Shalom,
Dalam hitungan hari, seluruh orang percaya di dunia akan bersama-sama berkumpul memperingati kelahiran Sang Juru Selamat. Namun, seharusnya tidak hanya pada tanggal 25 Desember saja kita mengingat pengorbanan-Nya tersebut. Sepanjang waktu harus merupakan Natal bagi kita karena Natal sendiri berisi sebuah panggilan Tuhan yang harus ditanggapi dengan sepenuh hati. Melalui Natal, Ia memanggil kita untuk menerima Dia sebagai Juru Selamat. Ia pun memanggil kita untuk senantiasa menyembah Dia,
Nas: Matius 2:1-2
Natal merupakan sebuah peristiwa yang paling agung di dalam sejarah. Sayangnya, kita sering kali hanya mengenang peristiwa ini pada hari Natal atau menjelang Natal, walaupun kita tidak tahu kapan tepatnya Natal yang sesungguhnya. Bagi saya ini tidak penting, yang penting adalah bagaimana kita senantiasa mengingat jiwa, teladan, dan kerendahan dari inkarnasi Kristus. Itu sebabnya, pada hari ini kita kembali merenungkan makna Natal dalam hidup kita. Kita akan belajar beberapa butir
Natal bukan hanya satu malam penuh bintang di Bethlehem; ia sudah ada di balik bayang-bayang bintang selamanya.
Dulu, sudah ada Natal di hati Allah saat Ia menciptakan bumi dan memberikannya -- bagi kita manusia. Ketika Ia mengirimkan nabi-nabi-Nya, itu juga Natal. Juga, merupakan Natal yang sungguh agung dari segalanya malam itu di Bethlehem ketika Allah memberikan anak-Nya kepada kita.
Saat Yesus bertambah dewasa, Natal ada di mana-mana.
Lingkungan di mana Anda sangat jarang menemukan ucapan "Selamat Natal" melalui media, sekolah, dan kebanyakan tempat umum lainnya bisa saja membuat kita sulit untuk mengajarkan arti Natal yang sebenarnya menurut ajaran Kristen kepada anak-anak. Arti yang menyatakan bahwa Yesus lahir untuk kita pada hari Natal hingga tiba saatnya Dia menyelamatkan kita dari dosa. Akhir-akhir ini, drama kelahiran Kristus semakin jarang dipentaskan.