Ketaatan

Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Ketaatan

Ketaatan

"Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa."(Keluaran 19:5) "Sebab sungguh Tuhan akan memberkati engkau ... asal saja engkau mendengarkan baik-baik suara Tuhan, Allahmu." (Ulangan 15:4,5) "Karena iman Abraham taat."(Ibrani 11:8) "Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya, dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan."

"Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa." (Keluaran 19:5)

"Sebab sungguh Tuhan akan memberkati engkau ... asal saja engkau mendengarkan baik-baik suara Tuhan, Allahmu." (Ulangan 15:4, 5)

"Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya, dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya."(Ibrani 5:8,9)

Jesus with children

Dalam Alkitab, ketaatan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam kehidupan orang Kristen. Karena ketidaktaatanlah, manusia tidak diperkenan Allah dan kehilangan kehidupan Allah. Hanya dengan ketaatanlah, manusia dapat diperkenan Allah dan dapat kembali menikmati kehidupan itu.

(1). Allah tidak mungkin senang dengan orang-orang yang tidak taat. Ia juga tidak dapat memberikan berkat-Nya kepada mereka. "Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku." Ini merupakan prinsip-prinsip kekal dan hanya dengan mengikuti prinsip inilah kita dapat diperkenan Allah serta menikmati berkat-berkat-Nya. Kita melihat ketaatan ini di dalam Tuhan Yesus. Ia berkata, "Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya." Ia berada di dalam kasih Bapa, tetapi Ia dapat tetap tinggal di dalam kasih itu hanya apabila Ia taat. Ia mengatakan bahwa demikian juga halnya dengan kita, satu-satunya jalan untuk dapat tetap tinggal dalam kasih-Nya adalah kita harus menuruti perintah-Nya. Ia datang untuk membukakan bagi kita jalan kembali kepada Allah; jalan ini adalah jalan ketaatan, hanya orang yang beriman kepada Yesus dan hidup secara demikian, yang dapat sampai kepada Allah.

(2). Betapa indahnya hubungan antara ketaatan Yesus dan ketaatan kita, seperti dinyatakan di dalam Ibrani 5, "Ia belajar taat ... dan ... menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya." Inilah ikatan persatuan antara Yesus dan umat-Nya, titik penyesuaian dan persatuan batin. Ia taat kepada Bapa; dan mereka taat kepada Dia. Ia dan mereka sama-sama taat. Ketaatan-Nya bukan hanya menebus, tetapi juga menghapuskan ketidaktaatan mereka. Ia dan mereka memunyai satu tanda yang sama -- ketaatan kepada Allah.

(3). Ketaatan ini merupakan ciri kehidupan yang beriman. Hal itu dinamakan ketaatan karena iman.

(4). Di dunia ini, tidak ada hal lain selain iman yang dapat mendorong manusia untuk bekerja -- kepercayaan akan adanya keuntungan atau sukacita merupakan rahasia yang menyebabkan orang bekerja. "Karena iman, Abraham taat ketika ia dipanggil untuk berangkat." Saya akan bekerja sesuai dengan kepercayaan saya. Iman atau kepercayaan bahwa Yesus membebaskan saya dari kuasa dosa dan menjadikan saya berlayak bagi keadaan itu, memiliki kuasa yang sangat besar untuk menjadikan saya taat. Percaya akan berkat berlimpahan yang diberikan oleh Bapa kepada yang taat, percaya akan perjanjian kasih dan kehadiran Allah, dan percaya akan kepenuhan Roh yang terjadi melalui hal ini; semua itu menguatkan ketaatan kita.

(5). Kuasa iman, seperti juga ketaatan, terutama terletak di dalam persekutuan pribadi dengan Allah yang hidup. Di dalam bahasa Ibrani, untuk menyatakan "suara yang taat" dan "suara yang mendengarkan", dipergunakan satu kata yang sama. Mendengarkan dengan benar merupakan persiapan untuk taat. Saya mengetahui kehendak Allah bukan dari kata-kata manusia atau dari sebuah buku, tetapi dari Allah sendiri, yaitu pada saat saya mendengar suara Allah, saya benar-benar akan memercayai apa yang dijanjikan dan melaksanakan apa yang diperintahkan. Roh Kudus merupakan suara Allah; apabila kita mendengar suara yang hidup itu berkata-kata, mudah bagi kita untuk taat.

(6). Marilah kita dengan tenang menantikan Allah dan membuka jiwa kita di hadapan-Nya sehingga Ia dapat berkata-kata melalui Roh-Nya. Apabila dalam pembacaan Alkitab dan dalam doa kita belajar menantikan Allah sehingga kita dapat berkata, "Allah telah mengatakan hal ini kepada saya, Ia telah memberikan janji ini pada saya dan telah memerintahkan hal ini" -- kita akan menaatinya. "Mendengarkan suara-Nya" dengan sungguh-sungguh dan rajin, pasti menimbulkan ketaatan. Bagi seorang pelayan, seorang prajurit, seorang anak, atau seorang warga negara, ketaatan itu mutlak diperlukan dan merupakan ciri utama ketulusan hati. Apakah Allah yang hidup dan mulia itu melihat ketaatan dalam kita?

(7). Kiranya ketaatan yang benar disertai sukacita menjadi ciri dari kesungguhan persekutuan kita dengan Anak Allah, yang ketaatan-Nya menjadi kehidupan kita. Ya, Bapa, yang dalam Kristus menjadikan kami anak-anak-Mu, dalam Dia Engkau menjadikan kami anak-anak-Mu yang taat, sebagaimana Dia juga taat. Kiranya Roh Kudus menjadikan ketaatan Yesus itu sangat mulia dan berkuasa di dalam kami sehingga ketaatan itu menjadi sukacita yang terbesar dalam kehidupan kami. Ajarlah kami, supaya di dalam setiap hal, hanya berusaha mengetahui dan kemudian melakukan apa yang Engkau inginkan. Amin.

Untuk menjalankan kehidupan yang taat, diperlukan hal-hal berikut ini.

1. Penyerahan yang pasti.

Dalam setiap persoalan, saya tidak boleh lagi bertanya, "Apakah saya akan taat atau tidak, haruskah saya taat atau dapatkah saya taat?" Tidak, seharusnya hal itu tidak perlu ditanyakan lagi sehingga yang saya ketahui hanyalah bahwa saya harus taat. Orang yang memiliki sifat demikian dan yang menganggap ketaatan sebagai sesuatu yang berdiri teguh, akan mudah taat -- ya, di dalamnya, ia benar-benar merasakan sukacita yang besar.

2. Mengetahui kehendak Allah melalui Roh.

Jangan mengira bahwa karena Saudara mengetahui beberapa hal dalam Alkitab, Saudara mengetahui kehendak Allah. Hal mengetahui kehendak Allah merupakan sesuatu yang bersifat rohani; biarlah Roh Kudus menyatakan kehendak Allah itu kepada Saudara.

3. Melaksanakan segala hal yang kita ketahui kebenarannya.

Dengan bekerja, manusia belajar: hal mengerjakan apa yang benar itu mengajarkan manusia untuk taat. Apa yang kepada Saudara dinyatakan benar oleh firman, atau oleh hati nurani Saudara atau oleh Roh, kerjakanlah benar-benar. Hal itu akan menolong membentuk suatu kebiasaan yang suci, dan merupakan suatu latihan untuk kelak memperoleh kuasa dan pengetahuan yang lebih banyak. Saudara-Saudara seiman, lakukanlah apa yang benar demi ketaatan kepada Allah, maka Saudara akan diberkati.

4. Percaya akan kuasa Kristus.

Saudara memiliki kuasa untuk taat; yakinlah akan hal ini. Meskipun Saudara tidak merasakannya, tetapi karena iman, Saudara memilikinya di dalam Kristus, Tuhan Saudara.

5. Berkat-berkat ketaatan.

Hal ini mempersatukan kita dengan Allah kita. Hal ini menyukakan-Nya dan dikasihi-Nya; hal ini menguatkan kehidupan kita dan mendatangkan berkat surgawi dalam hati kita.

Catatan:

1. Roma 5:19; 6:16; 1 Petrus 1:2, 14, 22

2. Kejadian 22:17-18; 26:4-5; I Samuel 15:22; Yohanes 15:10

3. roma 6:17 ; 2 Korintus 10:5; Filipi 2:8

4. Kisah para Rasul 6:7; Roma 1:5; 16:26

5. Ulangan 28:1;Yesaya 63:7-9; Yohanes 14:11, 15, 23; Kisah Para Rasul 5:32

6. Kejadian 12:1, 4; 31:13, 16; Matius 14:28; Lukas 5:5; Yohanes 10:4, 27

7. Maleakhi 1:6; Matius 7:21

Diambil dari :
Judul Buku : Membina Iman
Penulis : Andrew Murray
Halaman : 188 -- 191
Penerbit : Kalam Hidup, Bandung, 1980

Kategori Bahan PEPAK: Sudut untuk Anak

Sumber
Judul Buku: 
Membina Iman
Pengarang: 
Andrew Murray
Halaman: 
188 -- 191
Penerbit: 
Kalam Hidup
Kota: 
Bandung
Tahun: 
1980