Feed aggregator
Roadshow AI-4-GOD! di PESAT Salatiga dan STT Simpson Ungaran
Shalom, Sahabat SABDA! Bersyukur saya berkesempatan untuk mengikuti roadshow AI-4-GOD! area Joglosemar pada 7 Maret 2025. Ada dua tempat yang kami layani, yaitu Yayasan PESAT Salatiga dan STT Simpson Ungaran. Karena ada dua tempat, tim yang berangkat dibagi menjadi dua kelompok: Tim 1 terdiri dari Pak Max, Nehemia, dan Rian yang pergi ke STT Simpson, sedangkan Tim 2 ada Ibu Yulia, Elan, dan saya yang melayani di Yayasan PESAT Salatiga. Roadshow ini sangat berkesan bagi saya karena melihat antusias dari para peserta yang berasal dari berbagai generasi, baik yang masih muda maupun yang sudah lanjut usia.
Saat tiba di Yayasan PESAT Salatiga, kami menghadapi tantangan dalam hal teknis. Saat itu, listrik sempat mati tiga kali. Namun, bersyukur ketika sesi presentasi materi berlangsung, listrik sudah menyala kembali sehingga acara tetap berjalan lancar. Dalam roadshow ini, saya berperan sebagai admin, dan sebagai presentator untuk materi F.O.K.U.S. Ketika menyampaikan materi F.O.K.U.S., awalnya saya ingin mempercepat sesi ini karena khawatir waktu tidak mencukupi. Namun, ketika melakukan hands on, ternyata waktunya menjadi lebih lama dari yang diperkirakan. Peserta belajar menggunakan teknologi AI dengan rumus prompt F.O.K.U.S. dan mereka begitu antusias untuk sharing. Saya merasa sesi ini menjadi lebih hidup karena mereka aktif.
Jumlah peserta yang awalnya sekitar 20 orang, lambat laun bertambah dengan kehadiran peserta dari gereja lain sehingga menjadi lebih ramai dan semangat hehe. Ada satu hal menarik dari peserta di Yayasan PESAT Salatiga bahwa mereka sedang dilatih untuk menjangkau orang non-Kristen. Dari data yang ada, hanya 2% lulusan STT yang benar-benar terjun ke pelayanan misi, dan nantinya akan membangun jemaat baru. Karena itu, Yayasan PESAT ingin memperlengkapi mereka dengan lebih baik agar semakin siap dalam melayani. Saya bersyukur bisa menjadi bagian dari proses ini. Bersyukur ada teknologi dan alat yang canggih untuk membantu pelayanan mereka.
Salah satu momen yang paling mengesankan adalah ketika Pak Agus, salah satu peserta, ikut sharing dalam sesi praktik membuat lagu rap dengan Suno. Bahkan, beliau ikut nge-rap saat membaca lirik lagunya. Setelah sesi berakhir, ada 1 bapak yang masih antusias untuk belajar terkait Suno dan Alkitab GPT sehingga saya mendampinginya sampai berhasil. Saya berharap para peserta dapat semakin diperlengkapi untuk melayani dan giat menjangkau jiwa bagi Kristus.
Terima kasih telah membaca tulisan ini. Silakan Sahabat SABDA mengakses arsip roadshow AI-4-GOD! di situs SABDA AI. Tuhan Yesus Memberkati.
Roadshow AI-4-GOD! di GKJ Samironobaru + Perkantas Yogyakarta
Senang rasanya karena SABDA diundang untuk mengisi seminar Pengenalan AI di GKJ Samironobaru, Yogyakarta. Seminar ini merupakan bagian dari roadshow AI-4-GOD! area Joglosemar yang digiatkan oleh SABDA. Meski bertempat di GKJ Samironobaru, sebenarnya seminar ini diadakan oleh dua pihak yang lokasinya berdekatan, yaitu Perkantas Yogyakarta dan GKJ Samironobaru. Saya sangat bersyukur karena setelah beberapa kali berkomunikasi dengan Pak Johan Andreas (ketua Perkantas Yogyakarta) dan Pak Frans (perwakilan dari GKJ Samironobaru), akhirnya tercapai kesepakatan untuk pelaksanaan seminar ini, yaitu pada 22 Maret 2025, pkl. 17.00 - 20.00 WIB. Langsung saja ya, saya ceritakan tentang pelayanan kali ini.
Tim SABDA yang bertugas dalam roadshow kali ini ada Pak Max, Nehemia, Salomo, dan saya sendiri. Materi seminar yang kami sampaikan terdiri dari Apa Itu AI dan Manfaatnya, AI Prompting F.O.K.U.S., Biblical Foundation + Bahaya AI, Metode AI Squared, serta AI dan Media (termasuk Alkitab GPT, BaDeNo). Bersyukur, sebanyak 27 peserta mengikuti seminar ini dengan antusias, mulai dari pemaparan materi hingga praktik langsung. Meski pesertanya terdiri dari anak muda hingga orang tua, bahkan lansia, setiap sesi tetap berlangsung dengan baik dan lancar karena peserta fokus menyimak materi dan memperhatikan instruksi dengan baik. Mereka juga aktif dan tidak ragu bertanya jika mengalami kesulitan. Bahkan, pada saat praktik menggunakan AI untuk belajar tentang doa, melakukan studi Alkitab, dan membuat lagu, mereka melakukannya dengan fun. Terlihat sekali ada kesungguhan untuk belajar yang terpancar dari cara mereka merespons dan beberapa peserta bisa dengan cepat mengikuti tahapannya dan hasilnya pun bagus. Puji Tuhan!
Pelajaran berharga yang saya dapatkan dari roadshow kali ini adalah tentang persiapan, relasi, dan sikap mau berbagi. Persiapan materi presentasi sangat menolong saya untuk melihat lebih mendalam lagi terkait AI, khususnya dilihat dari perspektif Alkitab dan kegunaannya untuk memuliakan Tuhan. Selain itu, relasi baru yang terjalin sebelum dan selama roadshow membuat hidup saya lebih bersemangat. Dan, yang terakhir, saya sangat senang bisa berbagi materi ini kepada semua peserta. Ketika menyampaikan materi Apa Itu AI +Manfaatnya dan Metode AI Squared, saya seperti berbicara kepada diri sendiri juga untuk terus menggunakan teknologi (dan perkembangannya) dengan bijaksana dan untuk memuliakan nama-Nya. Saya berharap semua peserta mendapat banyak pelajaran berharga tentang AI-4-GOD! agar dapat menggunakan AI bagi hormat dan kemuliaan nama-Nya. Amin! Sekian blog dari saya kali ini, jangan lelah bekerja di ladang Tuhan, termasuk di dunia digital -- ladang Tuhan saat ini. Salam AI-4-GOD!
“Lent” pada Era Digital: Menemukan Kedekatan dengan Tuhan di Tengah Teknologi
Lent selalu menjadi waktu yang istimewa bagi saya. Masa 40 hari sebelum Paskah ini bukan hanya tentang berpuasa atau sekadar tradisi, tetapi juga tentang waktu refleksi dan kedekatan dengan Tuhan. Namun, pada era digital/AI ini, tantangannya semakin besar. Notifikasi yang sering bermunculan, kebiasaan scrolling media sosial, dan kesibukan sehari-hari sering membuat momen refleksi spiritual terasa semakin sulit dilakukan.
Ketika mengikuti seminar #AITalks: AI dan Lent, saya mendapat banyak wawasan baru. Salah satu poin yang sangat mengena adalah bagaimana teknologi bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, teknologi, termasuk AI, dapat menjadi alat yang luar biasa untuk mendukung pertumbuhan iman. Namun, di sisi lain, jika kita tidak bijaksana dalam menggunakannya, teknologi bisa menjauhkan kita dari Tuhan; menggantikan waktu-waktu berharga yang seharusnya kita gunakan untuk berdoa; membaca firman; dan bersekutu dengan-Nya.
Salah satu konsep menarik yang dibahas dalam acara ini adalah digital fasting (puasa digital). Sejujurnya, ini menjadi tantangan tersendiri bagi saya. Saya sering merasa sulit untuk benar-benar lepas dari ponsel, terutama karena pekerjaan dan interaksi sosial banyak dilakukan secara digital. Meski begitu, sempat terpikir juga, "Bagaimana mungkin saya bisa mendekat kepada Tuhan jika saya terus-menerus terganggu oleh layar di depan saya?"
Saya pun mencoba mempraktikkan puasa digital dengan cara sederhana: menonaktifkan notifikasi, membatasi penggunaan media sosial, dan menyediakan waktu khusus untuk berdoa tanpa gangguan teknologi. Hasilnya sungguh mengejutkan. Puji Tuhan! Dalam ketenangan itu, saya merasa lebih mampu merenungkan firman Tuhan dengan lebih dalam. Saya sadar kalau selama ini sering membiarkan teknologi mengambil alih waktu-waktu terbaik saya, yang seharusnya bisa dipakai untuk bertumbuh dalam iman.
Oh ya, saya juga belajar bahwa teknologi bisa menjadi alat yang sangat membantu jika digunakan dengan bijak. Salah satu contoh yang menarik adalah penggunaan BaDeNo (Baca, Dengar, Nonton) yang membantu saya dalam membaca Alkitab secara lebih interaktif. Saya juga mencoba menggunakan Alkitab GPT, dan ternyata AI ini dapat membantu saya memahami ayat-ayat Alkitab dengan lebih mendalam serta memberikan refleksi yang menarik. Saya pun menyadari bahwa bukan teknologinya yang salah, tetapi bagaimana saya menggunakannya yang menentukan dampaknya dalam kehidupan rohani saya.
Pelajaran paling mengena yang saya dapat dari seminar ini adalah pentingnya keseimbangan antara disiplin rohani dan penggunaan teknologi. AI dan digital tools bisa sangat membantu, tetapi saya harus bijaksana dalam menggunakannya. Saya juga belajar bahwa relasi dengan Tuhan bukanlah sesuatu yang bisa digantikan oleh teknologi. Meski AI bisa memberikan tafsiran Alkitab dan menjawab pertanyaan, tetapi pengalaman pribadi berkomunikasi dengan Tuhan melalui doa dan merenungkan firman-Nya secara pribadi tetap tidak bisa tergantikan.
Masa Lent ini memberi saya kesempatan untuk kembali menata ulang prioritas saya. Saya ingin lebih bijaksana dalam menggunakan teknologi dan memanfaatkannya untuk bertumbuh dalam iman. Saya juga perlu menetapkan batasan agar teknologi tidak menjadi hambatan dalam perjalanan rohani saya. Saya ingin menggunakan waktu ini untuk semakin dekat dengan Tuhan, bukan hanya dengan cara-cara tradisional, tetapi juga dengan memanfaatkan teknologi secara bijaksana.
Bagaimana dengan Sahabat SABDA? Apakah Sahabat SABDA punya pengalaman terkait teknologi yang terkadang mengganggu waktu refleksi rohani Anda? Atau, justru Sahabat SABDA sudah menemukan cara untuk memanfaatkannya demi pertumbuhan iman? Mari jadikan masa Lent ini sebagai waktu untuk merenungkan hubungan kita dengan Tuhan, mengurangi distraksi, dan menemukan makna sejati dalam persiapan menuju Paskah. Yuk, jangan lewatkan simak arsip video #AITalks: AI dan Lent!
Mendapat Banyak Berkat Melalui Kelas “Identitasku Dalam Kristus”
Shalom, Sahabat SABDA! Saya bersyukur karena kelas Identitasku Dalam Kristus (IDK) yang diselenggarakan oleh Yayasan Lembaga SABDA berjalan baik pada 13 – 18 Februari 2025. Kelas ini menjadi kesempatan berharga bagi para peserta untuk memperoleh pemahaman yang benar tentang identitas diri sesuai dengan kacamata Alkitab. Kelas IDK terdiri dari lima pelajaran utama:
1. Pengertian Identitas
2. Identitas dalam Kristus
3. Yang Lama dan yang Baru
4. Pemulihan dari Kerusakan
5. Kuasa Identitas
Dari total 65 peserta, 55 peserta berhasil menyelesaikan kelas dengan baik. Puji Tuhan! Ada tiga kelas yang berlangsung kali ini (IDK 1, IDK 2, IDK 3) yang dipandu oleh moderator dan admin yang bertugas untuk memastikan diskusi berjalan dengan lancar. Saya bertugas sebagai admin di kelas IDK 3, bersama Sdr. Rei sebagai moderator. Secara keseluruhan, dinamika diskusi berlangsung dengan baik. Banyak peserta aktif dan responsif dalam menjawab serta menanggapi diskusi. Meski demikian, masih ada beberapa peserta yang kurang aktif dan perlu diingatkan secara ekstra. Menariknya, saking serunya berdiskusi, kadang peserta kebablasan membahas materi dari pelajaran berikutnya. Inilah yang menunjukkan bahwa peserta antusias dan ingin belajar lebih dalam. Beberapa peserta juga menyoroti contoh tokoh dalam Alkitab yang mengalami krisis identitas.
Banyak berkat yang saya peroleh melalui kelas ini. Saya belajar bahwa krisis identitas sering terjadi akibat tekanan sosial, trauma, atau perubahan besar dalam hidup. Namun, identitas dalam Kristus memberikan dasar yang kokoh dan tujuan hidup yang sejati. Oleh karena itu, pertumbuhan rohani sangat diperlukan melalui pertobatan, doa, serta pengenalan akan Tuhan melalui firman-Nya. Identitas lama harus mati melalui proses pengudusan sehingga kita dapat hidup dalam pimpinan Roh Kudus. Pemulihan terjadi ketika pola pikir yang salah digantikan dengan kebenaran Tuhan, dapat menangani emosi negatif, dan memiliki hati yang mau mengampuni. Percaya diri muncul dari identitas kita dalam Kristus, bukan dari kemampuan pribadi, sehingga kita dapat hidup sesuai kehendak-Nya.
Melalui kelas ini, saya berharap setiap peserta semakin memahami dan menghidupi identitas mereka dalam Kristus. Bagi Sahabat SABDA yang belum mengikuti kelas IDK, jangan khawatir .. hehe. Masih ada kesempatan untuk belajar dan menggali lebih dalam firman Tuhan melalui kelas-kelas MLC berikutnya. Kontak kami di 0821-3313-3315 dan follow media sosial sabda_mlc ya, biar nggak ketinggalan informasinya. Tuhan Yesus memberkati.
Pendalaman Alkitab (PA) dengan Buku “Hati Pemuridan”
Oleh: Ryan
Halo Sahabat SABDA! Saya mau cerita nih tentang Pendalaman Alkitab (PA) yang dilakukan di Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)! Pada awal Februari 2025, setiap Selasa sampai Jumat, kita menggali firman Tuhan supaya bisa mengerti apa yang Tuhan kehendaki. PA kali ini menggunakan bahan dari buku Hati Pemuridan: Menanggapi Panggilan Kasih karya Thomas T. Mathai. Melalui blog ini, saya akan menceritakan secara singkat pengalaman saya dalam melakukan PA ini. Selamat membaca!
PA kali ini mendiskusikan isi buku yang terdiri dari 7 bab. Setiap bab dibahas selama dua hari. Hari pertama, membagikan berkat dari bab yang dibaca, sedangkan hari kedua memperdalamnya dengan menggunakan pertanyaan observasi, interpretasi, dan aplikasi yang ada di setiap bab. Materi yang dibahas kali ini adalah mengenai KASIH. Dari sini, saya banyak mempelajari dan merenungkan kembali seberapa besar kasih yang sudah Tuhan berikan kepada saya sepanjang hidup. Diskusi berfokus pada Tuhan telah memberikan dan menjadikan kita individu yang baru dengan kasih yang luar biasa dari Dia. Saya dan kelompok PA saya, membahas peran-peran dalam menerapkan kasih kepada diri sendiri, sesama, lingkungan sekitar, bahkan kepada orang di luar sana yang membenci kita. Selain itu, kami juga membahas cara menghadapi tantangan yang terjadi ketika menerima kasih dari Tuhan atau ingin menerapkan kasih kepada sesama. Hal ini menyegarkan dan membuka kembali wawasan atau perspektif mengenai makna kasih dari Tuhan di tengah dunia yang dipenuhi ketidakpastian.
Pada setiap akhir dari diskusi bertanya bagaimana cara penerapan aplikasi kasih dalam kehidupan sehari-hari , hal ini membuat saya untuk berpikir lebih mendalam lagi terkait tindakan yang bisa saya lakukan. Contoh untuk mengasihi diri kita sendiri, kita bisa merawat tubuh fisik kita dengan mengatur pola makanan; kepada sesama, kita dapat terbuka dan menerima orang di sekitar kita yang membutuhkan pertolongan. Saya juga belajar untuk tidak mengharapkan adanya timbal balik dari kasih yang telah diberikan kepada sesama, dan masih banyak yang lainnya.
Pada akhir PA, dalam kelompok PA saling membagikan pokok doa, mendoakan pergumulan dari teman-teman dalam kelompok PA agar Tuhan menolong dan membantu dalam setiap kesulitan yang dihadapi, dan juga memohon agar kasih Tuhan terus hidup dalam setiap orang percaya.
PA kali ini mengajarkan dan menguatkan kembali iman saya terkait kasih. Dalam setiap diskusi yang direnungkan, setiap sharing yang diberikan berdasarkan kejadian yang sudah pernah dialami, dan setiap ayat yang digunakan sebagai bukti atau dorongan terus bertumbuh mengenai KASIH, saya tidak hanya belajar bagaimana menerima kasih dari Tuhan, tetapi juga belajar bagaimana cara menumbuhkan dan memberikan kasih kita kepada setiap orang yang hadir dalam hidup saya.
Sekian sharing pengalaman dari saya. Saya harap ini dapat menjadi inspirasi untuk Sahabat SABDA agar mau hidup dalam kasih Tuhan. Kiranya Tuhan Yesus selalu memberkati kita semua, dan selamat menjalankan hidup baru dalam kasih Tuhan. Oh ya, Sahabat SABDA dapat mengakses buku Hati Pemuridan: Menanggapi Panggilan Kasih di situs Murid 21, Google Play Book, situs e-buku SABDA, dan tersedia juga dalam format PDF. Mari ber-PA menggunakan buku.
Alki-TOP Februari: “Kasih” Mudah Dikatakan, Sulit Dilakukan
"Kasih" menjadi tema yang diangkat dalam Pendalaman Alkitab (PA) Online Bareng Seri Alki-TOP selama Februari 2025. Saya sangat bersyukur karena masih dapat mengambil bagian dalam Alki-TOP ini, khususnya belajar bersama semua guest terkait tema, yang juga menjadi tema Alkitab. Kita tahu bahwa semua bagian Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu berbicara tentang kasih Allah, yang menyatakan sifat dan karakter-Nya.
Banyak yang terlibat dalam Alki-TOP sepanjang Februari ini. Saya dan Kak Yudo masih sebagai host, dan ada 8 guests yang ikut ber-PA bersama, yaitu Berkat, Grace, Alfa, Aurel, Atma, Dessy, Dolfi, dan Jessica. Mereka adalah anak-anak muda dari banyak wilayah di Indonesia yang memberikan pandangan terhadap firman Tuhan. Selain mereka, ayat-ayat yang dibahas dalam tema "Kasih" ini terambil dari Matius 22:34-40; Yohanes 15:9-17; 1 Yohanes 3:14-17; 1 Petrus 4:7-11. Judul-judulnya adalah: Hukum yang Terutama, Perintah supaya Saling Mengasihi, Kasih kepada Saudara sebagai Tanda Hidup Baru, dan Kasih Menutupi Banyak Dosa. Jika kita melihat ayat dan judulnya sekilas mudah untuk dicerna, tetapi sangat sulit jika diaplikasikan. Kata "Kasih" memang hanya 5 huruf, tetapi maknanya sangat dalam. Sebagai orang percaya, kita harus menghidupi kasih itu sebagai tanda kita mengasihi Tuhan.
Bagi saya, Alki-TOP sepanjang Februari ini semua ayatnya berkesan. Namun, jika dikatakan mana yang paling membuat hati saya tertuduh dan merefleksikan bagaimana seharusnya saya hidup, yaitu dari 1 Yohanes 3:14-17 - Kasih kepada Saudara sebagai Tanda Hidup Baru. Ya, saya sendiri belajar bagaimana seharusnya bertindak dalam kasih kepada saudara-saudara kita yang mungkin tidak mengasihi kita. Bahkan ayat firman Tuhan mengatakan bahwa orang yang tidak mengasihi adalah seorang pembunuh, dan hidupnya ada dalam maut. Jadi, standar dalam hidup diingatkan sekali lagi untuk mengasihi seperti Kristus yang sudah memberikan nyawa-Nya. Itulah kasih Agape, kasih tanpa syarat, kasih yang bertindak, baik dengan perkataan maupun perbuatan. Kiranya ayat-ayat ini selalu menjadi reminder yang cepat dalam hidup saya.
Sahabat SABDA, itulah sedikit cerita dari saya ketika memandu sebagai host Alki-TOP. Pastinya, setiap minggu menjadi minggu yang berharga karena saya dapat menggali dan belajar dari ayat-ayat yang di PA-kan, baik oleh Kak Yudo, para guests, maupun komentar-komentar ketika live. Kalau ingin melihat arsipnya, silakan berkunjung ke Instagram @ayo.pa.
Ketika AI Membantu Penerjemahan Alkitab: Insight dari AI Talks
Shalom Sahabat SABDA! Senang sekali bisa berjumpa kembali dengan Sahabat SABDA semua. Beberapa Waktu lalu, saya berkesempatan untuk ikut berkontribusi dalam jalannya event #AITalks: AI dan Bible Translation sebagai tim teknis. Jadi, saya ingin membagikan sedikit pengalaman saya sebagai tim teknis, dan hal-hal yang saya dapatkan dari materi seminar ini.
Alkitab pertama kali menggunakan bahasa Ibrani, Aramaik, dan Yunani. Tentu saja tidak semua orang bisa membaca bahasa-bahasa ini. Karena itu, Bible Translation atau Penerjemahan Alkitab ini dilakukan untuk menolong setiap orang di dunia bisa memahami firman Tuhan dalam bahasa mereka sendiri. Tentunya, ini menjadi hal yang luar biasa sulit dilakukan karena perlunya keakuratan makna dari bahasa aslinya dan membutuhkan Waktu yang cukup lama untuk menerjemahkan dari bahasa sumber/asli ke bahasa target, ditambah adanya banyak bahasa suku.
Adanya perkembangan teknologi, khususnya AI, tidak hanya mempermudah kegiatan sehari-hari saja, tetapi juga mempermudah dan mempercepat proses penerjemahan Alkitab yang sudah dilakukan oleh lembaga-lembaga penerjemah Alkitab, misalnya WyCliffe dan Yayasan Suluh Insan Lestari (SIL). Tidak hanya menerjemahkan, tetapi AI juga sangat membantu dalam proses pengecekan keakuratan makna bahasa dari bahasa sumber/asal ke bahasa target.
Sebagai tim teknis, saya bersyukur mendapatkan pengalaman dalam mengontrol sebagian besar jalannya acara, terutama di bagian device dan jaringan. Meski sempat terjadi beberapa kesalahan teknis dan human error, tetapi hal tersebut tidak membuat saya berkecil hati. Saya harus terus memperlengkapi diri agar dalam event berikutnya, saya lebih siap ketika diberi kepercayaan lagi untuk menjadi tim teknis agar jalannya acara dan penyampaian materi bisa disampaikan dengan baik ke seluruh audience.
Sekian sharing yang bisa saya bagikan melalui blog kali ini. Kiranya tulisan ini bisa menjadi berkat juga bagi para pembaca. Terima kasih. Salam AI-4-GOD!
Pengalaman Pertama Mengikuti Seminar Sehari “Penginjilan kepada Suku Digital/AI” di STT Intheos
Oleh: Salomo
Halo Sahabat SABDA! Bertemu lagi dengan saya, Salomo, melalui tulisan ini. Saya ingin menceritakan pengalaman pertama saya mengikuti pelayanan SABDA di STT Intheos Surakarta berupa seminar sehari tentang Penginjilan kepada Suku Digital/AI. Pelayanan ini dilakukan pada 20 Februari 2025. Selain saya, ada Pak Max, Bu Yulia, Bu Evie, Pak Yudo, Kak Christian, Kak Nehemia, Kak Aurel, dan Kak Ryan yang ikut terlibat dalam pelayanan ini.
Seminar sehari di STT Intheos ini merupakan pengalaman pertama bagi saya mengikuti acara eksternal SABDA dan pertama kalinya juga saya mengunjungi STT. Awalnya, saya tidak memiliki ekspektasi terhadap bagaimana acara ini akan berlangsung dan seberapa banyak peserta yang akan ikut. Namun, ketika saya melihat banyaknya peserta dalam seminar ini, saya merasa senang dan kagum dengan keinginan mereka untuk belajar materi ini. Bahkan, sejak awal acara dimulai, ruangan sudah dipenuhi oleh peserta yang duduk dengan penuh semangat dan siap menyimak setiap materi yang disampaikan.
Dalam acara ini, saya membantu hal teknis dan perlengkapan. Jadi, bersama Kak Christian dan Kak Nehemia, saya menyiapkan perlengkapan-perlengkapan yang dibutuhkan untuk merekam acara. Saya terpukau dengan lengkapnya alat-alat multimedia di gedung STT Intheos. Gedung tempat kami melaksanakan acara terbilang cukup luas dan menampung banyak peserta. Selain itu, pencahayaan dalam gedung juga sangat bagus sehingga menunjang acara berjalan dengan baik dan nyaman.
Saat sesi materi dimulai, saya melihat peserta bersemangat dan memperhatikan materi yang disampaikan. Ketika melakukan praktik menggunakan AI dengan prompt F.O.K.U.S. dan praktik melakukan Pemahaman Alkitab (PA) dengan metode AI Squared, peserta dengan aktif mengetikkan prompt sesuai contoh yang diberikan dan membagikan hasil/jawaban yang mereka. Setelah semua sesi selesai, peserta memberi testimoni bahwa mereka berkomitmen menggunakan AI sebagai asisten untuk membantu pendalaman Alkitab dan pelayanan.
Saya sangat bersyukur karena bisa menjadi bagian dalam pelayanan ini. Saya berharap, ke depannya juga bisa selalu membantu kegiatan SABDA lainnya. Apabila Sahabat SABDA ingin mengakses arsip-arsip roadshow SABDA, silakan kunjungi situs SABDA AI. Apabila gereja atau komunitas Anda rindu untuk mendapatkan seminar AI-4-GOD!, silakan menghubungi kami melalui WhatsApp di 0821-3313-3315. Sekian pengalaman yang dapat saya ceritakan hari ini. Sampai jumpa pada waktu lainnya. Tuhan Yesus Memberkati kita semua!
AI dan SeBangsa
Pada 23 Januari 2025, saya berkesempatan untuk mengikuti acara #AITalks: AI dan SeBangsa, sebuah seminar yang membahas tentang peran kecerdasan buatan (AI) dalam pelayanan seBangsa. Acara yang dilakukan melalui Zoom ini sangat menarik karena membahas bagaimana teknologi AI dapat digunakan untuk mendukung berbagai aspek kehidupan, terutama dalam konteks kekristenan dan masyarakat luas. Bagi saya, ini adalah pengalaman yang membuka wawasan baru mengenai perkembangan AI dan dampaknya bagi masa depan.
Dalam seminar #AITalks kali ini, panelis membahas bagaimana AI bukan sekadar inovasi teknologi, tetapi juga alat yang dapat dimanfaatkan untuk melayani Tuhan dan sesama. Beberapa poin yang dibahas mencakup penggunaan AI dalam penyebaran firman Tuhan, pendidikan Kristen, serta pengelolaan data dan informasi untuk kepentingan pelayanan. Saya pribadi cukup terkejut melihat AI telah banyak berkembang dan bagaimana teknologi ini dapat menjadi alat yang berdampak positif jika digunakan dengan bijak.
Selain dalam pelayanan, AI juga memiliki dampak besar dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan perkembangan AI, berbagai bidang, seperti kesehatan, pendidikan, dan komunikasi, juga mengalami transformasi yang signifikan. Saya menyadari bahwa AI bukan lagi sekadar konsep futuristik, tetapi sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Tantangannya adalah bagaimana kita dapat menggunakannya dengan bertanggung jawab dan tetap berpegang pada nilai-nilai kekristenan.
Menyimak #AITalks ini membuat saya semakin sadar bahwa AI adalah teknologi yang berpotensi besar, tetapi juga menuntut kebijaksanaan dalam penggunaannya. AI dapat membantu dalam banyak hal, tetapi tetap harus ada pengawasan dan kebijaksanaan dalam pemanfaatannya agar tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip iman Kristen. Salah satu hal yang menarik bagi saya adalah bagaimana AI bisa digunakan untuk mendukung pelayanan, misalnya dalam pembuatan konten Alkitab digital atau membantu menerjemahkan firman Tuhan ke berbagai bahasa dengan lebih cepat dan akurat.
Jika sahabat SABDA ingin menyimak arsipnya, silakan kunjungi situs SABDA AI. Apabila ingin mendapat informasi seputar kegiatan YLSA, silakan mengontak kami di: 0821-3313-3315 atau 0881-2979-100. Sampai jumpa di tulisan saya selanjutnya.
Roadshow AI-4-GOD! di Bandung: Pengalaman Memperkenalkan AI untuk Pelayanan
Shalom Sahabat SABDA! Jumpa lagi dengan tulisan saya. Kali ini, saya ingin berbagi pengalaman terkait roadshow SABDA di Bandung yang dilaksanakan pada 7-9 Februari 2025.
Tim SABDA yang terlibat dalam roadshow ini terdiri dari 4 orang, yaitu Bu Yulia, Bu Evie, Nehemia, dan saya. Kami dibagi menjadi 2 tim untuk meningkatkan efektivitas pelayanan di 3 STT, yaitu STT Baptis Bandung, STT INTI, dan STT Tiranus; dan 6 gereja, yaitu GUP Bandung, Immanuel Baptist Church (IBC), GPIB Sejahtera Bandung, GSPDI Bandung, GKKK Bandung, dan GKKI Pengharapan Bandung. Topik-topik yang kami sampaikan meliputi AI Basic, Metode Prompting F.O.K.U.S., Bahaya AI dan Fondasi Alkitab, Metode PA dengan AI Squared, Alkitab GPT, BaDeNo AI, AI Media, dan Panduan Memakai AI dengan Benar.
Saya berkesempatan untuk menyampaikan beberapa topik, antara lain metode prompting F.O.K.U.S., Alkitab GPT, BaDeNo AI, dan AI Media. Selain itu, dalam roadshow kali ini, saya juga bertanggung jawab untuk urusan teknis, seperti menyiapkan rekaman video dan audio, presentasi PPT, serta dokumentasi foto jalannya seminar.
Pada awalnya, saya memang perlu penyesuaian untuk mengerjakan beberapa tugas sekaligus, seperti mengurus hal teknis ketika roadshow, mempersiapkan materi presentasi, dan mendokumentasikan setiap sesi dalam roadshow. Namun, setelah melewati hari pertama dan mengikuti sesi debriefing/evaluasi, saya menerima masukan yang membuat saya dapat mengatur tugas-tugas dengan lebih baik selama roadshow berlangsung.
Tentu banyak hal yang saya pelajari, mulai dari bagaimana menyampaikan presentasi dengan baik dan menyesuaikannya dengan peserta, mengambil keputusan dengan cepat dan tepat saat menghadapi kendala, sampai membangun komunikasi dan relasi dengan orang lain. Setiap tempat memiliki kesan tersendiri. Bagi saya, yang paling berkesan adalah di GSPDI Bandung, soalnya setelah acara, saya sempat berbincang cukup banyak dengan beberapa peserta seminar.
Saya sangat bersyukur karena Tuhan Yesus selalu menolong ketika roadshow AI-4-GOD! di Bandung. Jika Sahabat SABDA ingin melihat semua materi roadshow, silakan mengunjungi situs SABDA AI. Untuk testimoni para peserta, Sahabat SABDA bisa menemukannya di IG @sabda_ylsa. Terima kasih. Salam AI-4-GOD!
Alki-TOP Januari 2025: Upskilling
Hai, Sahabat SABDA, senang bisa bertemu lagi. Kali ini, saya ingin berbagi pengalaman tentang Alki-TOP sepanjang Januari yang membahas tentang Upskill. Melalui blog ini, saya akan menceritakan topik-topik yang dibahas dalam PA online bareng seri Alki-TOP yang membahas bagaimana prinsip-prinsip Alkitab bisa menjadi panduan upskilling yang relevan pada era digital ini. Jadi, jangan di-skip ya. Selamat Membaca!
Pada minggu pertama, PA online bareng seri Alki-TOP membahas topik Percaya dan Bersandar pada Tuhan (Amsal 3:5-10) bersama dengan Sdr. Yohanes dan Sdri. Desi sebagai guests. Sebagai langkah awal upskilling, Amsal 3:5-10 mengingatkan kita untuk selalu mengandalkan Tuhan. Percaya bahwa Tuhan punya rencana indah dalam hidup kita, dan serahkan kendali pada-Nya. Jangan hanya mengandalkan kekuatan sendiri, tetapi libatkan Tuhan dalam setiap proses pengembangan diri kita.
Minggu kedua kita ber-PA bersama dengan Sdr. Reza dan juga Sdri. Merly tentang Latihan Rohani vs Latihan Jasmani (1 Timotius 4:6-10). Selain melatih skill duniawi, jangan lupakan juga latihan rohani. Firman Tuhan adalah sumber hikmat dan kekuatan kita. Teruslah belajar dan menggali kebenaran firman Tuhan karena inilah bekal utama kita dalam melayani Tuhan dan sesama.
Minggu terakhir membahas tentang Kamu Adalah Terang Dunia (Matius 5:14-16) bersama dengan Sdr. Chrisna dan Sdri. Debie. Yesus memanggil kita untuk menjadi terang dunia. Artinya, kita harus terus mengembangkan diri agar bisa menjadi berkat bagi orang lain. Upskilling bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk memuliakan Tuhan dan menjangkau lebih banyak jiwa.
Nah, dari keseluruhan topik yang dibahas, saya secara pribadi mendapatkan banyak pelajaran tentang upskill, bahwa upskilling adalah bagian penting dari pertumbuhan kita sebagai orang Kristen. Mari kita semua terus belajar, berkembang, dan mengandalkan Tuhan dalam segala hal. Jadilah terang dunia, dan meraih potensi maksimalmu untuk kemuliaan Tuhan!
Sahabat SABDA, yuk lihat lagi arsip videonya di Instagram @ayo.pa! Di sana, teman-teman bisa mendapatkan insight tambahan dan mungkin juga menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul setelah membaca blog ini. Mari ber-PA bersama di Alki-TOP. Salam Ayo PA!
Mendapat Wawasan Baru dari Seminar #AITalks: “AI dan Bible Intake”
Halo, Sahabat SABDA! Apa kabar? Saya harap Sahabat SABDA semuanya tetap dalam lindungan Tuhan. SABDA kembali mengadakan #AITalks dengan tema AI dan Bible Intake pada 3 Februari 2025. Dalam diskusi ini, kita mengeksplorasi bagaimana Bible Intake disiplin rohani yang dianggap paling penting dalam kehidupan Kristen mengalami perubahan pada era digital dengan kehadiran kecerdasan buatan (AI). Seperti yang kita ketahui, Bible Intake bukan hanya tentang membaca dan mendengar firman Tuhan, tetapi juga mencakup menghafal, merenungkan, dan menerapkan ajaran Alkitab dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya AI, proses ini semakin dipermudah, tetapi juga menghadirkan tantangan tersendiri bagi pertumbuhan iman seseorang.
Dalam sesi ini, saya menyimak pemaparan materi AI dan Bible Intake secara mendalam yang disampaikan oleh Ibu Yulia dan Pak Max, Panelis tetap seminar #AITalks. Beberapa poin utama yang mereka bahas, seperti Analogy History of Food & History of Bible (bagaimana perkembangan sejarah makanan dapat dianalogikan dengan cara manusia menerima dan menyerap firman Tuhan), jenis-jenis Bible & Proses Bible (memahami berbagai jenis Alkitab dan bagaimana prosesnya dalam kehidupan Kristen), tantangan dan peluang AI dalam Bible Intake (bagaimana AI dapat membantu, tetapi juga berpotensi menghambat keterlibatan kita dalam firman Tuhan), dan kesiapan jasmani dan rohani.
Ibu Yulia menyoroti pentingnya kesiapan kita dalam menghadapi kemajuan teknologi, baik secara jasmani maupun rohani, dengan memberikan contoh-contoh nyata dari kehidupan sehari-hari. Bagi saya, secara keseluruhan, pembahasan ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana kita bisa menggunakan AI dengan bijaksana dalam perjalanan iman. Di sini, saya mendapatkan wawasan yang kaya tentang bagaimana AI dapat menjadi alat yang bermanfaat dalam Bible Intake, sekaligus tantangan yang perlu diwaspadai. Ibu Yulia dan Pak Max membahas dengan mendalam bagaimana perkembangan teknologi, terutama AI, memengaruhi cara kita menerima firman Tuhan, baik melalui analogi sejarah makanan, jenis-jenis Alkitab, serta kesiapan jasmani dan rohani dalam menghadapi perubahan ini.
Pada bagian selanjutnya, Pak Max memaparkan lebih dalam mengenai konsep Bible Intake, yang dijelaskan dalam buku Spiritual Disciplines for the Christian Life karya Donald S. Whitney. Ia menjelaskan bahwa Bible Intake bukan sekadar aktivitas rutin, tetapi sebuah disiplin rohani yang harus diterapkan secara sadar dan konsisten. Pak Max juga membahas konsep "Lapar Rohani", yaitu kondisi ketika seseorang haus akan firman Tuhan, tetapi tidak memiliki kebiasaan yang sehat dalam "mengonsumsinya". Beberapa poin yang ia jelaskan terkait hal ini meliputi mengapa kita harus menerapkan Bible Intake? Bagaimana cara "makan" Alkitab dengan benar? Cara menghindari "Lapar Rohani" dalam kehidupan sehari-hari, dan siklus digital SE (Scripture Engagement) dan penerapannya.
Sebagai penutup, Pak Max memperkenalkan berbagai dukungan Bible Intake dari SABDA, seperti web, situs, aplikasi, dan platform digital lainnya, yang membantu umat Kristen semakin dekat dengan firman Tuhan. Selain itu, penjelasan Pak Max tentang Bible Intake membuat saya belajar untuk disiplin rohani yang menekankan bahwa mendekatkan diri kepada firman Tuhan bukan sekadar rutinitas, tetapi membutuhkan kesadaran dan konsistensi. Konsep "Lapar Rohani" yang dibahas juga menjadi pengingat penting agar kita memiliki pola yang sehat dalam mengonsumsi firman Tuhan, terutama pada era digital ini.
Dengan berbagai dukungan dari SABDA, seperti aplikasi dan platform digital, AI bisa dimanfaatkan secara bijaksana untuk memperkaya perjalanan iman kita, tanpa menggantikan hubungan pribadi dengan Tuhan. Keseluruhan sesi ini mengajak kita untuk tetap berakar dalam firman Tuhan, sembari memanfaatkan teknologi dengan penuh kesadaran dan keseimbangan.
Acara ini menambahkan wawasan saya mengenai bagaimana AI dapat memengaruhi cara saya dan Anda menyerap firman Tuhan pada era digital. Pembahasan tentang Bible Intake terasa sangat relevan bagi kehidupan saya, terutama dengan perspektif yang kaya dari Ibu Yulia dan Pak Max. Penggunaan analogi, konsep "Lapar Rohani", serta tantangan dan peluang AI dalam mendalami Alkitab sangatlah menarik dan mudah dipahami oleh saya. Secara keseluruhan, #AITalks ini memberikan gambaran yang jelas tentang manfaat dan tantangan AI dalam perjalanan iman kita. Bagaimana menurut Sahabat SABDA? Apakah AI sudah membantu atau justru menjadi tantangan bagi Bible Intake Anda?
Kesan Pertama Melayani di SABDA
Oleh: Ryan Nathan
Shalom, Sahabat SABDA! Salam kenal semuanya. Nama saya Ryan Nathan Sandiputra, yang seringnya disapa Ryan. Saya lahir di Jakarta pada 7 November 2001. Sebelum bergabung di SABDA, saya telah menyelesaikan pendidikan di Universitas Bina Nusantara (BINUS). Saat ini, saya mendapat kesempatan untuk bergabung dengan pelayanan Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) dan sedang menjalani masa percobaan selama 2 bulan di tim SABDA Labs. Meskipun belum genap seminggu di SABDA, saya sudah mendapatkan pengalaman yang baru selama di sini! Puji Tuhan!
Nah, pada hari pertama tiba di Solo, saya disambut hangat oleh beberapa staf SABDA yang menjemput saya di stasiun. Saat memulai hari pertama bekerja, kegiatan pertama yang saya ikuti adalah Persekutuan Doa. Dalam momen ini, kami berdoa bersama untuk berbagai aktivitas yang akan dilakukan oleh SABDA agar setiap kegiatan dapat berjalan dengan baik.
Setelah itu, saya mengikuti beberapa orientasi, termasuk orientasi teknikal. Dalam orientasi ini, saya juga diberi tugas untuk saya kerjakan. Salah satu tugas utama saya adalah melakukan migrasi salah satu situs SABDA dari versi lama ke versi baru bersama rekan saya, Salomo.
Tugas ini merupakan hal baru bagi saya, yang membuat saya tertantang untuk mempelajari lebih dalam terkait hal yang dibutuhkan. Namun, saya juga merasa khawatir dan takut jika tidak dapat menyelesaikannya dengan baik atau membutuhkan waktu terlalu lama. Meski begitu, saya terus berusaha belajar, bertanya kepada Pak Hadi, serta berdiskusi dengan Salomo dalam proses pengerjaannya. Bersyukur, sampai saat ini, kami masih terus membuat progres sedikit demi sedikit.
Saya sangat bersyukur atas perlindungan dan penyertaan Tuhan selama saya berada di YLSA. Saya juga berterima kasih kepada YLSA yang telah menerima saya dengan hangat serta memberi kesempatan bagi saya untuk terus mengembangkan kemampuan. Semoga pengalaman ini menjadi langkah yang membawa saya semakin maju pada masa depan. Tuhan Yesus memberkati!
Pengalaman Magang di SABDA
Oleh: Salomo
Halo Sahabat SABDA! Apa kabar? Saya berharap saat membaca blog ini, Sahabat SABDA sedang merasakan sukacita yang melimpah. Perkenalkan nama saya Salomo Agung Adrianto Rehmina Hutapea atau bisa dipanggil Salomo. Saya mahasiswa dari BINUS University dan mendapat kesempatan yang luar biasa untuk menjalani program magang di Yayasan Lembaga SABDA. Saat ini, saya ditempatkan di tim SABDA Labs. Seperti namanya, tim ini memiliki fokus utama dalam bidang IT.
Sejak mulai mencari tempat magang, saya sudah memiliki ekspektasi bahwa di mana pun saya magang nanti, pasti akan memberi saya pengalaman kerja yang berharga. Akan tetapi, sejak hari pertama saya magang, saya sudah merasakan atmosfer kerja yang unik dan berbeda dari ekspektasi saya mengenai pekerjaan kantoran. Semenjak itu, saya mendapatkan kesimpulan bahwa SABDA bukan sekadar yayasan, tetapi juga sebuah komunitas Kristen yang mengutamakan pelayanan dan pertumbuhan, baik secara profesional maupun rohani.
Kesan pertama saya ketika bergabung di sini adalah sangat bersyukur. Saya melihat bagaimana SABDA menanamkan nilai-nilai pelayanan dalam setiap pekerjaan yang dilakukan. Saya melihat bahwa bekerja di SABDA bukan hanya menyelesaikan tugas, tetapi juga diajarkan untuk memahami tujuan dan dampak dari setiap hal yang dikerjakan. Selain itu, menurut saya, lingkungan kerja di SABDA sangat mendukung pertumbuhan pribadi, baik dalam aspek IT maupun aspek rohani. Setiap Senin, kami mengawali pelayanan dengan mengikuti Persekutuan Doa, sedangkan Selasa - Jumat, diawali dengan Pendalaman Alkitab (PA) bersama. Kedua hal ini membuat saya semakin menyadari bahwa pekerjaan bukan hanya tentang produktivitas, tetapi juga tentang bagaimana kita melakukannya dengan tujuan dan hati yang benar. Hal ini menjadi pengalaman baru bagi saya dan memberikan perspektif berbeda dalam menjalani pekerjaan. Puji Tuhan!
Meski baru beberapa hari magang di SABDA, saya sudah menemukan beberapa hal yang paling saya sukai. Mulai dari kebiasaan sebelum memulai pekerjaan ada Persekutuan Doa atau Pendalaman Alkitab, sampai makan siang bersama dan saling berbincang. Saya merasa setiap hari selalu menjadi hari yang unik.
Saya berharap pengalaman ini menjadi bekal untuk masa depan saya dalam melayani sebagai orang percaya, yang telah menerima anugerah dari Tuhan Yesus Kristus. Saya ingin terus menggunakan keterampilan saya untuk berkontribusi bagi pelayanan, baik di SABDA maupun di lingkungan masyarakat. Saya juga berharap pengalaman ini dapat membantu Sahabat SABDA untuk memahami lebih dalam budaya kerja di SABDA.
Jika Anda tertarik mencari pengalaman magang maupun bekerja yang tidak hanya memberikan pengalaman kerja, tetapi juga membentuk karakter dan rohani, saya sangat merekomendasikan untuk bergabung dengan SABDA. Mari kita semua bersama-sama belajar, bertumbuh, dan melayani atas nama Tuhan Yesus Kristus dengan sepenuh hati! Terima kasih ya sudah mau meluangkan waktu untuk membaca blog ini. God bless you! Salam AI4GOD!
Roadshow SABDA di Malang: Antusiasme Belajar Alkitab Menggunakan AI
Salam sejahtera untuk semuanya di mana pun Sahabat SABDA berada. Kali ini, saya tidak menulis blog untuk memberi informasi terkait aplikasi, tetapi untuk sharing terkait roadshow SABDA ke Malang pada 24 - 25 Januari 2025. Tentunya, saya tidak berangkat sendirian ke Malang. Ada Pak Max, Ibu Yulia, Aldo, Reza, dan Milly yang ikut serta dalam roadshow ini.
Beberapa tempat yang kami hadiri dalam roadshow ini adalah IMAKRIS Universitas Negeri Malang, GKIN Kalvari, dan GKT 3 Malang. Roadshow di IMAKRIS dan GKIN Kalvari banyak dihadiri oleh anak-anak muda GEN Z. Saya senang melihat antusiasme dari teman-teman yang mengikuti acara ini, khususnya saat hands on menggunakan AI. Di sini, saya menyadari bahwa peserta sudah terbiasa menggunakan AI dan terus belajar menggunakan teknologi terbaru, yaitu AI, untuk melakukan studi Alkitab. SABDA memiliki metode AI Squared untuk melakukan PA pada era AI ini untuk memuliakan nama Tuhan.
Berbeda dengan dua tempat sebelumnya, roadshow di GKT 3 dihadiri oleh generasi yang lebih senior. Kami melakukan pendekatan yang berbeda ketika memulai materi, yaitu dengan hands on F.O.K.U.S langsung dengan AI. Ketika melakukan hands on bersama ini, saya belajar untuk bersabar ketika memberi penjelasan satu per satu kepada peserta.
Puji Tuhan! Kami bisa membagikan materi yang sudah dipersiapkan di tiga tempat tersebut dengan lancar. Semuanya ini bisa terjadi karena anugerah Tuhan yang memampukan. Jika Sahabat SABDA ingin mengakses arsip-arsip roadshow SABDA, silakan kunjungi situs SABDA AI. Apabila gereja atau komunitas Anda rindu untuk mendapatkan seminar AI-4-GOD!, silakan menghubungi kami melalui WhatsApp di 0821-3313-3315. Sekian blog saya kali ini, sampai bertemu di tulisan saya selanjutnya. Salam AI-4-GOD!
Menggali Kekayaan Hikmat dari Kejadian Pasal 1-12:1-9
Kelas perdana yang dibuka untuk mengawali 2025 adalah kelas Bedah Kitab Kejadian, kitab pertama dalam Alkitab. Namun, karena kitab ini cukup panjang, tim SABDA Academy memutuskan untuk membuka kelas kitab Kejadian dari pasal 1 hingga pasal 12 ayat 1-19 saja atau yang kita sebut kelas Bedah Kitab Kejadian: Pasal 1-12a (BKK).
Peminat kelas ini cukup banyak, mencapai 100 pendaftar lebih. Namun, karena beberapa seleksi, akhirnya hanya ada 93 peserta yang bergabung di 4 kelas BKK yang terbagi dalam 2 kelas pagi dan 2 kelas malam. Antusias dari peserta baru juga cukup tinggi karena ada 23 peserta yang baru pertama kali ikut kelas online MLC. Ketika Zoom pemaparan materi yang diadakan pada Rabu, 15 Januari 2025, selain diikuti oleh peserta, banyak juga nonpeserta yang ikut hadir, baik sesi pagi maupun malam. Ada lebih dari 25 nonpeserta, dan beberapa orang di antaranya memutuskan untuk mendaftar kelas BKK.
Dalam kelas ini, saya menjadi admin di 2 kelas, yaitu BKK 2 (kelas pagi) bersama Sdr. Bima yang menjadi fasilitator, dan BKK 3 (kelas malam) bersama fasilitatornya, yaitu Sdr. Rei. Peserta di kelas saya cukup responsif ketika diberi reminder. Namun, tidak dimungkiri kalau ada beberapa peserta baru yang perlu di-reminder ekstra. Secara keseluruhan, peserta bisa mengikuti proses penggalian dengan baik, walau ada yang hasil penggaliannya kurang mendalam dan aplikasinya kurang praktis. Diskusi dalam kelas juga cenderung ramai sampai hari terakhir dan saling memperkaya hasil penggalian yang didapatkan setiap peserta. Banyak hal yang diangkat dalam diskusi, bahkan kadang ada yang out of topic, tetapi banyak yang benar-benar memperdalam maknanya dan memberi insight baru.
Seiring berlangsungnya kelas BKK, SABDA juga mengadakan PA staf dengan bahan dan langkah penggalian yang sama seperti proses penggalian peserta kelas BKK, yaitu menggali pelajaran terkait Tuhan, manusia, dunia, dan relevansinya bagi hidup kita untuk tahun 2025 ini. Tidak ketinggalan, ada aplikasinya juga. Jadi, sembari mengecek hasil penggalian para peserta, saya mendapat banyak berkat dari hasil penggalian mereka, juga ditambah dengan PA bersama teman-teman di kantor.
Melalui penggalian pribadi, PA bersama teman-teman, dan peserta BKK, banyak hal yang dahulu masih menjadi pertanyaan kini saya sudah menemukan jawabannya. Ketika membaca kitab Kejadian, seperti terkait penciptaan, siapa anak-anak Allah dan anak-anak manusia, bahtera Nuh, mengapa Kanaan yang dikutuk Nuh, dsb., diurai dalam kelas ini dan dalam PA bersama. Saya semakin memahami kemahakuasaan Tuhan. Dia adalah Allah Tritunggal, Omniscience, Omnipresent, dan Omnipotent. Juga semakin memahami kasih-Nya dan misi-Nya, ketika manusia jatuh dalam dosa, Tuhan langsung memberikan janji misi keselamatan itu. Dia juga selalu menyertai manusia dan mengampuni manusia walau sering kali manusia melukai hati-Nya. Saya juga semakin menyadari peran saya dalam dunia ini, yaitu menjadi rekan kerja Allah yang mendapatkan mandat budaya untuk memelihara dunia dan isinya, terlebih lagi menyebarkan Injil agar banyak orang bisa menerima keselamatan melalui Anak-Nya.
Sahabat SABDA juga bisa menggali kitab Kejadian pasal 1-12a ini dengan bantuan daftar bahan kitab Kejadian di situs Resource SABDA. Selamat menggali kitab Kejadian pasal 1-12:1-9 dan kiranya bisa menggali kitab-kitab lainnya bersama dengan Sahabat SABDA di kelas bedah kitab selanjutnya.
Up Skill bareng SABDA Youth
Hallo Sahabat SABDA. Setiap tahun baru, kebanyakan orang membuat resolusi-resolusi dan berusaha untuk mewujudkannya. Bagaimana caranya resolusi itu bisa terwujud? Kali ini, saya akan membagikan pengalaman berkesan ketika mengikuti SABDA Youth. Selama Januari, SABDA Youth membahas topik-topik dengan tema Up Skill. Bagi saya, setiap diskusi yang dilakukan semakin menajamkan saya terkait hal-hal yang dapat saya lakukan pada 2025 ini.
SABDA Youth Januari 2025 dilakukan 3 kali. Topik pertama berjudul Finding His Calling, dari judulnya saja sudah menarik ... hehe. Topik ini banyak membahas terkait panggilan Tuhan dalam hidup setiap orang percaya, bagaimana orang percaya juga bisa mengembangkan atau menjawab panggilan tersebut. Tentu, setiap diskusinya didasarkan pada kebenaran firman Tuhan.
Lanjut topik kedua, yaitu Unlock Your Talents. Siapa nih yang bingung dengan talenta yang dimiliki? (saya, saya, saya ... hehehe). Bagi saya, diskusi topik ini juga tidak kalah menarik. Setelah tahu dan mengerti apa yang menjadi panggilannya, orang percaya juga diperlengkapi dengan talenta yang Tuhan sudah berikan. WOW! Dalam topik ini, banyak membahas terkait "Apa itu talenta?", "Dari mana asalnya?", "Bagaimana mengenali talenta?", "Cara-cara mengembangkan talenta?".
Nah, untuk topik ketiga, SABDA Youth membahas topik spesial terkait SABDA Youth Learning Center. Kerinduan SABDA untuk anak muda supaya dapat terus terhubung dengan kebenaran firman Tuhan melalui diskusi yang fun dan relevan. Ini adalah salah satu program baru loh!
Saya mendapat banyak berkat melalui diskusi setiap topik SABDA Youth Januari ini. Saya semakin diteguhkan dan dikuatkan untuk tidak insecure, Tuhan sangat amat peduli kepada anak-anak-Nya melalui panggilan dan talenta yang dipercayakan.
So, untuk rekan-rekan muda, yuk join diskusi SABDA Youth setiap selasa, pkl. 19.00 WIB, secara live di Instagram SABDA Resources. Bisa juga lho rekan-rekan menjadi guest dalam diskusi SABDA Youth selanjutnya. Silakan mengontak kami di no. WA 0821-3313-3315 atau kirim DM ke admin Instagramnya ya. Jika ingin melihat semua arsip SABDA Youth, silakan kunjungi situs SABDA Live. Sampai jumpa di Instagram Live SABDA Youth selanjutnya!
Yuk, Kenali SABDA Youth Learning Center!
Hai Sahabat SABDA! Kali ini, saya akan menceritakan tentang seminar New Strategy for Youth pada 13 Januari 2025. Melalui seminar ini, banyak hal yang bisa kita pelajari untuk menjangkau generasi muda saat ini. Bersyukur melalui seminar ini, saya dipercaya untuk menjadi salah satu pembicara bersama Ibu Evie, Roma, Aldo, Elan, Aurel, Reza, Nehe, Melisa, Tian, dan Yoes. Yuk, baca blog ini sampai selesai ya untuk tahu keseruannya.
Ada pelajaran penting yang saya dapatkan dari seminar ini, yaitu bagaimana orang tua dan gereja harus melayani anak muda dengan serius. Perkembangan teknologi bisa menjadi peluang besar bagi gereja untuk menarik anak muda. Dengan begitu, anak muda tidak lagi merasa bahwa gereja sudah tidak relevan lagi atau "kuno".
Dalam seminar ini, saya sangat setuju bahwa pelayanan untuk anak muda sangat urgen untuk dikerjakan. Mengapa? Karena saat ini gereja mulai kehilangan generasi muda. Melayani anak muda bukan sekadar rutinitas, tetapi harus memiliki hati dan motivasi yang selaras dengan kebenaran firman Tuhan. Alkitab memberi fondasi untuk melayani anak muda karena ini merupakan perintah/amanat dari Tuhan. Dalam Alkitab, banyak cerita tentang tokoh-tokoh muda yang masih dipakai Tuhan untuk pekerjaan-Nya.
Seminar ini juga memberi kesempatan bagi kaum muda untuk menyampaikan harapan dan point of view anak muda tentang pelayanan di gereja. Salah satunya adalah ketika melayani anak muda tidak bisa menggunakan cara yang jadul, harus ada “new strategy”. Karena itu, SABDA sangat concern untuk mengajak semua peserta memiliki strategi baru dalam melayani anak muda.
Strategi baru SABDA untuk menjangkau anak muda bisa dilakukan dengan empat hal ini, yaitu audio visual, multimedia dan media sosial, AI, dan Sharing/Conversational. Empat strategi ini diterapkan dalam program baru yang akan SABDA lakukan untuk anak muda, yaitu SABDA Youth Learning Center. Singkatnya, SABDA Youth Learning Center merupakan pengembangan dari kelas MLC yang sudah ada. Program ini dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan anak muda dengan pengajaran Kristen, pendalaman Alkitab, dan topik-topik teologi yang relevan.
Untuk menjangkau anak muda, SABDA tidak bisa bergerak sendiri. Kami perlu dukungan dari Sahabat SABDA. Mari kita bergerak bersama untuk menjangkau anak muda dan membimbing mereka untuk cinta Alkitab dan mengenal Kristus lebih dalam. Sekian cerita dari saya, kiranya Sahabat SABDA mendapat berkat melalui blog ini. God Bless!
GSJA Wilayah 1 Bogor Belajar Mengenal AI untuk Tuhan
Halo Sahabat SABDA. Senang sekali dapat berbagi cerita tentang pelayanan SABDA lagi. Saya bersyukur karena awal tahun ini, SABDA kembali berkesempatan untuk memberi pelatihan AI di Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) Wilayah I Bogor. Pelatihan ini berlangsung pada Selasa, 14 Januari 2025, pkl. 09.00 - 12.00 WIB, melalui Zoom. Sebelumnya, SABDA sudah pernah memberi pelatihan di GSJA tentang Penginjilan kepada Suku Digital (PkSD).
Acara dimulai tepat pkl. 09.00 WIB. Setelah doa pembukaan, tim SABDA langsung menyampaikan pelatihan. Beberapa staf SABDA menjadi narasumber untuk menyampaikan materi terkait AI untuk pelayanan. Diawali oleh Bu Evie yang menyampaikan Biblical Foundation untuk AI. Disusul saya menyampaikan materi F.O.K.U.S. (cara berbicara dengan AI), Bapak Yudo menyampaikan materi AI Squared (Metode AI untuk ber-PA), dan Sdr. Nehemia beserta Sdr. Aldo menyampaikan materi tentang Alkitab GPT, BaDeNo AI, dan AI Media.
Ada beberapa hal yang SABDA tekankan dalam pelatihan ini. Salah satunya dan yang paling penting adalah bagaimana hamba Tuhan (yang mendapatkan pelatihan) harus memakai teknologi AI untuk Tuhan dan pelayanan. Sebab, Tuhan yang berhak memakai setiap teknologi yang tercanggih untuk kemuliaan-Nya. Saya bersyukur karena melalui pelatihan ini, peserta belajar sekaligus berlatih melakukan conversational dengan AI dengan prompt yang memakai formula F.O.K.U.S.. Meskipun nuansanya berbeda dengan pelatihan on site, tetapi antusiasme peserta tetap terasa ketika praktik bersama dan membagikan hasilnya di live chat.
Pelajaran yang saya dapat dari pelatihan ini pastinya berkaitan dengan AI. Saat ini, AI memang sangat canggih. Beberapa alat yang populer sudah menambah dan meng-upgrade beberapa fiturnya. Jadi, saya dan Sahabat SABDA perlu nih untuk terus belajar agar dapat mengikuti perkembangan teknologi AI dan memanfaatkannya dengan bijaksana untuk memajukan pelayanan. Kiranya apa yang sudah SABDA berikan kepada GSJA Bogor dapat diterapkan dalam pelayanan mereka.
Oh ya, jika Sahabat SABDA rindu mendapatkan pelatihan dari SABDA, silakan menghubungi kami di 0881-2979-100. Atau, jika Anda ingin belajar secara mandiri, silakan berkunjung ke situs SABDA AI. Salam AI-4-GOD!
4,5 Tahun Perjalanan Iman di Yayasan Lembaga SABDA
Setiap perjalanan memiliki cerita unik, begitu pula perjalanan saya selama 4,5 tahun melayani di Yayasan Lembaga SABDA (YLSA). Ini bukan hanya tentang pekerjaan, tetapi sebuah panggilan untuk terlibat dalam pelayanan yang membawa dampak kekal bagi banyak orang, khususnya melalui penggunaan teknologi demi kemuliaan nama Tuhan. Baca blog ini sampai akhir ya, Sahabat SABDA!
Saya memulai pelayanan di YLSA dengan kerinduan untuk menggunakan talenta yang Tuhan berikan bagi kemuliaan-Nya. Sejak hari pertama, saya belajar bahwa pelayanan di YLSA bukan sekadar tugas administratif atau teknis, tetapi sebuah misi untuk memberitakan Injil melalui teknologi. Tentunya, perjalanan ini tidaklah selalu mulus. Ada masa-masa penuh tantangan, seperti belajar hal-hal baru terkait teknologi atau menyesuaikan diri dengan budaya kerja yang sangat agile. Namun, semua itu justru menjadi sarana bagi saya untuk terus bertumbuh, baik secara profesional maupun spiritual.
Di YLSA, saya diberkati dengan kesempatan untuk terlibat dalam berbagai bidang seperti HRD/Humas, media sosial, kelas, Growing Together, tim SABDA Labs, hingga mendukung program-program untuk memperlengkapi gereja dan keluarga Kristen. Salah satu momen yang paling berkesan adalah melihat bagaimana bahan-bahan pelayanan yang sudah dikerjakan dapat dipakai Tuhan untuk menjangkau berbagai generasi. Hal ini membuat saya semakin yakin bahwa pelayanan di YLSA berdampak besar bagi banyak orang.
Hal lain yang sangat saya syukuri adalah komunitas di YLSA. Rekan-rekan pelayanan di sini bukan hanya kolega, tetapi saudara seiman yang saling mendukung, mendoakan, dan menguatkan. Bersama-sama, kami mengalami karya Tuhan yang nyata dalam setiap proyek yang kami kerjakan. Dukungan ini menjadi kekuatan tersendiri untuk terus melayani dengan setia, taat, dan sungguh-sungguh. Bahkan, di luar pekerjaan, kami saling mendukung dalam keadaan suka maupun duka. Ini adalah momen yang tidak akan pernah saya lupakan sepanjang hidup saya.
Melihat kembali perjalanan ini, saya bersyukur atas kesempatan yang Tuhan berikan untuk melayani di YLSA. Pelayanan ini mengajarkan saya untuk lebih bergantung pada Tuhan, melatih saya untuk bekerja dengan integritas, dan menginspirasi saya untuk terus melayani dengan semangat. Secara keseluruhan, saya sangat bertumbuh di YLSA!
Tulisan pendek ini tentu tidak cukup untuk menuliskan betapa bersyukurnya saya atas pengalaman yang Tuhan izinkan untuk saya alami. Namun, saya akan terus mengingat hal-hal baik yang saya pelajari dan berkomitmen untuk membagikannya kepada orang lain. Saya percaya, ke mana pun saya pergi, Tuhan akan selalu menyertai dan menjadikan saya berkat. Seperti arti nama yang disematkan orang tua kepada saya, Soli Deo Gloria, menjadi motto hidup saya selamanya.
Harapan saya, YLSA terus dipakai Tuhan sebagai alat yang efektif untuk memperluas Kerajaan-Nya, menjangkau lebih banyak orang, dan membawa mereka mengenal Kristus. Saya sangat kagum dengan visi dan misi YLSA. Kiranya visi dan misi ini tetap dijalankan seturut kebenaran firman Tuhan.
Blog ini akan menjadi pengingat betapa setianya Tuhan dalam kehidupan saya selama di Solo. Baik 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun, 20 tahun, 25 tahun, maupun seterusnya, tulisan ini akan terus mengingatkan saya akan karya Tuhan!
Terpujilah Tuhan! Soli Deo Gloria!