Selamat berjumpa lagi,
Mengajarkan anak untuk menjadi orang yang baik tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Sejak kejatuhan Adam dalam dosa, semua manusia keturunannya telah memiliki kecenderungan yang kuat untuk berbuat dosa, bahkan sejak mereka lahir. Ada teori pendidikan yang mengatakan bahwa pada waktu lahir, hati anak itu bersih dan baik adanya seperti kertas putih. Tapi ketika anak menjadi besar, hati anak yang seperti kertas putih itu mulai dicoret-coret, baik oleh keluarganya atau lingkungan di mana ia dibesarkan, sehingga tidak lagi putih bersih. Benarkah demikian? Tidak! Alkitab berkata bahwa sejak Adam jatuh dalam dosa, maka pada dasarnya semua manusia keturunan Adam sudah berdosa (Roma 3:23). Hati manusia tidak pernah lagi putih bersih, tapi sudah tercemar oleh dosa. Oleh karena itu perbuatan jahatlah yang akhirnya menjadi kecenderungan manusia.
Lalu apakah berarti manusia tidak lagi bisa berbuat baik? Tentu saja manusia masih bisa berbuat baik, namun perbuatan baik manusia tidak akan pernah bisa menghasilkan pembenaran dari Allah untuk mendapatkan keselamatan. Hanya melalui iman percaya kepada Kristus saja, kita dibenarkan oleh Allah dan diselamatkan. Tapi, bagi orang yang telah menerima Kristus, perbuatan baik merupakan buah dari persekutuan kita dengan Allah. Perbuatan baik menjadi sesuatu yang kita usahakan karena kita ingin meneladani sifat dan karakter Allah, Bapa kita. Sifat dan karakter apakah yang dimiliki oleh Bapa kita yang perlu kita teladani? Mengasihi, memaafkan, bermurah hati, setia dll. Karakter-karakter Allah ini tidak kita dapatkan secara tiba- tiba tapi harus kita pelajari dan praktekkan. Demikian juga pada anak-anak, perbuatan-perbuatan baik dalam hidup anak harus diajarkan dan didorong karena hal itu tidak dapat datang dengan sendirinya.
Pada bulan Februari ini e-BinaAnak secara khusus akan membahas tentang bagaimana mengajarkan anak meneladani beberapa karakter- karakter Allah di atas. Kalau minggu lalu kami sudah membahas bagaimana mengajarkan anak tentang kasih, maka minggu ini kami akan melanjutkan dengan membahas tentang bagaimana mengajarkan anak memaafkan orang lain dan bagaimana mendorong anak untuk berbuat baik. Namun, harapan kami, guru-guru SM bukan hanya mengajarkan hal ini pada anak tapi juga mempraktekkannya terlebih dahulu dengan diri sendiri.
Selamat belajar,
Tim Redaksi
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK