Apakah hal-hal berikut sedang Anda rasakan? Tidak ada lagi sukacita melayani sebagai seorang guru. Melayani dengan perasaan beban sangat berat sehingga membuat frustrasi. Melayani tanpa gairah, banyak masalah dengan sesama guru, rasanya ingin berhenti menjadi guru sekolah minggu, seandainya ada yang mau menggantikan, pelayanan anak hanya melelahkan saja tidak ada hasilnya, atau terpaksa masih menjadi guru sekolah minggu. Kreatif? Alat peraga? Kegiatan anak? Ah, pusing-pusing amat dengan semuanya itu. ... baca selengkapnya »
Jika kita bertanya kepada orang kristiani dewasa, "Apakah sekolah minggu perlu atau penting?", apakah kira-kira jawaban mereka? Kemungkinan besar jawabannya berkisar antara: "Oh, sangat perlu", "Ya, anak-anak harus diajar mengenal Tuhan sejak kecil", atau "Sekolah minggu harus diadakan". Pada dasarnya, mereka menganggap pelayanan sekolah minggu perlu dan penting.
Namun, apakah sikap yang memandang penting pelayanan anak itu terwujud dalam kenyataan?
Pembunuhan besar-besaran di Kolombia mengakibatkan negara ini menjadi bobrok, sehingga banyak orang yang bertanya-tanya apa penyebab keadaan ini. Mereka bertanya, "Mengapa masyarakat kita menjadi sangat lepas kendali?"
Sebenarnya jawabannya sangatlah sederhana. Bukan masyarakat yang hilang kendali -- individu-individu di dalamnyalah yang hilang kendali.
Diringkas oleh: Christiana Ratri Yuliani "Tetapi dengan teguh (hidup kita, dalam segala hal, dalam berbicara, dalam berhubungan, dan menjalani hidup) berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala." (Efesus 4:15)
Narcissus
Kata Narcissus berasal kisah Narcissus, seorang tokoh mitos yang sangat tampan.
"Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu." (Amsal 29:17)
Sebagai orang tua, kita telah sering mendengar ayat ini. Bahkan, ada saat-saat di mana kita sangat bergantung pada kepastian yang diberikan dalam ayat ini. Apakah saya melakukannya dengan benar? Apakah saya telah terlalu banyak mengatakan "tidak" hari ini? Apakah ini benar-benar "perang" yang pantas bagi anak dua tahun? Bagi anak tujuh belas tahun?
Apakah Empati? Empati adalah kesanggupan untuk turut merasakan apa yang dirasakan orang lain dan kesanggupan untuk menempatkan diri dalam keadaan orang lain. Empati membuat kita dapat turut merasa senang dengan kesenangan orang lain, turut merasa sakit dengan penderitaan orang lain, dan turut berduka dengan kedukaan orang lain.
Hubungan Antara Empati, Belas Kasihan, Kepedulian
Rasa empati dekat sekali hubungannya dengan rasa belas kasihan. Karena seseorang berempati dengan orang lain, maka ia dapat
Oleh: Suyatno
Tiap manusia berkembang dalam hidupnya sebagian besar dipengaruhi oleh kegiatan bermain. Sampai-sampai banyak orang yang tergila-gila dengan permainan. Lihat saja, setiap pertandingan permainan sepak bola, voli, balap karung, atau permainan apa saja, selalu banyak yang menonton. Hal itu membuktikan kalau permainan memang digemari oleh banyak orang.
Nah, tentunya akan memberikan dampak yang luar biasa bagi perkembangan kejiwaan, kecerdasan, keterampilan, dan kesantunan anak, apabila
Saat istri saya menjadi kepala divisi anak-anak sekolah minggu, dia meminta anak-anak asuhnya untuk menyediakan waktu lima belas menit dari waktu penyembahan untuk menulis satu paragraf tentang seperti apakah Tuhan itu. Berikut beberapa contoh hasilnya.
"Menurutku, Tuhan itu Seseorang yang berjenggot dengan rambut yang panjang, bermata coklat dan teduh, serta berpakaian compang-camping." "Tuhan adalah orang yang hebat. Tuhan adalah sukacita dan kebahagiaan.
Cerita Hamlet yang ditulis oleh Shakespeare mengisahkan bahwa Hamlet mengetahui keterlibatan raja dalam pembunuhan ayahnya. Agar raja mau mengakui kesalahannya, Hamlet memaksa dia untuk melihat serangkaian cerita yang dimainkan tentang kejahatan itu. "Memainkan sesuatu," harap Hamlet, "di mana aku akan membuat raja sadar pada kesalahannya."
Apa yang dilakukan Hamlet, "memainkan sesuatu", juga dapat dilakukan dalam pelayanan anak.
Teknik yang terkenal akhir-akhir ini, bermain peran (role play), mengajak kita kembali kepada psikoterapi tahun 1930-an. Sejak itu, role play telah berkembang menjadi berbagai bentuk dan variasi pendidikan dari tingkat pemula di sekolah dasar hingga ke tingkat yang lebih tinggi dalam pelatihan manajerial bisnis eksekutif. ... baca selengkapnya »