Sekali lagi, untuk menanamkan suatu sikap positif dalam diri seorang anak, diperlukan teladan terlebih dahulu dari orang tua. Dalam hal menanamkan sikap pemaaf kepada seorang anak orang tua dituntut terlebih dahulu untuk memberi contoh sikap orang yang pemaaf. Semoga artikel yang berisi beberapa tips tentang memaafkan di bawah ini dapat menjadi acuan untuk menjadi teladan bagi anak-anak.
Menanamkan Sikap Pemaaf dalam Diri Anak
Memaafkan tidak pernah merupakan pilihan. Tekankanlah kepada diri kita dan kepada anak-anak bahwa memaafkan adalah keharusan. Yesus menyuruh kita untuk memaafkan. Bila kita tidak mau memaafkan, Bapa kita di surga tidak akan mengampuni kita (Matius 6).
Salah satu cara juga untuk menanamkan sikap pemaaf kepada dalam diri seorang anak adalah dengan mengampuni mereka. Memaafkan bisa mendatangkan kesembuhan dan pemulihan bagi seorang anak. Kadang- kadang tindakan kita sebagai orang tua mengomunikasikan ketidakmampuan untuk mengampuni anak kita. Inilah beberapa kelakuan yang mencerminkan ketidakmauan untuk memaafkan yang harus kita hindari:
Ke enam hal tersebut jika berusaha kita hindari, itu berarti Anda sudah mulai menanamkan benih "pemaaf" dalam diri anak kita.
Memaafkan berarti melepaskan masa lampau. Kita menolak untuk memancing kesalahan dan kegagalan anak kita di masa lampau. Kita benar-benar memaafkan dan melupakan. Bersedialah untuk sering memaafkan. Anak-anak membutuhkan banyak pengampunan.
Juga bersedialah minta maaf bila Anda melakukan kesalahan. Letakkan kata-kata ini dalam daftar kata-kata Anda, "Maukah kamu memaafkan Ayah dan Ibu?" Niscaya anak-anak kita akan tumbuh menjadi anak-anak yang pemaaf.
Satu cara lagi untuk menanamkan "benih pemaaf" dalam diri anak-anak ialah dengan memaafkan mereka bahkan sebelum mereka meminta maaf atau bertobat, dengan kata lain kita harus proaktif dalam memaafkan mereka.
Pengampunan yang proaktif adalah:
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK