Pelayanan Anak dalam Gereja


Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Ditulis oleh: Diah Rahayu A.

Mengapa anak harus mendapatkan fasilitas di gereja? Sepenting apakah seorang anak bagi gereja? Apakah yang akan diperbuat oleh gereja bagi anak-anak? Pertanyaan di atas akan bersambung terus-menerus dan mungkin tiada habisnya.

Jika Anda membaca pertanyaan di atas, kira-kira Anda bertanya sebagai pribadi siapa? Sebagai gereja, sebagai orang tua, atau sebagai anak-anak?

Begitu juga dengan pertanyaan di bawah ini.

Tanpa gereja, apakah seorang anak dapat bertumbuh? Apakah tolok ukur keberhasilan gereja dalam memberi pengaruh bagi kehidupan seorang anak? Saya adalah anak-anak, bisakah saya memilih?

Tanpa kita sadari, semakin banyak pertanyaan yang muncul, itu artinya semakin banyak kebutuhan akan suatu jawaban. Sebagai siapa pun Anda bertanya, tetap saja Anda akan membutuhkan suatu jawaban. Dan semakin banyak pertanyaan dan jabawan, hal tersebut menunjukkan bahwa ada suatu kepentingan dan kebutuhan. Anak-anak membutuhkan gereja, dan gereja membutuhkan anak-anak. Anak-anak butuh dibangun oleh gereja, dan gereja butuh dibangun oleh anak-anak. Keberhasilan anak-anak adalah keberhasilan gereja.

Di Mazmur 139:16, pemazmur berkata bahwa Tuhan telah membentuk dirinya dan hari-harinya sejak di dalam kandungan. Bagi Allah, kehidupan manusia adalah indah. Jika Tuhan telah membentuk kehidupan kita sejak di dalam kandungan, berarti kita masing-masing sudah menikmati fasilitas dari Tuhan sebelum kita hadir di dalam dunia, demikian juga anak-anak kita. Jika pada saat di dalam kandungan saja Tuhan telah membentuk kita, terlebih lagi jika kita sudah hadir di dalam dunia. Tanpa kita sadari, jati diri kita sebagai manusia adalah adanya pertumbuhan. Pada saat manusia di dalam kandungan, manusia diberikan Tuhan fasilitas untuk dapat bertumbuh. Kemudian anak pun lahir untuk bertumbuh. Demikianlah keberadaan pelayanan anak dalam gereja. Ini adalah suatu fasilitas untuk menunjang pertumbuhan rohani seorang anak. Mulai dari usia dini, anak diajarkan untuk mengerti ke mana arah ia harus bertumbuh, sehingga ia mengenali fungsinya sebagai manusia, yang diciptakan Tuhan segambar dan serupa dengan Allah, dan untuk dapat menjalankan misi Kristus.

Pernahkah Anda mengamati anak-anak Anda lebih cermat lagi? Tentang bagaimana mereka berpikir, bagaimana mereka bertindak, dan bagaimana mereka memunyai iman yang besar, yang terkadang seorang dewasa pun tidak dapat memahaminya.

Suatu kali seorang teman bersaksi tentang anaknya, teman saya menceritakan bahwa dia menanamkan persekutuan keluarga tiap hari di rumahnya. Teman saya ini memunyai 2 orang anak. Anak pertama sudah remaja dan anaknya yang kedua masih duduk di sekolah dasar. Dalam memimpin persekutuan keluarga, masing-masing anggota keluarga akan mendapat giliran, termasuk anak bungsunya yang baru berusia 9 tahun. Teman saya mengatakan salah satu tujuan utama persekutuan keluarga ini adalah agar iman anak-anak sudah dibangun dari usia dini. Saat si anak harus bergaul dalam komunitas yang tidak seiman, dia tetap percaya bahwa keselamatan hanya ada pada Tuhan Yesus.

Brithney, seorang gadis kecil, memunyai gerak lebih banyak dari teman-temannya. Karena dia seorang anak tunggal, ia sudah terbiasa bebas melakukan apa saja yang ia mau. Suatu kali saya sangat gembira ketika melihat Brithney mengikuti paduan suara anak, di mana semua anak dituntut untuk seirama dalam gerak dan suara. Bagi saya, mungkin tipe si Brithney ini akan sulit untuk menyesuaikan peraturan, namun sungguh di luar dugaan, dengan antusias ia mengikuti kelas ini, dan Brithney yang saya kenal sulit untuk dikendalikan, kali ini jauh berbeda. Dia tampak berusaha untuk menyesuaikan dengan peraturan yang telah dibuat oleh pelatih, sekalipun mungkin sulit baginya. Jika Anda menjadi orang tua Brithney, apakah yang Anda pikirkan?

Dari kedua kisah di atas, saya melihat pelayanan anak di gereja pun tidak hanya membangun secara "rohani" keimanan yang tidak tampak, akan tetapi EQ (kecerdasan emosi) seorang anak juga dibangun di dalamnya. Jelas dari cerita di atas bahwa anak dituntut untuk bersosialisasi dengan baik. Dengan memulai dari hal yang sederhana, sekolah minggu yang merupakan sarana pelayanan anak di gereja, dapat mengubah kebiasaan seorang anak. Jika EQ terbentuk, maka karakter juga akan terbentuk.

Jadi apakah gereja, melalui sekolah minggu, dapat membentuk karakter seorang anak? Tentu saja. Karakter yang bagaimana yang akan dihasilkan? Sekali lagi, bukan karena kuat dan gagah gereja jika pada akhirnya dapat mencetak generasi muda gereja yang takut akan Tuhan, akan tetapi ini semua adalah kasih karunia Tuhan kepada setiap anaknya, dan Tuhan memakai gereja sebagai alat-Nya.

Saya melihat saat ini gereja saya memunyai banyak inovasi dalam penyediaan fasilitas untuk berbagai pelayanan, ketika saya melihat siapa orang-orang yang terlibat di dalamnya, ternyata mereka adalah teman-teman saya pada saat saya masih anak-anak di sekolah minggu dulu. Waktu berlalu dan kami bersama-sama bertumbuh sebagai remaja, pemuda, dan saat ini dewasa. Kami saling mengenal satu sama lain dengan baik, dan sebagian besar dari kami memunyai karakter yang hampir sama, dan semua itu kami dapatkan dalam sekolah minggu, pembinaan remaja, dan pembinaan gerejawi lainnya. Rata-rata rekan sepelayanan saya menjadi seorang yang sukses dalam pekerjaan, organisasi, dan tentunya keluarga mereka. Dan semangat pelayanan itu masih belum pudar hingga saat ini, sampai-sampai jika saya berjumpa pada saat teman-teman melayani, saya lupa kalau saat ini usia kami sudah cukup jauh dewasa dibanding dulu saat kami masih anak-anak dan remaja, karena saya melihat semangat mereka masih tetap hingga saat ini.

Ke depannya, gereja akan menghadapi lebih banyak tantangan. Itu artinya gereja semakin butuh mencetak karakter-karakter muda yang mencintai Kristus untuk memberi dampak lebih besar bagi pertumbuhan gereja dan masyarakatnya. Seperti halnya kita tahu bahwa iman tumbuh dari pendengaran dan pendengaran akan firman Kristus, jika pembelajaran ini berlaku bagi orang dewasa terlebih lagi bagi anak-anak, semakin dini pembelajaran dimulai, semakin banyak kesempatan untuk dapat bertumbuh di dalam Kristus dan semakin banyak kesempatan untuk saling melayani pertumbuhan iman sesama anak Tuhan.

Bagaimana cara gereja dapat memengaruhi karakter anak?

Pertanyaan ini pasti muncul, mengingat pelayanan anak di gereja masih harus terbagi dengan pelayanan-pelayanan lain. Sekolah minggu pun hanya seminggu sekali. Namun, meski terbatas, gereja, melalui sekolah minggu, tetap dapat menjadi sarana pendidikan iman bagi anak. Seperti yang kita ketahui, bahwa keberhasilan seseorang bukan bergantung pada IQ semata, namun banyak orang berhasil karena mereka memunyai EQ dan SQ yang baik. EQ adalah kemampuan manusia untuk bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungannya. Akan tetapi bagi kita orang percaya, seseorang akan mempunyai EQ yang baik jika ia memunyai SQ yang baik pula. SQ adalah jalinan hubungan kedekatan kita dengan Tuhan. Dan kita percaya, semakin kita melakukan apa yang ada dalam firman Tuhan, semakin seseorang akan diberikan Tuhan kemampuan untuk dapat bersikap dan mengendalikan diri, dan itulah yang membuahkan EQ yang baik bagi anak-anak Tuhan.

Rick Warren, dalam bukunya "The Purpose Driven Life", membahas tentang bagaimana Allah membentuk karakter setiap manusia, Rick mengatakan bahwa sasaran utama Allah bagi anak-anaknya adalah pengembangan karakter karena cara seseorang berpikir menentukan caranya untuk merasa, dan cara seseorang merasa memengaruhi caranya untuk bertindak. Melalui pelayanan anak dalam gereja, anak-anak diberikan latihan-latihan dan kegiatan yang berhubungan dengan pengenalannya akan Kristus dan mereka juga belajar bersosialisasi dengan sesamanya. Dalam pembelajaran mereka, mereka dituntut untuk belajar mengenali berkat Tuhan, membagikannya kepada teman mereka, dan satu hal yang penting adalah mereka belajar mengatasi masalah. Secara sederhana, mereka belajar bagaimana mereka bertumbuh melalui permasalahan mereka.

Dari pelayanan anak di gereja, seorang anak juga dapat mengenali talentanya. Jika sejak dini mereka sudah belajar untuk melayani dalam berbagai hal, mereka akan dapat mengenali dan menggali talenta yang Tuhan berikan kepadanya.

Bagaimana para orang tua menangkap bola dari pembelajaran rohani bagi anak di gereja?

Pertumbuhan iman, kebiasaan, dan karakter juga tidak lepas dari peran serta keluarga. Masing-masing keluarga memunyai tugas untuk saling membangun karakter dan iman anggota keluarga yang lain, oleh karena itu marilah kita mencermati hal ini. Keberhasilan gereja bukan hanya membangun gereja yang megah lengkap dengan segala kegiatannya, akan tetapi keberhasilan gereja adalah bagaimana mencetak generasi yang takut akan Tuhan dan berpusat pada Tuhan, sehingga dapat menjadi garam dan terang bagi sekitarnya.

Kategori Bahan PEPAK: Pelayanan Sekolah Minggu

Sumber
Judul Buku: 
The Purpose Driven Life
Pengarang: 
Rick Warren
Halaman: 
199 -- 204
Penerbit: 
Gandum Mas
Kota: 
Malang

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar