Belajar berbicara tidak selalu terjadi "begitu saja". Seorang guru
sedikitnya memiliki seorang murid yang mengalami kesulitan dalam
mengucapkan kata-kata dengan tepat, menyusun kata-kata menjadi
kalimat yang bermakna, atau mencerna dengan tepat apa yang dikatakan
padanya. Beberapa anak kemungkinan mengalami ketiga kesulitan
tersebut.
Berikut ini adalah beberapa panduan umum untuk menolong anak-anak
yang memiliki kesulitan berkomunikasi.
Kemampuan Berbicara
Beberapa anak, terutama di usia yang masih sangat muda, memiliki
kesulitan untuk mengucapkan dengan tepat beberapa lafal kata seperti
huruf "r" dan "s". Kata-kata seperti "ranting" dan "susu" diucapkan
menjadi "lanting" dan "cucu". Kesalahan berbicara seperti ini sangat
khas dan tidaklah sulit memahami arti yang sebenarnya dari kata-kata
itu.
Tetapi bagaimana dengan anak yang memiliki kesulitan untuk
mengucapkan banyak lafal kata secara tepat? Seringkali, orang merasa
tidak nyaman untuk meminta kepada anak untuk mengulangi lagi sesuatu
yang tidak jelas diucapkannya. Biasanya orang memberi respon umum
dengan berpura-pura memahami apa yang diucapkan anak itu. Namun hal
ini menyebabkan anak itu semakin frustasi, terutama jika anak itu
meminta sesuatu dan menerima pernyataan jawaban yang salah.
Hal terbaik yang dilakukan adalah mengatakan kepada anak itu,
"Erik, saya tidak mengerti apa yang kamu katakan. Bisakah kamu
mengulanginya lagi?" Jika usaha Erik yang kedua juga masih membuat
Anda tidak memahami apa yang dikatakannya, dorong dia untuk
menunjukkan apa yang diinginkan atau diucapkan. Atau, tanyakan
apakah dia membutuhkan atau menginginkan sesuatu.
Jika Anda masih tidak dapat memahami yang dijelaskannya, jujurlah
mengatakannya. "Erik, saya masih tidak dapat memahami apa yang kamu
katakan. Nanti, saat ibumu datang, mungkin dia dapat membantuku
untuk memahami apa kamu katakan." Biarkan Erik mengetahui --
meskipun anda tidak dapat memahami yang dikatakannya, namun anda
tetap merasa bahwa apa yang dikatakannya cukup penting untuk
diulangi lagi.
Bahasa
"Bahasa" mengacu pada bagaimana kata-kata dirangkai menjadi
pernyataan-pernyatan yang bermakna. Seorang anak yang kemampuan
bahasanya "lebih rendah" dari anak-anak lain di dalam kelas
kemungkinan dia mengalami hambatan dalam mengembangkan bahasa.
Ada beberapa metode yang sangat berguna bagi seorang anak di dalam
lingkungan kelas. Metode-metode ini tidak bisa dipakai untuk
menghasilkan secara kilat kemampuan berbahasa sesuai dengan tingkat
usia. Tetapi sesudah beberapa waktu, biasanya metode-metode ini
menghasilkan hasil-hasil yang positif.
Ada satu metode yang disebut "expansion" (ekspansi). Guru mengulangi
apa yang dikatakan anak, tetapi "dibenarkan" struktur kalimatnya.
Misalnya, seorang anak berkata, "Dia ambil mainan saya." Guru
"mengembangkan" struktur kalimat anak itu: "Dia mengambil mainanmu?
Ayo kita mencarikan mainan lainnya untuk dia." Metode ini lebih
efektif dibandingkan dengan melakukan cara untuk menarik minat anak
itu dengan mengucapkan kata yang salah diucapkannya (seperti "Bukan
'ambil', tetapi yang benar 'mengambil.'")
Cara lain yang digunakan untuk menolong seorang anak adalah
menggunakan "parallel talk" (pembicaraan paralel). Saat Linda sedang
bermain, jelaskan padanya tentang apa yang dia lakukan. "Linda, kamu
membangun sebuah rumah dengan kotak-kotak itu. Saya melihat kamu
sedang mengendarai sebuah mobil menuju rumahmu." Ketika Linda
mendengar kata-kata yang menjelaskan apa yang dilakukannya, maka
pada saat itu proses belajar kemampuan berbahasa sedang berlangsung.
Memahami
Beberapa anak kemungkinan tidak dapat mengembangkan tingkat
kemampuan berbahasa yang cukup memadai. Mereka mendengar kata-kata,
tetapi belum dapat memahami sepenuhnya apa yang dikatakan guru.
Penting untuk diingat bahwa anak-anak masih dalam taraf mempelajari
seluk-beluk bahasa kita. Banyak anak yang tampak tidak taat di kelas
disebabkan karena tidak akan dapat memahami apa yang dikatakan
gurunya. Saat melakukan aktivitas, dekati anak-anak itu satu persatu
dan berbicaralah langsung dengannya. Berikan satu perintah saja yang
perlu dikerjakannya. Misalnya, daripada mengatakan, "Letakkan pensil
itu pada tempatnya," lebih baik mengatakan perintah itu satu per
satu sampai dia melaksanakan tugas yang diberikan padanya. Misalnya,
"Chris, ambil pensil itu." (Tunggu dia memberikan respon yang
benar.) "Sekarang, letakkan pensil itu di dalam tempat pensil."
Kadang-kadang juga menolong jika memperagakan maksud yang Anda
maksudkan.
Anak-anak adalah orang yang spesial. Mereka ingin, sama seperti
orang dewasa juga, memperhatikan dan diperhatikan. Ketika mendoakan
kelas Anda setiap minggu, minta kepada Allah untuk menolong Anda
dalam menemukan cara yang dapat dipakai untuk mendorong anak-anak
itu yang sering kali merasa frustasi saat mencoba berkomunikasi.
Juga, bertanya kepada orangtua anak-anak itu tentang cara-cara apa
yang mereka gunakan untuk menolong berkomunikasi dengan anak-anak
mereka. Jika mereka mengekspresikan perhatian tentang kemampuan
berbicara anak-anaknya, kemampuan berbahasa atau dalam memahami
bahasa, dorong mereka untuk menemui ahli bicara dan bahasa di
wilayah mereka (di sekolah, kursus praktis, rumah sakit, atau
pusat berbicara, berbahasa dan mendengar di komunitas mereka.)