Metode mengajar adalah teknik guru dalam menyalurkan informasi
kepada ASM. Karena minat, taraf intelegensi dan daya perhatian
dari setiap kelas berbeda, maka GSM harus dapat menggunakan metode
mengajar yang berbeda dengan bijaksana. Kali ini akan diperkenalkan
tujuh macam metode mengajar, untuk menolong GSM mengajar dengan
suasana yang lebih menyegarkan dan efektif.
1. Metode Tanya Jawab (Question & Answer)
Adapun bentuk tanya jawab dapat dibagi ke dalam empat jenis:
Pertanyaan yang bersifat mencari informasi (Informational
questions).
Pertanyaan tertutup (Close-ended questions), yaitu pertanyaan
yang tidak perlu dipertimbangkan apakah harus dijawab dengan
jawaban yang penjang lebar atau yang singkat. Hanya perlu
dijawab dengan betul atau salah.
Pertanyaan yang menuntut pemikiran (Three dimensional
questions), yaitu pertanyaan yang bukan hanya menuntut fakta,
melainkan selangkah lebih maju untuk menunjuk sebab, arti, dan
perasaan.
Pertanyaan terbuka (Open-ended questions), dimana murid
sendiri mengalami hal tersebut, dan menjawab pertanyaan sesuai
dengan kebenaran yang diterima mereka secara pribadi.
Adapun prinsip-prinsip dalam mengajukan pertanyaan adalah sebagai
berikut:
Pertanyaan harus jelas, singkat, dan sesuai dengan tingkat
penerimaan murid.
Jangan terlalu banyak mengajukan pertanyaan betul salah.
Terlebih dahulu ajukan pertanyaan kepada semua murid. Baru
kemudian sebutkan nama salah seorang murid untuk menjawab,
tetapi jangan memanggil secara berurutan.
Tentu saja boleh memberi kebebasan kepada murid untuk
menjawab pertanyaan, tetapi perhatikanlah jangan sampai
sebagian orang terus-menerus menjawab pertanyaan. Sebaiknya
berikan kesempatan pada setiap murid untuk berpartisipasi.
Setelah bertanya, berikan waktu yang cukup untuk berpikir.
Guru jangan terburu-buru memberikan jawaban.
Jikalau jawaban murid salah, jangan ditegur atau
ditertawakan. Sedapat mungkin pujilah kelebihannya dan
perbaiki kesalahannya dengan cara yang bijaksana.
Jikalau murid tidak dapat menjawab pertanyaan yang telah
diajukan, jangan menunggu terlalu lama. Undang murid lain
untuk menjawab.
Jangan menambahkan pertanyaan lain dalam pertanyaan yang
kita ajukan.
Dapat menjelaskan pertanyaan dengan mengajukan pertanyaan
lain.
Pertanyaan harus dipersiapkan terlebih dahulu. Untuk
memberikan pertanyaan yang baik, perlu menyediakan waktu
untuk mempersiapkannya.
2. Metode Diskusi (Discussion)
Guru mengajukan pertanyaan yang bersifat merangsang, yang dapat
membangkitkan minat murid untuk berpartisipasi dalam diskusi yang
positif. Bentukya antara lain:
Studi Kasus (Case Study)
Studi kasus dapat diutarakan dengan bentuk yang berbeda-beda.
Uraikan secara terinci keadaan yang terdapat dalam sebuah
kasus, agar murid dapat mencari cara penyelesaian yang mungkin
dapat dipakai. Contoh-contoh bentuk studi kasus yang berbeda
seperti berikut: utarakan sebuah cerita yang belum selesai;
mengutip laporan surat kabar, mengajukan suatu masalah
kejiwaan; utarakan dengan gambar untuk merangsang murid
berdiskusi; atau memakai riwayat hidup para tokoh, laporan
sejarah, catatan statistik, dan sebagainya.
Debat (Debate)
Dua orang atau dua kelompok murid memperdebatkan satu masalah
dari segi pro dan kontranya. Dari proses perdebatan itu, murid
dapat memahami pandangan-pandangan yang timbul dari konsep-
konsep yang berbeda. Mereka yang ikut serta dalam perdebatan
haruslah mempunyai pengenalan yang cukup dan persiapan yang
mantap tentang soal yang didiskusikan.
Metode-metode diskusi lainnya yang terdapat dalam buku ini
adalah: - Penyelesaian/pemecahan masalah (Problem Solving)
- Pengumpulan gagasan secara mendadak (Brainstorming)
- Kelompok berbincang-bincang (Buzz Group/Two by Two)
3. Metode Drama
Bentuknya antara lain:
Peragaan Gambar (Picture Posing)
Metode ini cocok untuk anak-anak yang usianya agak kecil.
Urutannya adalah sebagai berikut:
- Pilihlah sebuah gambar yang berkaitan dengan isi pelajaran.
- Mendiskusikan inti pelajaran tersebut.
- Menirukan sikap dari tokoh yang terdapat dalam gambar.
- Menghafal ayat Alkitab atau mengajukan pertanyaan.
Monolog
Mintalah seorang murid untuk mempersiapkan dengan baik dan
memerankan diri sebagai salah seorang tokoh Alkitab/tokoh
cerita. Lalu dengan memakai kata ganti orang pertama
mengisahkan riwayat hidup, perasaan atau pun konsep terhadap
pengalaman tertentu dan lain-lain.
Metode-metode drama lainnya yang terdapat dalam buku ini
adalah: - Pantomim (Pantomime)
- Drama (Formal Dramatization)
- Peragaan peran (Role Playing)
4. Metode Ceramah (Lecture)
Melalui ceramah GSM menyampaikan satu pokok pelajaran kepada
murid secara teratur dan sistematis dalam bentuk pidato. Hal-hal
penting yang harus diperhatikan antara lain ialah:
Sasaran dari pokok pelajaran harus jelas.
Kumpulkan bahan-bahan yang cukup.
Berusahalah untuk menggunakan istilah-istilah yang sederhana.
Jangan memakai suara yang datar (monoton), perhatikan
kecepatan tinggi dan rendahnya nada suara kita.
Ingatlah bahwa isi ceramah harus teratur dan sistematis supaya
pendengarnya mudah mengerti dan mengingatnya.
Jangan menggunakan pembagian yang terlalu banyak.
Ulangilah bagian depan untuk membawa mereka masuk ke bagian
berikutnya. Jangan sampai masing-masing bagian terlepas dari
konteksnya.
5. Metode Kelompok Pendengar (Listening Teams)
Guru membacakan sebuah laporan atau naskah dengan membagi murid
menjadi dua atau beberapa kelompok. Mintalah setiap kelompok
menyimak butir-butir penting yang telah ditentukan (misalnya
kelompok pertama memperhatikan hal yang positif, sedangkan
kelompok dua memperhatikan hal yang negatif). Kemudian setiap
kelompok harus kembali memberikan laporan kepada guru dan teman-
teman sekelasnya. Setelah itu baru mengadakan diskusi
6. Metode Simposium (Symposium)
Simposium adalah serangkaian ceramah pendek yang disampaikan oleh
sekelompok kecil orang kepada seluruh murid. Boleh mengundang
para ahli sebagai pembicara, atau meminta murid untuk
mempersiapkan terlebih dahulu bagan-bagan yang berbeda. Kemudian
mereka masing-masing menyampaikan segi-segi dan konsep-konsep di
bawah pimpinan seorang pemimpin.
7. Metode Peninjauan ke Lapangan (Field Survey)
Maksudnya adalah mengadakan survey, mencari informasi bersama-
sama dengan teman-teman sekelas secara terpimpin dan terarah,
untuk memperoleh bahan dan pengalaman yang orisinal. Adapun
langkah-langkahnya sebagai berikut:
Mengatur dan menghubungi terlebih dahulu, mempersiapkan
transportasi dan penanggung jawabnya.
Berilah petunjuk kepada murid mengenai hal-hal dan bagian-
bagian penting yang perlu diteliti.
Membuat laporan tentang hal-hal yang telah didengar, dilihat
dan dipelajari mereka, sewaktu mengadakan penelitian di
lapangan.