Persiapan Dasar

Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Persiapan mengajar tidak akan menjadi sebuah masalah dalam proses mengajar apabila seorang guru SM mengetahui persiapan dasar yang harus dia lakukan. Sebelum menentukan persiapan mengajar seperti apa yang tepat bagi Anda, ada beberapa langkah persiapan yang menjadi dasar bagi seluruh pendekatan dalam mengajar. Semua pelajaran yang diberikan harus dipusatkan kepada Kristus sebagai kuasa. Isinya harus berpusat pada Alkitab. Penerapannya dalam kehidupan sehari- hari harus berpusat pada anak-anak. Ini adalah prinsip-prinsip yang menjadi pedoman dasar di dalam persiapan mengajar.

KUASA BERPUSAT PADA KRISTUS

Kita adalah teman sejawat Dia. Jikalau kita hendak menguraikan kebenaran Alkitab serta memenuhi kebutuhan-kebutuhan rohani, kita harus mempunyai kekuasaan dan pertolongan dari Allah. Hal ini akan tercermin dalam pengajaran Anda sampai sejauh manakah Anda menyediakan diri dalam setiap kesempatan untuk diajar tentang Firman Tuhan dan membiarkan Dia memenuhi hati dan kehidupan kita sehingga kita dapat dipakai sebagai saluran di mana Ia dapat bekerja. Siapkan hati Anda dengan bertekun dalam doa, sementara Anda mempelajari setiap pelajaran dan percaya kepada Dia supaya Ia berkata-kata melalui kita.

ISI PELAJARAN BERPUSAT PADA ALKITAB

Firman Allah merupakan buku pelajaran di Sekolah Minggu. Pada masa ini, dimana banyak pelajaran diberikan di luar sekolah, maka kenyataan ini perlu ditekankan, "O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan- keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!" (Roma 11:33) Mulailah persiapan dasar Anda dengan membaca ayat Alkitab.

  1. Bacalah Alkitab berkali-kali untuk meneliti apa yang sebenarnya tertulis. Bacalah seakan-akan Anda baru membacanya untuk pertama kali. Bacalah dengan rasa ingin tahu yang mendalam, pemikiran yang sungguh-sungguh dan penyelidikan yang teliti. Catatlah kenyataan-kenyataan yang istimewa yang menarik perhatian Anda. Pusatkan perhatian Anda pada pembacaan itu, bukan dengan tafsiran rohani, melainkan dengan penelitian tentang apa yang dikatakan oleh ayat itu. Tanyalah pada diri sendiri soal-soal yang berikut ini untuk melihat sampai sejauh mana Anda telah menyelidikinya.

    • SIAPAKAH pelakunya?
    • APAKAH yang terjadi?
    • DI MANAKAH peristiwa itu terjadi?
    • BILAMANAKAH peristiwa itu terjadi?

  2. Sekarang, setelah Anda memiliki fakta-fakta, Anda telah siap untuk maju kepada langkah kedua. Biarlah Roh Kudus memberi penerangan kepada Anda tentang fakta-fakta itu. Tanyalah pada diri sendiri, "Bagaimana pengaruh fakta-fakta ini pada kehidupan saya?" Bahkan, ayat-ayat yang sudah Anda kenal harus dapat memberikan kehidupan dan arti yang baru kepada Anda sendiri sebelum Anda mencoba menghubungkannya dengan kehidupan orang lain.

  3. Bacalah ayat-ayat itu dari sudut pandangan murid Anda. Apakah arti ayat ini bagi anak yang berumur enam tahun, remaja, dan orang dewasa? Apakah ada sesuatu yang perlu diberi penjelasan khusus? Mulailah mempelajari ayat-ayat Alkitab ini jauh sebelumnya. Walaupun guru yang paling sibuk sekalipun, tetap harus menyediakan waktu dan harus membuat kebiasaan untuk membaca ayat-ayat itu pada permulaan minggu. Sementara Anda merenungkan ayat-ayat itu, bagian itu akan menjadi bagian dari diri Anda sendiri dan banyak cara dapat dipakai untuk menerapkan kebenaran- kebenaran itu dalam kehidupan para murid.

PENERAPAN HARUS BERPUSAT PADA MURID

Meskipun Anda telah berusaha betul-betul -- telah mempersiapkan pelajaran, pelajaran-pelajaran itu mungkin menantang hati Anda sendiri, dan Anda mungkin ingin sekali membagikannya kepada orang lain, tetapi masih gagal, kecuali bila Anda memusatkan pengajaran Anda pada murid-murid Anda. Anda mengerti arti dari istilah mengajar, maka Anda akan mengetahui betapa pentingnya hal ini. Mengajar bukan berarti sekadar bercerita. Mengajar berarti menolong murid-murid Anda untuk belajar. Mengajar ialah menunjukkan, membimbing, mengatur, dan memberitahu. Pengajaran harus berpusat pada murid. Pada waktu Anda insaf bahwa Anda sedang mengajar para murid dan bukan sekadar memberi pelajaran, maka Anda telah mengambil langkah yang penting dalam persiapan dasar. L.A. Weigle berkata,

"Bukan apa yang Anda katakan kepada para murid, tetapi apa yang mereka pikirkan sebagai hasil dari pengajaran Anda; bukan apa yang Anda lakukan bagi mereka, melainkan apa yang mereka lakukan untuk diri mereka sendiri; bukan kesan-kesan, melainkan reaksi dari kesan itu, yang menentukan perkembangannya."
Jikalau pengajaran Anda betul-betul berpusat pada murid dan berhubungan dengan kehidupannya, maka Anda pasti harus lebih dahulu mengenal murid-murid itu.

  1. Pelajarilah sifat-sifat mereka menurut pembagian umurnya. Carilah buku-buku yang cocok mengenai sifat-sifat anak seumur mereka. Ikutilah kursus kepemimpinan.
  2. Kenalilah setiap anak secara perorangan. Setiap murid berlainan sifatnya, masing-masing mempunyai persoalan-persoalan, minat, kepribadian, kecakapan, dan kekurangan-kekurangannya sendiri. Supaya Anda dapat memahaminya, Anda perlu mengetahui latar belakangnya, perkembangannya, teman-temannya, bakat-bakatnya, kegemarannya, dan kemajuan secara mental dan rohaninya.

Banyak guru SM memakai sebuah buku catatan yang menulis keterangan- keterangan pendek dari setiap murid. Catatan ini termasuk keterangan tentang keluarga, pekerjaan ayahnya, latar belakangnya, hari ulang tahunnya, kegemarannya, hal yang disukai dan tak disukainya, kemajuannya di sekolah, olahraga kegemarannya, dan minatnya. Dapat ditambahkan laporan tentang kemajuannya di Sekolah Minggu, dan keterangan tentang aktivitas-aktivitas gereja yang lain, mungkin ia anggota pramuka, atau anggota paduan suara remaja.

Anda harus dapat menyelami jiwa anak-anak. Bila menghadapi seorang anak yang kegemarannya mengumpulkan model-model pesawat terbang, Anda harus dapat bercakap-cakap mengenai hobinya itu. Untuk itu, Anda tentu harus menyelidiki dahulu tentang hal itu sebanyak mungkin. Anda harus dapat menyelami sejauh yang dimengerti oleh anak itu.

Anda mungkin mengenal semua nabi, tetapi Anda tidak dapat membedakan ikan tongkol dari ikan kakap, sehingga seorang anak yang tahu banyak tentang ikan akan berpikir bahwa Anda tidak tahu apa-apa.

Kategori Bahan PEPAK: Metode dan Cara Mengajar

Sumber
Judul Buku: 
Pola Mengajar Sekolah Minggu
Pengarang: 
Mavis L. Anderson
Halaman: 
28 - 31
Penerbit: 
Yayasan Kalam Hidup
Kota: 
Bandung
Tahun: 
1993