Mengajar Lewat Keteladanan


Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Baru-baru ini, seorang teman saya menceritakan percakapannya dengan anaknya yang sudah menginjak remaja. Teman saya ini merasa perlu mengaku dosa kepada anaknya dan meminta ampun kepadanya. Tentu saja, dia sangat ragu melakukan hal ini.

"Akankah anakku mengerti?" tanyanya. "Akankah dia memaafkanku? Apa yang akan dilakukannya kepadaku di masa yang akan datang?" Di antara ketakutan dan kekuatirannya itu, akhirnya ia memberanikan diri dan meminta maaf pada anaknya.

Ketika anak itu mendengar pernyataan dan permohonan ayahnya, respon anaknya membuat ia sangat lega. "Ayah, apakah ayah masih ingat musim panas yang lalu ketika aku mengaku bahwa aku telah berbohong kepadamu? Ayah mengampuni aku dan memelukku. Bagaimana mungkin aku tidak melakukan hal yang sama kepadamu sekarang?"

Saya senang situasi itu bisa diselesaikan dengan cara demikian. Karena dalam situasi yang berbeda, akhir dari situasi semacam ini bisa sangat merusak. Semisal dulu ia menghukum anaknya dengan kejam karena berbohong. Bagaimana jika ia berlaku kasar, tidak mengasihi, dan tidak peka? Anaknya mungkin akan merespon dengan cara yang sama pula. Tetapi teman saya telah melakukan kasih dan pengampunan yang kristiani. Hasilnya, anaknya mempelajari hal yang sama dan kita semua memuliakan Tuhan.

Guru sekolah Minggu juga mengajar dengan menjadi teladan. Itulah sebabnya Paulus menantang Timotius untuk hidup taat -- mengajar dengan menjadi teladan.

"Beritakanlah dan ajarkanlah semuanya itu. Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu." (1Tim. 4:11-12)

Seorang guru harus terlebih dulu menjadi seperti apa yang akan diajarkannya -- itulah sebabnya seorang guru yang tidak bisa menjadi murid yang baik juga tidak bisa menjadi guru yang baik. Hanya dengan mempelajari apa yang sudah Tuhan ajarkan kepada kita, barulah kita dapat melayani sebagai teladan bagi murid-murid kita. Para guru membimbing murid-muridnya dan menunjukkan kebenaran dalam tindakannya terhadap mereka. Singkatnya, mereka meneladani kehidupan Kristen.

Pelayanan Yesus di dunia ini hanya berlangsung selama tiga tahun. Namun dalam waktu yang singkat itu, Dia menyiapkan sekelompok murid pilihan untuk melanjutkan pekerjaan-Nya setelah kenaikan-Nya. Dengan demikian, apa yang telah Kristus kerjakan dalam tiga tahun tersebut sangatlah penting. Dia harus membawa sekelompok kecil orang dengan berbagai latar belakang dan pengetahuan dan melengkapi mereka untuk menggenapi tugas terpenting yang pernah diberikan kepada dua belas orang.

Teladan adalah bagian penting dari pengajaran pelayanan Kristus.

"Kemudian naiklah Yesus ke atas bukit. Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan merekapun datang kepada-Nya. Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus- Nya memberitakan Injil." (Markus 3:13-14)

Perhatikan bahwa suatu bagian penting dari proses belajar para murid adalah bahwa mereka ada bersama-sama dengan Dia. Pada saat para rasul mempelajari perintah yang diucapkan Kristus, waktu yang mereka habiskan pada saat Kristus hadir juga merupakan hal penting. Karena dengan melihat pelayanan Yesus, mereka mendapat suatu pemahaman lebih daripada apa yang terkandung dalam kata-kata yang mereka dengarkan. Mereka mengasihi dan mengikuti Guru mereka. Dan karena itu yang terjadi, kemampuan pelayanan mereka juga terbangun. Kristus mengajar murid-murid-Nya melalui "siapa" dan "apa" Dia sebagaimana yang Dia sampaikan.

Pemuridan adalah suatu bentuk pengajaran dengan dampak yang lebih luas dari pengajaran. Dengan kata lain, pengajaran ini juga dilakukan dengan membangun hubungan pribadi dengan murid. Pada akhirnya, tujuan pemuridan adalah untuk memasukkan kualitas positif guru ke dalam hidup para murid. Ketika Kristus memuridkan para pengikut-Nya, Dia menjelaskan dampak pengajaran yang benar.

"Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya." (Lukas 6:40)

Seperti itulah yang terjadi dalam pelayanan Kristus. Murid-murid-Nya hidup bersama dengan Dia, belajar dari-Nya, dan menjadi seperti Dia. Sifat dan komitmen Yesus memiliki efek yang dapat ditularkan kepada sebelas dari kedua belas pengikut-Nya. Dan pada tahun-tahun berikut setelah kebangkitan-Nya, kelompok kecil ini mengubah dunia (Kis. 17:6). Sekarang ini kita hidup dan melayani Kristus karena dampak dari pelayanan mereka dan orang-orang yang mengikut Dia.

Rasul Paulus juga memuridkan mereka yang diajarnya. Dia mengajar Timotius dengan penuh kasih, seperti seorang bapa mengajar anaknya:

"kepada Timotius, anakku yang sah di dalam iman: kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau." (1Tim. 1:2)

Karena kata-katanya benar-benar menyentuh, jelaslah bahwa Paulus benar-benar memberikan perhatian penuh kepada mereka yang diajarnya.

"Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi." (1Tes. 2:8)

Berdasarkan ayat di atas, Paulus mendorong jemaat di Filipi dan Korintus untuk hidup meneladani dia dan guru-guru Kristen lain yang telah mereka kenal.

"Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu." (Filipi 3:17)
"Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus." (1Korintus 11:1)

Sangatlah penting untuk mengetahui bahwa pengajaran yang alkitabiah lebih dari sekadar memindahkan isi. Tentu saja, kita tidak boleh meremehkan pentingnya isi Alkitab, namun pesan kebenaran itu tidak dapat dipisahkan dari orang yang memberitakan kebenaran itu. Alkitab adalah kebenaran Allah dan wahyu yang akurat -- apakah itu diajarkan atau tidak, dipahami atau tidak, bahkan dibaca atau tidak. Namun untuk mengajarkan kebenaran ini dengan efektif, Alkitab harus ditunjukkan dan diterapkan dalam kehidupan guru. Demikian pula dalam pelayanan Yesus Kristus dan ajaran Paulus. Pelajaran ini harus dilanjutkan dalam pelayanan kita sekarang ini. (t/Ratri)

Kategori Bahan PEPAK: Guru - Pendidik

Sumber
Judul Buku: 
Make Your Teaching Count!
Pengarang: 
Wesley R. Willis
Halaman: 
34 - 37
Bab: 
Teaching through Example
Penerbit: 
Victor Books
Kota: 
Illinois
Tahun: 
1986

Published in e-BinaAnak, 05 June 2006, Volume 2006, No. 282


Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar