Meneladani Disiplin Yesus

Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Dalam pelajaran ini kita akan memerhatikan peraturan-peraturan, kontrol, atau kedisiplinan yang harus diikuti dan dilakukan oleh seorang murid Yesus.

ADA KEDISIPLINAN

Sudah pasti ada kedisiplinan yang terlibat dalam pemuridan. Bahkan dengan menyejajarkan dua kata tersebut, "disciple" (murid) dan "discipline" (disiplin), kita akan berharap adanya hubungan yang lain antara dua kata tersebut, tentu saja selain hubungan bahwa kedua kata tersebut mempunyai akar kata yang sama.

KEDISIPLINAN DIRI

Kedisiplinan seorang murid Yesus bukanlah kedisiplinan yang ditetapkan oleh orang lain. Kedisiplinan seorang murid Yesus adalah kedisiplinan diri terhadap Kristus. Paulus berkata kepada Timotius, "Disiplinkan dirimu supaya engkau kudus" (1Timotius 4:7-8). Di ayat itu, Paulus mempertentangkan nilai disiplin rohani dengan disiplin fisik yang lebih populer. Namun, kata "dirimu" bukannya tanpa paksaan. Paulus mendorong Timotius untuk tidak hanya disiplin rohani, tetapi juga disiplin diri.

Ketika Paulus membela diri di depan Felix, dia mengakui bahwa pemuridan yang dilakukannya meneladani apa yang Yesus lakukan. Ia mengungkapkannya dengan kalimat yang sama: "Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia" (Kisah Para Rasul 24:16).

Sangat penting bagi gereja untuk memberitakan Injil dengan menyatakan apa yang salah, menegur, dan menasihati (2Timotius 4:2). Tanggung jawab itu ada pada setiap murid untuk menerapkan kedisiplinan dirinya dalam Tuhan Yesus Kristus.

Terdapat tiga aspek dalam disiplin diri.

  1. Penilaian diri. "Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman" (2Korintus 13:5).

  2. Penerapan diri. "Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah" (2Timotius 2:15).

  3. Pertanggungjawaban diri.

Jika setiap orang Kristen mau melakukan disiplin diri seperti di atas, kita tidak perlu menetapkan bentuk kedisiplinan yang lain, yang adalah pokok pelajaran kita selanjutnya.

CUKUPLAH BAGI SEORANG MURID UNTUK MENELADANI GURUNYA

Matius 10:24-25

Yesus menunjukkan bahwa tujuan dari seorang murid adalah "menjadi sama seperti gurunya" (Matius 10:24-25). Dalam hal ini, "guru" jelas bukan sesama murid, melainkan guru besar -- seseorang yang diikuti oleh murid. Murid mencoba menjadi seperti guru mereka.

Sekarang, perhatikan bahwa Yesus mengatakan "cukuplah" untuk melakukan hal ini. Kristus menghendaki murid-murid-Nya seperti diri-Nya, dan mengikuti disiplin-Nya. Menambahkan lebih banyak disiplin dari yang diberikan Tuannya berarti meninggikan diri melebihi Tuannya, atau dengan kata lain, menjadi arogan atau sombong.

Karena "cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya"; cukuplah bagi kita untuk menaati perintah Kristus. Sebab terlalu berlebihan jika kita mengikuti peraturan tambahan. Jangan sampai kita menggantungkan diri pada peraturan yang dibuat manusia. Jangan memikul kuk atau beban lain selain yang dibebankan Yesus kepada Anda (Matius 11:29).

Tentu saja sangatlah baik mengikuti teladan dari orang Kristen lain dan menjadikan teladan itu sebagai pendorong semangat kita. Paulus mengatakan kepada jemaat di Filipi, "... ikutilah teladanku ..." (Filipi 3:16-17; 4:9). Namun, dia berkata seperti itu karena dia sendiri meneladani Kristus. "Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus." (1Korintus 4:15-16; 11:1). Perhatikan bahwa yang kita ikuti adalah contoh yang baik, yang kita lihat pada diri orang lain, bukan peraturan atau ketetapan yang dipaksakan kepada kita. Sekarang, kita lihat peraturan apa yang seharusnya ditaati oleh murid Kristus.

PERATURAN-PERATURAN APA SAJA YANG HARUS DITAATI OLEH SEORANG MURID?

Matius 28:18-20

Amanat Agung memberikan batasan yang jelas tentang apa saja yang harus dilakukan oleh para murid Kristus. Setelah mengatakan, "... jadikanlah semua bangsa murid-Ku ...," Yesus menyimpulkan dengan menentukan apa saja yang harus diajarkan kepada para murid, "segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu" (Matius 28:19-20). Itu adalah sebuah kalimat yang sangat penting. Kalimat itu memberi batasan yang jelas tentang apa yang harus diikuti oleh para murid Kristus dan apa yang ditentukan oleh guru mereka.

  • Seperti yang sudah tertulis di atas, cukuplah bagi kita untuk menanggung kuk yang Yesus berikan (Matius 11:28-30).
  • Bagian yang harus dipelajari oleh murid adalah "Jangan melampaui yang ada tertulis" (1Korintus 4:6).
  • Murid harus "belajar mengenal Kristus ... mendengar tentang Dia ... menerima pengajaran di dalam Dia." (Efesus 4:17,20-24).
  • Seorang murid "harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil" (Kolose 1:23). Kebalikannya adalah "mengikuti peraturan" yang tidak ditentukan oleh Kristus (Kolose 2:18-23).
  • Peraturan yang harus kita ikuti adalah peraturan alkitabiah yang membuat kita "mampu diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik" dan kita tidak membutuhkan peraturan yang lain (2Timotius 3:14-17).
  • Kasih Allah dan Kristus, tanda dari seorang murid yang sejati, adalah "menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat" (1Yohanes 5:3). (t/Dian)

Kategori Bahan PEPAK: Pelayanan Anak Umum

Sumber
Judul Artikel: 
A Disciple`s Discipline -- Followers of Jesus
Judul Buku: 
Christian Discipleship