Kita semua adalah guru bagi anak-anak. Mereka mengamati kita, meniru
kita, dan belajar dari kita. Pendekatan yang kita gunakan untuk
mengajar akan sangat menentukan hasil dari proses belajar mengajar
itu. Bagaimana kita dapat menentukan pendekatan apa yang akan kita
gunakan?
Kira-kira 50% orang-orang Kristen menerima Kristus pada saat mereka
berusia dua belas tahun. Hal ini berarti bahwa kita harus meluangkan
waktu sebanyak mungkin untuk melakukan kontak/mendampingi anak kita
sebelum mereka menginjak masa-masa remaja.
Bila kelompok murid kelas empat diberi pertanyaan: "Menurutmu,
apakah Alkitab itu?" Jawabannya bisa beragam, mulai dari "Alkitab
adalah buku yang bagus", "Alkitab itu kasih", "Alkitab adalah
segalanya", sampai "Alkitab adalah kebenaran, firman Tuhan".
Kebanyakan anak di kelas empat sudah siap untuk mempelajari
pertanyaan-pertanyaan tentang Alkitab, misalnya bagaimana kita bisa
mendapatkan Alkitab? Siapa yang menulis Alkitab? Tahun berapa
Alkitab ditulis?
Suatu ketika, beberapa ilmuwan NASA diberi pertanyaan, "Terbuat dari
apakah bulan itu? Katakan hal pertama yang Anda pikirkan ketika Anda
mendengar pertanyaan ini." Mereka semua tersenyum dan berkata,
"Keju!" Sebenarnya, para ilmuwan tersebut tahu dari apa bulan itu
terbentuk, tetapi respons pertama mereka adalah apa yang mereka
pikirkan sewaktu mereka masih anak-anak!
Sering kali, orang tua dan guru mengaitkan proses belajar dengan
pengetahuan dasar sebelumnya. Seorang anak dikatakan sudah
"mempelajari" sesuatu apabila dia bisa mengulang sesuatu yang sudah
dipelajarinya. Tetapi, hal itu tidak dapat memenuhi kebutuhan anak
dalam kehidupan sehari-hari. Mengulang sesuatu yang dipelajari
adalah awal dari proses belajar, tetapi tentu saja tidak cukup
sampai di situ.
Ada empat langkah yang perlu dilakukan untuk dapat mengajarkan
teologia dengan efektif kepada anak.
Apa yang terlintas di pikiran Anda saat Anda mendengar kata
"disiplin"? Tanpa memaksa otak untuk berpikir keras, dengan waktu
yang relatif cepat, Anda sudah dapat menyimpulkan jawabannya. Ah,
disiplin adalah sesuatu yang menjengkelkan, berat, dan Anda pasti
enggan untuk melakukannya.
Ternyata kata "disiplin" seberat konsekuensi yang terkandung di
dalamnya.
Dari ajaran dan tindakan Tuhan Yesus Kristus, dapat ditemukan
konsep-konsep yang mengandung prinsip-prinsip dasar kepemimpinan
yang cemerlang. Prinsip-prinsip dasar tersebut dapat dilihat pada
penjelasan berikut. Dari Injil Matius 20:20-28 dan Injil Markus
10:35-45, Tuhan Yesus menjelaskan prinsip/falsafah dasar
kepemimpinan yang dapat diuraikan sebagai berikut.