Pentingnya Permainan

Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Sebagian orang kurang setuju apabila permainan digunakan di dalam program SM, sebagian yang lain setuju. Pihak yang tidak setuju mengatakan bahwa permainan itu bersifat duniawi sehingga tidak baik dibawa ke dalam gereja. Sedangkan pihak yang setuju mengatakan bahwa permainan diperlukan untuk memecahkan kebekuan (ice-breaking).

FUNGSI BERMAIN

Permainan dapat memperluas interaksi sosial dan mengembangkan keterampilan sosial, yaitu belajar bagaimana berbagi, hidup bersama, mengambil peran, belajar hidup dalam masyarakat secara umum. Selain itu, permainan akan meningkatkan perkembangan fisik, koordinasi tubuh, dan mengembangkan serta memperhalus keterampilan motor kasar dan halus. Permainan juga akan membantu anak-anak memahami tubuhnya; fungsi dan bagaimana menggunakannnya dalam belajar. Anak-anak bisa mengetahui bahwa bermain itu menyegarkan, menyenangkan dan memberikan kepuasan.

Permainan dapat membantu perkembangan kepribadian dan emosi karena anak-anak mencoba melakukan berbagai peran, mengungkapkan perasaan, menyatakan diri dalam suasana yang tidak mengancam, juga memerhatikan peran orang lain. Melalui permainan anak-anak bisa belajar mematuhi aturan sekaligus menghargai hak orang lain.

Pada bagian selanjutnya akan disampaikan makna permainan secara lebih terinci, mengikuti sistematika edisi khusus majalah Ayahbunda berjudul "Bermain, Dunia Anak".

BERMAIN DAN KEMAMPUAN INTELEKTUAL

Fungsi bermain terhadap kemampuan intelektual dapat dilihat pada beberapa hal berikut ini.

  1. Merangsang perkembangan kognitif.

    Dengan bermain, sensori-motor (indera-pergerakan) anak-anak dapat mengenal permukaan lembut, kasar, atau kaku. Permainan fisik akan mengajarkan anak akan batas kemampuannya sendiri. Permainan juga akan meningkatkan kemampuan abstraksi (imajinasi dan fantasi) sehingga anak-anak semakin jelas mengenal konsep besar-kecil, atas-bawah, dan penuh-kosong. Melalui permainan anak-anak dapat menghargai aturan, keteraturan, dan logika.

  2. Membangun struktur kognitif.

    Melalui permainan, anak-anak akan memperoleh informasi yang lebih banyak sehingga pengetahuan dan pemahamannya akan lebih kaya dan lebih dalam. Bila informasi baru ini ternyata berbeda dengan yang selama ini diketahuinya, anak dapat mengubah informasi yang lama sehingga ia mendapatkan pemahaman atau pengetahuan yang lebih baru. Jadi melalui bermain, struktur kognitif anak terus diperkaya, diperdalam, dan diperbarui sehingga semakin sempurna.

  3. Membangun kemampuan kognitif.

    Kemampuan kognitif mencakup kemampuan mengidentifikasi, mengelompokkan, mengurutkan, mengamati, membedakan, meramalkan, menentukan hubungan sebab-akibat, membandingkan, dan menarik kesimpulan. Permainan akan mengasah kepekaan anak-anak akan keteraturan, urutan, dan waktu. Permainan juga meningkatkan kemampuan logis (logika).

  4. Belajar memecahkan masalah.

    Di dalam permainan, anak-anak akan menemui berbagai masalah sehingga bermain akan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengetahui bahwa ada beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah. Permainan juga memungkinkan anak-anak bertahan lebih lama menghadapi kesulitan sebelum persoalan yang ia hadapi dapat dipecahkan. Proses pemecahan masalah ini mencakup adanya imajinasi aktif anak-anak. Imajinasi aktif akan mencegah timbulnya kebosanan yang merupakan pencetus kerewelan pada anak- anak.

  5. Mengembangkan rentang konsentrasi.

    Apabila tidak ada konsentrasi atau rentang perhatian yang memadai, seorang anak tidak mungkin dapat bertahan lama bermain peran (pura-pura menjadi dokter, ayah-anak-ibu, guru, dll.). Ada hubungan yang dekat antara imajinasi dan kemampuan konsentrasi. Imajinasi membantu meningkatkan kemampuan konsentrasi. Anak-anak yang tidak imajinatif memiliki rentang perhatian (konsentrasi) yang pendek dan memiliki kemungkinan besar untuk berperilaku agresif dan mengacau.

BERMAIN DAN PERKEMBANGAN BAHASA

Dapat dikatakan bahwa kegiatan bermain merupakan "laboratorium bahasa" buat anak-anak. Di dalam bermain, anak-anak bercakap-cakap satu dengan yang lain, berargumentasi, menjelaskan, dan meyakinkan. Jumlah kosakata yang dikuasai anak-anak dapat meningkat karena mereka dapat menemukan kata-kata baru.

BERMAIN DAN PERKEMBANGAN SOSIAL

Perkembangan sosial yang terjadi melalui proses bermain adalah sebagai berikut.

  1. Meningkatkan sikap sosial.

    Ketika bermain, anak-anak harus memerhatikan cara pandang teman bermainnya, dan dengan demikian akan mengurangi sikap egosentrisnya. Dalam permainan itu pula anak-anak dapat belajar bagaimana bersaing dengan jujur, sportif, tahu akan haknya, dan peduli akan hak orang lain. Anak-anak juga dapat belajar apa artinya sebuah tim dan semangat tim.

  2. Belajar berkomunikasi.

    Agar dapat melakukan permainan, seorang anak harus dapat mengerti dan dimengerti oleh teman-temannya. Karena itu melalui permainan, anak-anak dapat belajar bagaimana mengungkapkan pendapatnya, juga mendengarkan pendapat orang lain. Di sini pula anak belajar untuk menghargai pendapat orang lain dan perbedaan pendapat.

  3. Belajar mengorganisasi.

    Permainan seringkali menghendaki adanya peran yang berbeda dan karena itu dalam permainan ini anak-anak dapat belajar berorganisasi sehubungan dengan penentuan siapa yang akan menjadi apa. Melalui permainan ini anak-anak juga dapat belajar bagaimana menghargai harmoni dan mau melakukan kompromi.

BERMAIN DAN PERKEMBANGAN EMOSI

Emosi akan selalu terkait di dalam bermain, entah itu senang, sedih, marah, takut, dan cemas. Oleh karena itu, bermain merupakan suatu tempat pelampiasan emosi dan juga relaksasi.

  1. Kestabilan emosi.

    Adanya tawa, senyum, dan ekspresi kegembiraan lain mempunyai pengaruh jauh di luar wilayah bermain itu sendiri. Adanya kegembiraan/perasaan senang yang dirasakan bersama ini dapat mengarah pada kestabilan emosi anak-anak.

  2. Rasa kompetensi dan percaya diri.

    Bermain menyediakan kesempatan kepada anak-anak untuk mengatasi situasi. Kemampuan mengatasi situasi ini membuat anak merasa kompeten dan berhasil. Perasaan mampu ini pula yang akan mengembangkan percaya diri anak-anak. Selain itu, anak-anak dapat membandingkan kemampuan pribadinya dengan teman-temannya sehingga dia dapat memandang dirinya lebih wajar (mengembangkan konsep diri yang realistis).

  3. Menyalurkan keinginan.

    Di dalam bermain, anak-anak dapat menentukan pilihan ingin menjadi apa dia. Bisa saja ia ingin menjadi "ikan", bukan "cacing"; bisa juga ia menjadi "komandan" pasukan perangnya, bukan "prajurit" biasa.

  4. Menetralisir emosi negatif.

    Bermain dapat menjadi "katup" pelepasan emosi negatif anak, misalnya rasa takut, marah, cemas, dan memberi anak-anak kesempatan untuk menguasai pengalaman traumatik.

  5. Mengatasi konflik.

    Di dalam bermain sangat mungkin akan timbul konflik antara satu anak dengan lainnya dan karena itu anak-anak bisa belajar memilih alternatif untuk menyikapi atau menangani konflik yang ada.

  6. Menyalurkan agresivitas secara aman.

    Bermain memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk menyalurkan agresivitasnya secara aman. Dengan menjadi "raksasa", misalnya, anak-anak dapat merasa "mempunyai kekuatan" dan dengan demikian anak-anak dapat mengekspresikan emosinya yang intens yang mungkin ada tanpa merugikan siapa pun.

BERMAIN DAN PERKEMBANGAN FISIK

Melalui bermain kemampuan motorik, anak-anak dapat berkembang dari kasar ke halus.

  1. Mengembangkan kepekaan penginderaan.

    Dengan bermain, anak-anak dapat mengenal berbagai bentuk; merasakan tekstur halus, kasar, lembut; mengenal bau; suara dan bahkan rasa. Anak-anak bisa juga mengenali kekerasan benda, suhu, warna, dsb.

  2. Mengembangkan keterampilan motorik.

    Dengan bermain, seorang anak dapat mengembangkan kemampuan motorik seperti berjalan, berlari, melompat, bergoyang, berguling, mengangkat, menjinjing, melempar, menangkap, meluncur, memanjat, berayun, dan menyeimbangkan diri. Selain itu, anak-anak dapat belajar merangkai, menyusun, menumpuk, mewarna, juga menggambar.

  3. Menyalurkan energi fisik yang terpendam.

    Bermain dapat menyalurkan energi berlebih yang ada di dalam diri anak-anak, misalnya dengan bermain kejar-kejaran, bergelut, atau lainnya. Energi berlebih yang tidak disalurkan dapat menyebabkan anak-anak tegang, gelisah, dan mudah tersinggung.

BERMAIN DAN KREATIVITAS

Di dalam bermain, anak-anak dapat berimajinasi sehingga dapat mengasah daya kreativitas anak-anak. Adanya kesempatan untuk berpikir lepas dari batas-batas dunia nyata menjadikan anak-anak dapat mengembangkan proses berpikir yang lebih kreatif yang akan sangat berguna untuk kehidupan nyata sehari-hari.

MANFAAT BERMAIN DALAM SEKOLAH MINGGU

Setelah mengerti manfaat bermain secara umum di atas, marilah kita sekarang mengarahkan perhatian kita kepada manfaat bermain dalam program sekolah Minggu.

  1. Membantu perkembangan individu.

    Melihat begitu pentingnya permainan untuk kehidupan anak-anak, akankah kita masih terus berdebat tentang "perlu tidaknya" atau "baik tidaknya" memasukkan permainan ke dalam program sekolah Minggu? Dengan memasukkan permainan yang tepat ke dalam program sekolah Minggu, kita membantu anak-anak untuk hidup atau membantu mereka bersiap untuk menghadapi hari-hari depannya. Di sinilah sebetulnya gereja berkesempatan mengambil peran membangun pribadi seorang individu yang mempunyai dampak serius bagi gereja dan juga negara karena masa kanak-kanak ini mempunyai efek yang paling besar dalam kehidupan selanjutnya sebagai seorang individu manusia. Bila gereja tidak memberi kesempatan anak untuk bermain, anak-anak akan bermain di tempat yang mungkin tidak kita inginkan. Atau bila gereja tidak memberi kesempatan bagi anak- anak untuk bermain secara sehat, mereka akan melakukan permainan yang tidak sehat di tempat lain.

    Memang waktu penyelenggaraan sekolah Minggu teramat pendek dibandingkan dengan kegiatan yang lain. Akan tetapi jika dilaksanakan dengan baik, sekolah Minggu dapat berperan banyak. Untuk meningkatkan peran sekolah Minggu dalam pembentukan pribadi seseorang, perlu dipikirkan acara lain selain jam pelaksanaan sekolah Minggu.

  2. Membantu penyampaian firman Tuhan.

    Adanya program sekolah Minggu yang juga memasukkan unsur bermain ternyata membantu proses penyampaian firman Tuhan. Uji coba rekan satu tim kami menunjukkan bahwa setelah adanya permainan, anak- anak dapat tahan lebih lama dalam mendengarkan firman Tuhan. Ada beberapa hal yang membuat acara bermain cukup membantu proses belajar firman Tuhan.

  3. Anak-anak menjadi senang dan puas.

    Dengan bermain, anak-anak merasa puas, senang, dan hatinya menjadi terbuka untuk dapat mendengar firman Tuhan. Jelas, inilah yang diharapkan dalam program sekolah Minggu. Betapa pun penting dan indahnya firman Tuhan disampaikan, tidak akan banyak memberikan efek apabila hati pendengarnya tertutup.

  4. Anak-anak melepaskan energi berlebihnya.

    Anak-anak masih memiliki energi yang besar dan perlu pelepasan. Dalam bermain, anak-anak dapat melepaskan kelebihan energinya dan karena hal ini, anak-anak bisa tahan cukup lama untuk berkonsentrasi dalam mengikuti firman Tuhan. Energi berlebih yang tidak disalurkan biasanya akan mendorong anak-anak untuk bermain sendiri, berlari-larian, atau mengganggu kawan lain saat firman Tuhan disampaikan.

  5. Anak-anak lebih memahami arti firman Tuhan.

    Permainan dapat digunakan pula sebagai alat untuk menjelaskan firman Tuhan dan karena itu, melalui permainan anak-anak dapat lebih memahami arti firman yang disampaikan oleh guru sekolah Minggu.

Sebagai penutup ingin disampaikan, "Ajaklah anak-anak untuk bermain agar mereka lebih siap menghadapi dan menjalani kehidupan di dunia ini dan mereka siap pula menerima Yesus dan hidup sebagai murid Kristus."

Kategori Bahan PEPAK: Program Khusus Anak

Sumber
Judul Buku: 
Menciptakan Sekolah Minggu yang Menyenangkan
Pengarang: 
Sudi Ariyanto dan Helena Erika
Halaman: 
75 - 89
Penerbit: 
Gloria Graffa
Kota: 
Yogyakarta
Tahun: 
2003