Ditulis oleh: Santi T.
Dalam pelayanan sekolah minggu, biasanya guru sekolah minggu memimpin permainan sedangkan anak-anak dan (mungkin) orang tua menjadi peserta dalam permainan. Pernahkah terlintas dalam pikiran Anda, bagaimana jika kondisi seperti ini dibalik? Guru SM yang menjadi peserta, sementara anak-anak dan orang tuanya memimpin permainan untuk para guru SM. Namun, dalam permainan ini, anak-anak dan orang tua akan berperan sebagai juri dalam sebuah lomba membaca cerita Alkitab yang dilakukan oleh para guru SM. Penasaran bagaimana permainannya? Yuk, ikuti langkah-langkah di bawah ini.
Ayat: Dengarkanlah didikan, maka kamu menjadi bijak; janganlah mengabaikannya. (Amsal 8:33)
Pemain:
1. Anak-anak dan orang tua sebagai juri.
2. Para guru SM sebagai peserta lomba.
3. Dua orang perwakilan dari orang tua untuk memimpin lomba dan membacakan hasil perolehan nilai lomba.
Tujuan:
1. Sebagai pelatihan guru SM untuk menampilkan cara bercerita yang baik dan menarik di hadapan anak-anak SM.
2. Anak-anak dan orang tua bisa mengevaluasi cara mengajar guru SM.
3. Guru SM bisa lebih termotivasi untuk melayani Tuhan melalui anak-anak, dengan lebih baik lagi.
Bahan (bisa disiapkan oleh guru SM):
1. Siapkan dua/lebih cerita pendek yang berkaitan dengan Alkitab (jumlah cerita disesuaikan dengan jumlah guru SM).
2. Siapkan beberapa lembar kertas kosong dan pensil untuk tempat menuliskan nilai (disesuaikan dengan jumlah anak-anak SM).
Lembar kertas tersebut berisi:
Nama Guru SM (1):
Penilaian: (skala 1 -- 3)
a. Suara jelas/tidak: 1. Tidak; 2. Cukup jelas; 3. Sangat jelas
b. Cerita bisa dimengerti/tidak: 1. Tidak bisa dimengerti; 2. Cukup dimengerti; 3. Mudah dimengerti
c. Cara penyampaian menarik/tidak: 1. Tidak menarik; 2. Cukup menarik; 3. Sangat menarik
Keterangan: Lingkarilah salah satu angka yang menjadi pilihan/jawaban Anda.
Cara bermain:
1. Setiap guru SM menceritakan sebuah kisah dari Alkitab secara lisan dan disertai dengan gerakan (tidak boleh membaca teks).
2. Saat guru SM bercerita, anak-anak dibantu oleh orang tua mulai memberi nilai dengan skala 1 -- 3. Contoh:
Nama Guru SM (1): Elisabet Ayu
Penilaian: (skala 1 -- 3)
a. Suara jelas/tidak: 1. Tidak; 2. Cukup jelas; (3) Sangat jelas
b. Cerita bisa dimengerti/tidak: 1. Tidak; 2. Cukup dimengerti; (3) Mudah dimengerti
c. Cara penyampaian menarik/tidak: 1. Tidak; (2) Cukup menarik; 3. Sangat menarik
Keterangan: Lingkarilah salah satu angka yang menjadi pilihan/jawaban Anda.
3. Apabila setiap guru SM sudah menyelesaikan ceritanya, semua peserta diperbolehkan menghitung jumlah nilai yang sudah diberikan. Contoh:
Total nilai Elisabet Ayu: 3 + 3 + 2: 8
4. Pada bagian terakhir, salah satu wakil dari orang tua anak SM membacakan hasil perolehan nilai masing-masing guru SM.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. Dalam permainan ini, orang tua berperan sebagai pendamping anak-anak dalam memberikan nilai. Nilai tidak semata-mata berasal dari orang tua saja, tetapi orang tua bisa menggunakan cara kreatif untuk menolong anak memberikan nilai. Caranya:
a. Membuat pertanyaan untuk anak.
Tujuan: Untuk 'memancing' daya tangkap anak terhadap cerita yang telah disampaikan guru SM.
b. Memperhatikan ekspresi anak saat guru SM sedang menyampaikan cerita.
Tujuan: Melalui ekspresi anak, orang tua akan mengetahui apakah anaknya paham/tidak dengan apa yang disampaikan guru SM.
2. Permainan ini cocok diterapkan pada anak-anak SM yang sudah bisa membaca.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK