Keadilan: Sungguh Tidak Adil

Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Renungan untuk Orangtua dan Guru:

"Dengan apakah aku akan pergi menghadap TUHAN dan tunduk menyembah kepada Allah yang di tempat tinggi? Akan pergikah aku menghadap Dia dengan korban bakaran, dengan anak lembu berumur setahun? Berkenankah TUHAN kepada ribuan domba jantan, kepada puluhan ribu curahan minyak? Akan kupersembahkankah anak sulungku karena pelanggaranku dan buah kandunganku karena dosaku sendiri? Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?" (Mikha 6:6-8)

Hidup dengan memperhatikan sesama baik yang dekat maupun yang jauh adalah hal yang seharusnya kita lakukan. Seperti biasa, Yesus mengajak kita untuk memahami sebuah pengertian yang baru dan radikal tentang tanggung jawab kita terhadap keluarga secara global. Lebih dari sekadar saling memperhatikan; kita dipanggil untuk mengasihi sesama seperti diri kita sendiri. Kita tidak hanya diminta untuk sekadar membagikan sup; tetapi juga untuk ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain. Dengan demikian, kita akan lebih diperhitungkan dalam menyuarakan persamaan hak dan keadilan.

Yesus mengatakan bahwa perintah kedua, yaitu mengasihi sesama, sebenarnya sama dengan yang pertama. Saling mengasihi adalah salah satu cara untuk mengasihi Allah. Dalam sudut pandang Allah, kasih bukanlah sesuatu yang gampang. Kasih Allah terwujud dalam setiap usaha, keringat, komitmen, penghargaan, kesetiaan, dan juga penyerahan. Penyerahan yang paling murni berarti meletakkan kepentingan orang lain di atas kepentingan kita. Bersikap adil dan jujur satu sama lain, secara sederhana, dapat dimengerti sebagai tindakan untuk meneruskan kepada orang lain mengenai apa yang telah diberikan kepada kita masing-masing dengan limpah.

Refleksi untuk Seluruh Anggota Keluarga/Kelas SM:

Setiap kali kamu menunggu giliran untuk memukul bola, mengambil makanan, atau mandi, ketika kamu harus sabar mengantri, bukankah waktu rasanya tak kunjung berakhir? Bagaimana rasanya jika tiba-tiba seseorang yang bertubuh lebih besar darimu menyerobot antrian di depanmu? Yang segera muncul dalam pikiranmu kemungkinan adalah "Ini tidak adil!" Memang tidak adil. Dan seperti itulah keadilan. Keadilan dapat terwujud jika setiap orang sepakat berlaku adil. Semua orang yang dengan sabar mengantri di belakangmu mengerti bahwa keadilan berarti menunggu giliran dengan sabar. Jika setiap orang bertindak adil, maka semua akan puas.

Tetapi keadilan bukan hanya berarti menunggu gilranmu saja. Keadilan juga memberi kepastian bahwa setiap orang memperoleh gilirannya. Sebagian orang bertubuh lebih kecil darimu. Sementara yang lain mengira bahwa karena lebih besar dan lebih kuat, mereka dapat menyingkirkan orang lain di sekitarnya. Kamu tahu bahwa itu tidak benar, tetapi untuk menentang hal itu tampaknya cukup berbahaya. Tetapi bagaimana jika yang lain juga merasakan hal yang sama? Hanya perlu ada seseorang yang mengatakan, "Hei, mari kita sama-sama berbicara agar mereka berlaku adil." Masalahnya mungkin belum tentu teratasi, tetapi pasti lebih mudah diatasi. Allah senantiasa bersikap adil terhadap kita. Mungkin inilah saatnya bagi kita untuk meneruskan sikap itu kepada orang lain.

HARI 1: APA YANG TUHAN TUNTUT
(Ulangan 10:12-22)

Orang asing adalah mereka yang tinggal dalam sebuah komunitas tanpa memiliki status suku. Secara hukum, mereka tidak berdaya dan terus- menerus menghadapi bahaya eksploitasi.

  1. Dalam kisah di atas, bagaimana Allah menunjukkan keadilan-Nya?

  2. Adakah seseorang yang tinggal di antara kita atau di sekitar kita yang dapat disebut sebagai "orang asing?"

HARI 2: YOSUA BERSIKAP ADIL TERHADAP RAHAB
(Yosua 2:1-24; 6:20-25)

Umat Israel tiba di akhir perjalanan panjangnya menuju ke Tanah Kanaan, Tanah Perjanjian. Kota Yerikho berada di antara mereka dan lembah yang menuju ke Kanaan.

  1. Apakah janji yang diberikan utusan Yosua kepada Rahab?

  2. Apakah janji-janji yang kamu buat dan kamu usahakan sekeras mungkin agar ditepati?

HARI 3: KEADILAN BAGI ORANG-ORANG YANG DIKASIHI ALLAH
(Matius 5:1-12)

  1. Menurut ayat-ayat ini, siapakah yang memiliki Kerajaan Surga? (Lihat Yesaya 66:2 tentang "orang yang patah semangat".)

  2. Pilihlah ucapan bahagia yang paling sesuai untuk dirimu dan jelaskan mengapa itu paling sesuai untuk dirimu!

Hari 4: KEADILAN ALLAH ADALAH BAGIAN KITA
(Matius 7:7-12)

  1. Bagaimana seharusnya kita memperlakukan orang lain?

  2. Ceritakanlah bagaimana kamu ingin diperlakukan. Apakah sukar bagimu untuk memperlakukan orang lain sebagaimana kamu inginkan agar orang lain perbuat padamu?

HARI 5: PEKERJA-PEKERJA DI KEBUN ANGGUR
(Matius 20:1-16)

  1. Bagaimana sang pemilik kebun anggur membenarkan tindakannya memberi upah yang sama kepada semua pekerja?

  2. Terkadang keadilan sukar diterima ketika kita seolah merasa dirugikan. Pikirkanlah tentang suatu kejadian ketika sesuatu yang "adil" justru membuatmu tidak bahagia. Mengapa?

HARI 6: MELIHAT KETIDAKADILAN
(Lukas 23:33-39)

Setelah dituduh secara keji oleh para pemimpin agama Yahudi, Yesus dihukum mati dengan cara disalib.

  1. Mengapa salah seorang dari kedua penjahat yang disalib bersama- Nya itu merasa bahwa Yesus telah diperlakukan secara tidak adil?

  2. Diperlakukan secara tidak adil memang amat menyakitkan. Pernahkah kamu diperlakukan secara tidak adil? Pernahkah kamu memperlakukan seseorang secara tidak adil?

Kategori Bahan PEPAK: Pengajaran - Doktrin

Sumber
Judul Buku: 
Belajar Bersama
Pengarang: 
Janice Y. Cook
Halaman: 
150 - 152
Penerbit: 
Yayasan Gloria
Kota: 
Yogyakarta
Tahun: 
1999