"Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan."(Matius 5:7)
"Biasanya, saya memberikan bantuan kepada sesama. Apakah saya harus tetap memberikan bantuan di saat krisis seperti ini?" Pertanyaan ini sering dilontarkan kepada saya, terutama di saat krisis keuangan. Alasannya, adanya anggapan bahwa memberikan bantuan hanya tepat dilakukan ketika seseorang mengalami kelimpahan. Ketika berada dalam masalah, mereka tidak diharuskan membantu sesama ataupun pekerjaan Tuhan. Benarkah demikian? Apakah yang seharusnya kita lakukan?
Kemurahan Hati Menarik Kemurahan
Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita bahwa kemurahan hati akan membuat seseorang mendapatkan kemurahan Tuhan. Dengan kata lain, kemurahan hati seseorang akan menarik kemurahan hati Tuhan masuk ke dalam hidupnya.
Untuk mendapatkan keselamatan, kita hanya perlu percaya kepada Tuhan Yesus. Namun, untuk hidup yang senantiasa mendapatkan kemurahan hati Tuhan, kita perlu hidup dalam kemurahan hati. Kebenaran ini jarang dimengerti oleh umat Tuhan. Akibatnya, mereka tidak berusaha tetap hidup dalam kemurahan Tuhan.
Daud mengerti kebenaran ini. Hal ini terlihat pada salah satu mazmur yang dibuatnya: "Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa." (Mazmur 23:6)
Daud menginginkan hidup yang senantiasa mendapatkan kebajikan dan kemurahan dari Tuhan. Saya juga ingin mendapatkan hidup seperti ini. Bagaimana dengan Anda?
Apa yang Dihasilkan Oleh Kemurahan Tuhan?
Membuat kita besar.
Kemurahan Tuhan adalah syarat utama untuk membuat kita besar. Kekuatan, kepandaian, atau apa pun yang kita miliki tidak akan berarti jika tanpa kemurahan Tuhan. "Kauberikan kepadaku perisai keselamatan-Mu, tangan kanan-Mu menyokong aku, kemurahan-Mu membuat aku besar." (Mazmur 18:36)
Kita menjadi fokus Tuhan.
Kemurahan hati Tuhan tidak untuk semua anak-Nya. Hanya anak-anak-Nya yang memiliki kemurahan hati yang menjadi fokus utama Tuhan. Hal ini membuat Tuhan seolah-olah tidak adil pada anak-anak-Nya. Beberapa orang terlihat diperlakukan istimewa oleh Tuhan, sedangkan beberapa yang lain sepertinya dibiarkan saja oleh-Nya. Memang kenyataannya demikian.Seperti ada tertulis: "Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau." Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil! Sebab Ia berfirman kepada Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati." Jadi, hal itu tidak bergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah (Roma 9:13-16).
Siapa yang Harus Murah Hati?
Hidup dalam kemurahan Tuhan adalah pilihan. Ketika kondisi memburuk seperti saat ini, yang paling kita butuhkan adalah mendapatkan kemurahan dari Tuhan.
Kemiskinan atau kekurangan uang bukanlah penghalang bagi kita untuk tidak murah hati. Bahkan, keadaan tidak baik ini haruslah membuat kita semakin murah hati. Jemaat Makedonia mengetahui dengan jelas kebenaran ini. "Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia. Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan." (2 Korintus 8:1-2)
Strategi terbaik ketika menghadapi krisis adalah hidup dalam kemurahan Tuhan. Dan jika ingin memiliki hidup yang diikuti oleh kemurahan Tuhan, kita harus senantiasa meningkatkan kemurahan hati kita. Amin!
Diambil dari:
Nama situs | : | ebahana.com |
Alamat URL | : | http://www.ebahana.com/warta-368-Apa-yang-dihasilkan-oleh-kemurahan-Tuhan.html |
Penulis | : | Benny Santosa, S.T., M.Com. |
Tanggal akses | : | 6 Januari 2012 |
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK