Baik orangtua maupun guru dapat mengarahkan percakapan secara wajar
sehingga komunikasi sehari-hari dengan anak-anak dapat diubah
menjadi suatu pengalaman belajar. Percakapan yang terarah adalah
mengajak seorang anak bercakap-cakap secara wajar dan tidak formal
untuk mencapai tujuan belajar, penting sekali baik pertumbuhan
seorang anak dan bermanfaat bagi orang dewasa.
Anak-anak kecil memerlukan kata-kata yang berhubungan dengan
perbuatan mreka. Sejak bayi kemampuan berpikir seorang anak
berkembang, sebagaimana kemampuan bercakap-cakap berkembang sejajar
dengan kemampuan untuk melakukan kegiatan-kegiatan. Anak yang masih
kecil dapat berpikir paling tepat hanya tentang kegiatan yang sedang
dilakukannya pada saat itu. Perhatiaanya terpusat pada apa yang
dapat disentuhnya, yang dapat dilihatnya, dan yang dapat
dirasakannya saat itu. Jadi, kata-kata penjelasan, pertanyaan-
pertanyaan yang sederhana, dan dialog tentang apa yang sedang
disentuh, yang sedang dilihat, dan yang sedang dirasakan oleh anak
itu sangat berpengaruh terhadap kecerdasannya yang sedang berkembang
itu. Komentar dan pertanyaan orang-orang dewasa tentang apa yang
sedang dilakukan anak itu adalah unsur yang harus ada bila kita
ingin membangkitkan keinginannya untuk belajar.
Sementara daya belajar seorang anak bertambah, keyakinannya akan
kemampuannya untuk mengatasi persoalan-persoalan juga bertambah.
Kemungkinan untuk dapat mengatasi tantangan-tantangan baru akan
lebih besar pada saat anak itu menyadari bahwa kemampuannya
bertambah.
Kemampuannya untuk mengingat informasi juga akan meningkat bila
kepadanya diberi kata-kata untuk memikirkan pengalaman-
pengalamannya. Andi yang baru berusia 2 tahun, diperkenalkan kepada
anjing tetangganya yang menggonggong terus-menerus. "Andi, ini si
Putih," kata ayahnya ketika Andi mengulurkan tangannya untuk
mencoba mengelus anjing itu. "Si Putih senang bila punggungnya
dielus-elus," kata Andi. Kemudian, ketika mendengar si Putih
menggonggong, Andi berkata, "Si Putih menggonggong." "Si Putih
senang Andi," kata ayahnya. Kata-kata ayahnya telah menjadikan
pertemuan Andi dengan si Putih lebih mengesankan dan menolong dia
mengingat hal-hal yang lebih baik tentang si Putih daripada sekadar
sesuatu yang ribut dan membisingkan di balik pagar. Sebagai hasil
dari percakapan yang terarah semacam itu, kemampuannya untuk bergaul
dengan orang lain juga meningkat.
Karena anak-anak yang masih kecil dapat memberi tanggapan yang
hangat kepada orang-orang dewasa yang mau mendengarkan mereka dan
bercakap-cakap dengan mereka sesuai dengan tingkat kemampuan mereka,
maka baik guru maupun orangtua akan mendapati bahwa percakapan
semacam itu sangat meyenangkan dan bermanfaat.
Senyuman hangat, sentuhan lembut, nada bicara yang wajar, pandangan
mata yang berbicara, dan kesediaan untuk mendengarkan akan
membangkitkan perhatian dan kasih setiap anak. Kata-kata yang
sederhana, kalimat-kalimat yang pendek, pertanyaan-pertanyaan
khusus, dan telinga yang peka akan apa yang dikatakan anak itu akan
membangkitkan rasa ingin tahu dan pengertiannya.
Kepekaan terhadap pengertian seorang anak memungkinkan orangtua dan
guru mendorong anak itu agar menanggapi kebenaran-kebenaran firman
Allah. Pada dasarnya anak-anak senang belajar. Seorang anak sering
secara spontan dapat memahami suatu kebenaran rohani. Seseorang
pernah berkata, "Pengetahuan yang berhasil dipahami itu lebih
berarti daripada pelajaran yang sekadar diajarkan." Dalam
Ulangan 6:7, Musa mendorong para orangtua untuk mengajarkan hukum-hukum
Allah kepada anak-anak mereka.
"haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu
dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila
engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan
apabila engkau bangun." (Ulangan 6:7)
Betapa seringya kita mencari pendekatan yang rumit untuk mengajar
anak-anak tentang Allah, sedangkan pendekatan yang terbaik adalah
melalui percakapan yang wajar yang menghubungkan pribadi Allah
dengan pengalaman anak itu pada saat ini.
Ketika seorang anak melihat sekuntum bunga serta memperhatikan
keharuman dan keindahannya, ia sangat antusias dan merasa kagum akan
keajaiban Allah itu. Guru dan orangtua dapat memperkuat antusiasme
anak itu dengan memberi komentar tentang berbagai keajaiban di alam
yang telah diciptakan Allah sehingga memungkinkan anak itu
"merasakan" dan "melihat" Allah. Pengalaman yang dipadukan dengan
kata-kata (komnetar) yang tepat itu menanamkan pengertian yang kuat.
Dalam mengarahkan komunikasi dengan anak-anak haruslah diingat:
Roh Kudus adalah teman sekerja Anda. Ia dapat menolong Anda
menggunakan setiap saat yang Anda lewatkan bersama-sama dengan
anak-anak itu untuk membimbing mereka dalam pengertian tentang
kebenaran itu. Berdoalah setiap hari memohon kesempatan-
kesempatan untuk mendidik orang muda menurut jalan yang patuh
Percakapan terarah yang secara wajar (tidak formal) mengarahkan
pemikiran anak pada kebenaran yang harus dipelajarinya, biasanya
membutuhkan latihan (praktek) sebelum percakapan itu bisa terasa
wajar. Mulailah dan cobalah.
Jangan terlalu kaku terhadap anak-anak. Biarkanlah perhatian
mereka menjadi bagian dari kegiatan belajar itu. Gunakan sebanyak
mungkin percakapan yang agak menyimpang itu untuk penekanan dalam
mengajarkan sesuatu dan tidak memandang hal itu sebagai
penyimpangan atau gangguan.
Ikutilah peraturan-peraturan sederhana ini:
a. Berbicaralah dengan seorang anak secara berhadapan dengan pandangan mata sama.
b. Gunakanlah nama panggilan anak itu sesering mungkin.
c. Seringlah tersenyum pada waktu Anda bercakap-cakap dengan anak itu.
d. Bersikaplah tenang dan amat-amatilah anak itu pada waktu melakukan kegiatan.
e. Dengarkan dengan saksama apa yang dikatakannya.
Ingatlah bahwa Allah berkata kepada Musa dalam Ulangan 4:10b.
"Suruhlah bangsa itu berkumpul kepada-Ku, maka Aku akan memberi
mereka mendengar segala perkataan-Ku, sehingga mereka takut
kepada-Ku selama mereka hidup di muka bumi dan mengajarkan
demikian kepada anak-anak mereka."
Itulah nasehat yang tepat bagi para guru dan orangtua masa kini.