Pembagian Kelas

Jenis Bahan PEPAK: Artikel

"Yesus membawa kedua belas orang pengikut-Nya menyendiri, lalu berkata kepada mereka, "Perhatikanlah baik-baik!" (Lukas 18:31)

Meskipun Tuhan Yesus sering berkotbah di hadapan banyak orang, namun sebagian besar pelayanan-Nya ditujukan kepada perseorangan atau kelompok kecil saja. Dalam kitab-kitab Injil sering kita temukan kata-kata seperti, "Yesus memanggil kedua belas orang pengikut-Nya menyendiri...", "Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu....". Dan dengan "kelas"-Nya yang terdiri dari dua belas murid atau pelajar itu, mulailah Yesus mengajar. Dia ingin agar mereka mengetahui misi-Nya untuk datang ke bumi ini, dan mengajarkan kepada mereka tanggung jawab untuk menyebarkan Injil ke seluruh dunia.

Murid-murid Yesus selalu ada bersama-sama dengan Dia di antara orang banyak, tetapi apabila Dia ingin mengajarkan sesuatu kebenaran khusus kepada mereka, Dia membawa mereka menyendiri. Kristus tahu bahwa hal mengajar yang sesungguhnya bukan sekedar berbicara kepada orang banyak saja. Mengajar berarti bahwa murid-Nya belajar, dan belajar meminta perubahan untuk terjadi dalam pikiran dan tindakan murid-murid-Nya.

Kristus tahu keuntungan-keuntungan mengajar di kelompok kecil. Perhatikan beberapa cara mengajar yang dapat kita pelajari dari teladan-Nya:

  1. Yesus kenal murid-murid-Nya dan mengetahui kebutuhan mereka -- Dia berkunjung ke rumah mereka, Markus 1:29.
  2. Dia mengadakan hubungan pribadi yang sangat penting bagi pengajaran yang baik -- Dia memanggil mereka dengan nama mereka, Yohanes 21:15.
  3. Dia mengerti dan memecahkan keperluan dan masalah pribadi mereka -- Dia menjawab pertanyaan mereka, Yohanes 14:5-6.
  4. Yesus mengajarkan kebenaran-kebenaran yang baru dan sukar dalam hubungannya dengan apa yang telah mereka ketahui -- Dia berbicara mengenai tanah dan benih untuk menolong mereka memahami hal "menaburkan Firman Allah", Markus 4:2-3,10,14.
Dewasa ini ada guru-guru yang belum mengetahui rahasia ini. Mereka berusaha keras untuk mengajar di kelompok-kelompok yang besar, padahal Yesus, Guru Agung itu, tidak melakukan hal seperti itu! Dua belas orang dalam sebuah kelas pasti merupakan jumlah yang baik -- jumlah itulah yang ada dalam kelas Yesus. Ikutilah teladan Kristus dengan mengadakan kelas-kelas yang kecil dalam Sekolah Minggu.

1. MENGGOLONGKAN MURID-MURID

Ada tiga golongan atau kelompok yang umum dalam masyarakat, yaitu orang dewasa, kaum remaja, dan anak-anak. Umur-umur yang biasa ditetapkan bagi ketiga kelompok ini adalah:
Dewasa = usia 26 tahun ke atas;
Remaja/Pemuda = usia 13-25 tahun; dan
Anak-anak = usia 12 tahun ke bawah
(bayi = usia 0-3 tahun, termasuk dalam kelompok anak-anak).

Masing-masing kelompok umur mempunyai kemampuan belajar dan kebutuhan yang berbeda-beda, antara kelompok yang satu dengan kelompok umur yang lain. Karenanya, masing-masing kelompok harus diajar dengan cara-cara yang berbeda pula. Jelas sekali bahwa seorang laki-laki lulusan perguruan tinggi, yang mengepalai satu perusahaan, sudah berkeluarga dan mempunyai empat orang anak, akan mempunyai kebutuhan dan kemampuan belajar yang berbeda dengan seorang anak laki-laki usia 10 tahun yang masih bersekolah di Sekolah Dasar. Mengajar harus dilakukan dengan cara yang sedemikian rupa yang sesuai dengan kemampuan yang ada serta memenuhi kebutuhan pribadi mereka.

Pada masing-masing kelompok umur yang disebutkan di atas, masih terdapat juga banyak perbedaan. Karenanya, harus ada sejumlah kelas dalam tiap-tiap kelompok umur yang umum.

Pembagian Kelas untuk Anak-anak:

Harus diadakan banyak kelas untuk anak-anak. Bahkan dalam Sekolah Minggu terkecilpun harus ada Kelas Kanak-kanak (4-6 tahun), Kelas Pratama (7-9 tahun) dan Kelas Madya (10-12 tahun). Ketika sekolah Minggu berkembang dan setiap kelas makin banyak jumlah anggotanya, maka kelas-kelas tersebut sebaiknya dibagi menurut umur dan jumlah maksimal dalam kelas. Akan lebih baik jika jumlah anak tidak melebihi 15 orang dalam satu kelas. Jadi Sekolah Minggu didorong untuk mengadakan banyak kelas anak-anak dengan tempat dan gurunya sendiri-sendiri.

Bayi, umur 0-3 tahun, harus selalu ikut ibunya! Jangan mereka disuruh duduk dengan kakaknya atau dibiarkan berjalan ke sana ke sini. Taraf pengertian mereka tidak sama dengan anak-anak yang berumur 4 dan 5 tahun. Kalau ada di kelas yang sama mereka akan menyebabkan anak-anak yang lebih besar tidak bisa belajar. Seorang wanita, yang pandai mengasuh anak-anak, dapat diminta untuk menjaga semua anak umur 0-3 tahun dalam sebuah kelas bayi selama jam Sekolah Minggu. Memang ada hal-hal yang bisa diajarkan kepada anak batita (anak di bawah usia tiga tahun) tetapi harus sesuai dengan taraf pengertian umur mereka. Jadi adakan sebuah kelas khusus untuk anak umur 2-3 tahun.

2. MEMBAGI KELAS-KELAS

Bilakah sebuah kelas harus dibagi menjadi dua kelas terpisah? Kelas-kelas Sekolah Minggu idealnya memiliki 8 sampai 15 anak saja. Namun demkian, jika misalnya ada 16 anak, tidak berarti anda harus menyuruh yang seorang pulang! Setiap kelas kadang-kadang juga akan kedatangan anak-anak baru (tamu) setiap minggunya. Jika yang hadir secara rutin mencapai sekitar 20 orang, kelas itu sebaiknya dibagi dalam dua kelompok, masing-masing dengan seorang guru dan tempat pertemuan yang berbeda.

Kelas yang memiliki jumlah anak yang terlalu banyak ada kerugiannya. Seorang guru mempunyai kewajiban tertentu yang hampir tidak mungkin dilaksanakan jika kelas itu beranggotakan lebih dari 30 orang. Kebutuhan-kebutuhan berikut ini perlu diingat sebagai kewajiban yang harus dipenuhi guru:

a. Kebutuhan Rohani

Seorang guru harus memenuhi kebutuhan rohani setiap anak dalam kelasnya. Untuk mengetahui kebutuhan itu, seorang guru harus mengenal murid-muridnya. Simaklah pertanyaan-pertanyaan ini:

  • Dapatkah saudara memanggil tiap-tiap murid menurut namanya?
  • Tahukah saudara dimana mereka tinggal?
  • Pernahkah saudara mengunjungi mereka?
  • Sudahkah mereka dilahirkan kembali?
  • Sudahkah mereka dipenuhi Roh Kudus?
  • Siapakah nama sahabat-sahabat mereka?
  • Pernahkah mereka bersaksi tentang Kristus dan memenangkan jiwa bagi-Nya?
  • Apa yang sebenarnya saudara ketahui tentang masing-masing murid?
  • Jika saudara tidak mengetahui apa-apa tentang kehidupannya di luar gedung gereja, bagaimana saudara dapat memenuhi kebutuhan emosi dan rohaninya?
Dan jika saudara mempunyai kelas yang beranggotakan lebih dari 15-20 anak, saudara tidak akan bisa mengenal tiap-tiap anak secara pribadi.

b. Perkunjungan

Kelas harus dibagi jika menjadi lebih besar, sehingga saudara bisa mengetahui siapa anak baru, dan siapa yang tidak hadir. Orang-orang tersebut harus dihubungi atau dikunjungi oleh guru. Jika kelas itu terlalu besar, sukarlah mengadakan perkunjungan yang diperlukan.

c. Pengajaran yang Efektif

Memang sulit untuk tetap menawan perhatian kelas dan memberi pelajaran yang memenuhi kebutuhan masing-masing murid, jika kelas itu terlalu besar. Jika jumlahnya besar, tempat duduk seringkali kurang mencukupi. Murid-murid tidak akan belajar dengan baik jika mereka terlalu berdesak-desakan. Untuk mengajar dengan efektif, bagilah kelas-kelas yang terlalu besar menjadi kelas yang lebih kecil.

3. MEMPERSIAPKAN PEMBAGIAN KELAS

Pengurus/pemimpin Sekolah Minggu bertanggung jawab untuk memikirkan dan merencanakan pembagian kelas-kelas di Sekolah Minggu, termasuk kemungkinan pembentukan kelas-kelas baru sebagai akibat dari perkembangan pelayanan yang berhasil. Ada tiga hal yang diperlukan dalam perencanaan ini:

a. Guru-guru yang Memenuhi Persyaratan

Pengurus/pemimpin Sekolah Minggu bertanggung jawab untuk mengadakan pendidikan atau training bagi guru-guru SM, supaya tersedia guru-guru yang memenuhi syarat, yang mampu mengajar di kelas-kelas secara bertanggungjawab. Lebih-lebih jika SM merencanakan untuk memperluas dan mengembangkan pelayanannya, maka dibutuhkan guru-guru baru yang sudah lebih dahulu dilatih untuk mengajar dan memimpin kelas-kelas baru.

b. Tambahan Ruangan Kelas

Salah satu masalah dalam pembagian kelas adalah sulitnya menyediakan tempat untuk pembentukan kelas-kelas baru yang dibutuhkan. Jika tidak ada tempat dalam gedung yang sedang dipakai, maka seluruh anggota gereja dapat bekerja sama untuk membangun ruangan-ruangan Sekolah Minggu atau menemukan tempat-tempat baru sebagai suatu antisipasi terhadap pertumbuhan pelayanan SM. Dengan limpah Allah akan memberkati gereja yang memiliki pandangan untuk ingin selalu bertumbuh.

Gedung sekolah yang dekat dengan gereja atau rumah jemaat yang berdekatan dengan gereja boleh juga menjadi alternatif tempat baru. Lakukan pendekatan yang baik dengan jemaat tsb. dan bicarakan kebutuhan untuk satu ruangan yang dapat dipakai tsb. untuk satu kelas SM. Yakinkan bahwa ruangan yang akan dipakai tsb. akan dipelihara dengan baik dan ditinggalkan dalam keadaan bersih dan rapi setelah dipergunakan untuk Sekolah Minggu. Tunjukkan sikap penghargaan dan rasa hormat terhadap pemilik rumah. Apabila di kemudian hari tempat itu tidak diperlukan lagi, jangan lupa menyampaikan terima kasih kepada mereka.

c. Membuat Perencanaan

Buatlah rapat bersama dengan semua guru SM, bahkan dengan pengurus gereja untuk membicarakan dan merencanakan bersama tentang pembagian kelas dan bagaimana mengantisipasi pembentukan kelas-kelas baru. Para guru harus ikut bekerja bersama jika kelas mereka harus dibagi.

Masalah pembagian kelas berhubungan erat dengan seberapa jauh gereja ingin agar Sekolah Minggunya berkembang. Oleh karena itu sebelum mengadakan berbagai acara untuk "memenangkan jiwa baru" (misalnya, mengadakan acara Pekan Anak-anak, KKR, dll.) harus dibuat rencana persiapan dengan matang tentang pembagian kelas- kelas. Karena jika kehadiran jumlah anak-anak yang datang ke Sekolah Minggu meningkat, maka hal ini akan mengubah keadaan kepadatan kelas, sehingga perlu dipikirkan lebih dahulu bagaimana mempersiapkan kelas-kelasnya. Jangan membagi kelas setelah kelas menjadi besar, karena secara psikologis anak-anak baru akan menjadi kecewa kalau ternyata mereka harus berpisah dengan teman- teman yang baru dikenalnya. Oleh karena itu lebih baik menyiapkan kelas kecil untuk menjadi besar daripada membagi kelas besar menjadi kelas kecil.

Pada waktu yang bersamaan perlu dipikirkan apa saja yang diperlukan ketika kita ada pembagian kelas-kelas baru. Ada tiga hal yang perlu dipersiapkan yaitu: kebutuhan untuk adanya guru- guru baru, ruangan kelas baru dan penambahan bahan pelajaran (karena bahan yang ada pasti sudah tidak mencukupi lagi).

4. KAPAN SEBUAH KELAS PERLU DIPECAH MENJADI DUA?

Mengapa perlu membagi kelas besar dan menjadikannya dua kelas? Karena sukar dan hampir tidak mungkin untuk seorang guru mengajar dengan efektif dalam sebuah kelas yang terlalu besar. Kapan waktu yang tepat untuk membagi sebuah kelas? Ketika jumlah yang hadir mulai konstan sekitar 20 orang.

Tujuan guru mengajar di kelas adalah untuk memenuhi kebutuhan pribadi muridnya. Guru mengajar sesuai dengan kemampuan murid agar murid dapat mengerti dan belajar apa yang kita ajarkan. Dalam kelas yang cukup kecil murid akan mendapat perhatian pribadi, maka akan terjadi hal-hal yang menakjubkan. Mereka tidak saja belajar dan mengalami perubahan (alasan untuk mengajar), tetapi mereka juga akan rindu membawa teman-teman mereka untuk juga menikmati apa yang mereka sendiri telah nikmati. Demikianlah jumlah murid di kelas akan bertambah secara alami!

Jika kemudian kelas saudara bertambah secara konstan dan mencapai jumlah yang terlalu besar, maka sudah saatnya anda membaginya menjadi dua kelas. Dengan perhatian yang cukup dan pengajaran yang baik, ke dua kelas tersebut akan terus bertumbuh. Tidak lama kemudian saudara sudah mempunyai dua kelas lagi yang cukup besar untuk dibagi lagi - sehingga menjadi empat kelas! Itulah suatu hal yang mengherankan, sebab biasanya proses membagi adalah membuat sesuatu hal menjadi lebih kecil. Tetapi kelas-kelas yang lebih kecil dengan guru-guru yang menaruh perhatian pada murid-muridnya tidak akan tetap kecil. Karenanya kita dapat mengatakan bahwa membagi dan membuat kelas-kelas baru akan menambah kehadiran Sekolah Minggu. Suatu mujizat telah terjadi! Jadi, marilah kita membagi dan menambah!

Kategori Bahan PEPAK: Pelayanan Sekolah Minggu

Sumber
Judul Buku: 
Pola Dasar Perkembangan Sekolah Minggu
Pengarang: 
AGLC-Teaching Ministries Accra, Ghana
Halaman: 
18 - 23
Penerbit: 
Yayasan Penerbit Gandum Mas
Kota: 
Malang