PASKAH adalah kisah kematian dan kebangkitan Yesus yang merupakan inti pengajaran iman Kristen kita. Tapi menceritakan kisah PASKAH kepada anak-anak kecil tidaklah mudah, khususnya karena anak-anak belum memahami benar konsep kematian. Oleh karena itu, tidak heran kalau ada guru-guru yang tidak setuju untuk menceritakan kisah "kematian" ini kepada anak-anak, tetapi mereka lebih suka memusatkan perhatian pada tema "hidup baru" sebagai berita PASKAH. Lepas dari perdebatan setuju atau tidak setuju, kita sebagai guru Sekolah Minggu mengakui bahwa kematian adalah bagian dari realita hidup yang cepat atau lambat anak akan menghadapinya. Yang menjadi masalah sebenarnya adalah kapan dan bagaimana kita mengajarkan tentang "kematian" kepada anak-anak. Perayaan PASKAH mungkin adalah waktu yang tepat untuk membicarakan tentang hal ini. Untuk itu, pada kesempatan PASKAH ini kami sajikan kutipan artikel yang dapat dipakai untuk menjadi bahan pertimbangan. Di bagian akhir ada beberapa ide kegiatan yang bisa dilakukan.
PASKAH
Apakah arti cerita Paskah bagi anak-anak kecil yang konsepnya tentang kematian masih kabur? Beberapa minggu sebelum Paskah, berilah beberapa pengalaman pada anak-anak mengenai kehidupan dan kematian. Hal ini dapat dilakukan dengan daur hidup tanaman. Biarkan anak-anak mengamati benih tanaman yang tumbuh besar di dalam pot. Biarkan mereka juga melihat selembar daun atau bunga dalam tanaman tersebut yang layu dan mati. Percakapkan juga dengan anak-anak mengenai kematian seekor binatang peliharaan atau binatang liar. Percakapan ini akan sangat bermanfaat, dan akan menuntun anak pada pengertian tentang kematian akhir secara jasmani. Sama seperti bagian kehidupan lainnya, anak akan menyerap sikap orang dewasa. Untuk itu jangan mendiskusikan sikap orang tua yang takut mati dan merasa cemas saat mengahdapi kematian, karena hal ini akan membangkitkan perasaan yang sama dalam diri anak. Sebaiknya anda membicarakan kematian dengan tenang dan menjawab pertanyaan dengan jujur, maka anak akan menerima kematian sebagai proses yang wajar dalam hidup.
Percakapan tentang perpisahan juga akan menolong anak mengerti mengenai kematian, dan bukannya menjadi takut akan kepedihan yang biasanya menyelubungi kematian. Semua anak pasti mengalami kepedihan akibat perpisahan sementara dengan orangtuanya. Dengan demikian, mereka dapat mulai memahami mengapa orang seringkali sedih ketika seseorang meninggal dunia. Ketika berbicara tentang reaksi teman-teman Yesus saat Dia disalibkan guru dapat menjelaskan, "Teman-teman Yesus sangat sedih ketika Yesus mati, karena mereka mengira tidak bisa melihat Tuhan Yesus lagi. Beberapa diantara mereka bahkan menangis, karena mereka amat mengasihi Tuhan Yesus. Dapatkah kamu membayangkan betapa bahagianya mereka saat mendapati bahwa Tuhan Yesus tidak mati lagi! Mereka pasti bergembira dan saling berpelukan dan memberitahu semua teman mereka, "Yesus tidak mati. Dia hidup! Yesus hidup!"
Selama Paskah ini, tekankan juga sukacita yang kita rasakan karena Yesus hidup. Meskipun fakta sederhana mengenai kisah penyaliban dapat diceritakan tapi hindarilah aspek-aspek yang mengerikan. Anak kecil seringkali merasa sangat emosional jika mendengar penuturan detail tentang kematian Yesus.
[Berikut ini beberapa tips mengajar sehubungan dengan perayaan PASKAH.]
Gambar
Sarankan agar anak menggambar atau mewarnai sebuah gambar setelah mendengar kisah kebangkitan Yesus. Pengalaman seni ini dapat menjadi sarana untuk memahami apa yang penting dari sudut pandang anak mengenai kisah itu. Setelah selesai, bicarakan dengan anak itu tentang karya seni yang telah dibuatnya. Dengan cara ini kita dapat mengetahui jika anak memiliki perasaan yang negatif dan menakutkan terhadap kisah tersebut atau tentang kematian.
Pertanyaan
Setelah mendengar cerita kebangkitan, seorang anak mungkin bertanya, "Di mana Yesus sekarang?"
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK