemungkinan-kemungkinan keanekaragaman dalam pengajaran. Pelajar-pelajar akan menghargai seorang pengajar yang mengubah-ubah cara mengajarnya.
Kategori Bahan PEPAK: Metode dan Cara Mengajar
- Login to post comments
- Printer-friendly version