Mungkin, banyak guru SM yang menganggap bahwa tidak mungkin kita dapat mengajar seperti Sang Guru Agung, Yesus, sebab dia begitu sempurna dalam kehidupannya. Pikiran seperti itu harus dihilangkan. Sebagai seorang pengikut Kristus, kita pasti bisa meneladani kesempurnaan-Nya, khususnya bagi seorang guru Kristen dalam hal mengajar.
Satu hal yang harus diingat, bahwa pengajaran yang berhasil selain penyerahan diri sepenuhnya kepada Dia, yakni juga dengan mendisiplin diri dalam hal belajar dan persiapan pribadi. Berikut ini, kita akan melihat persiapan dasar apa saja yang harus dilakukan oleh seorang guru SM.
Karena Alkitab merupakan buku pegangan yang terpenting dalam mengajar Sekolah Minggu, guru harus paham mengenai isinya. Dia harus mengusahakan dirinya untuk mempelajari Alkitab dengan sungguh- sunguh dan sistematis. Misalnya, untuk mengerti pelayanan Yesus, bukan saja pokok-pokok yang utama dari pengajaran-Nya harus diketahui, tetapi juga keadaan sosial, pokitik, ekonomi, dan rohani yang mejadi latar belakang seluruh pelayanan Yesus di bumi. Bagaimanakah hal ini dapat mempengaruhi tindak-tanduk-Nya? Atau bagaimanakah kehidupan pada zaman Yesaya, Yeremia, atau Yehezkiel? Pada saat apa dalam sejarah bangsa Yahudi, mereka bernubuat? Penelaahan Alkitab sedemikian itu tidak dilakukan sebagai ibadah pribadi, itu merupakan satu usaha sistematis untuk memahami arti Alkitab dan menguasai isinya. Ketika seseorang melakukan hal ini, pengajarannya menjadi makin berkuasa dan Alkitab menjadi lebih nyata dalam pikiran murid- murid.
Kadang-kadang, orang memikirkan teologi sebagai satu pelajaran yang rumit. pelajaran ini tampak kepada mereka sebagai satu campuran teori dan pikiran-pikiran yang abstrak dan kabur. Sebenarnya, setiap orang memiliki teologi, yakni sesuatu yang dipercayainya mengenai kebenaran Kristen. Kepercayaannya mungkin tidak tersusun secara rapi dan dia mungkin tidak dapat menyatakannya dengan jelas; walaupun demikian, dia yakin bahwa semua yang dipercayainya itu benar. Dalam hal mengajar, kapan pun seorang guru berbicara tentang Allah, tentang Yesus, Alkitab, kasih, dan iman, sesungguhnya dia sedang mengajarkan teologi. Betapa pentingnya bahwa pengajarannya itu sesuai dengan pengajaran-pengajaran Alkitab dan selaras dengan apa yang dipercayai gerejanya.
Pengajaran itu efektif bila dilakukan dengan mengingat minat, keperluan, dan sifat murid. Telah dikatakan, "Dalam hal mengajar di Sekolah Minggu banyak anggota kelas yang tertinggal, sementara guru maju dalam suatu perjalanan rohani, karena guru tidak memulainya pada tingkat pengertian si murid." Para guru yang mengajar anak-anak harus mempertimbangkan tingkat perkembangan murid-muridnya agar tidak mengajarkan konsep-konsep agama yang tidak mungkin dipahaminya. Para guru, yang adalah orang dewasa harus memastikan bahwa mereka memberi pengajaran yang perlu bagi pendewasaan kelas itu.
Penggunaan teknik-teknik mengajar dengan bijaksana akan menjadikan pengetahuan Alkitab lebih berarti dan tetap. Hukum dasar dalam hal belajar adalah bahwa pengajaran itu lebih berhasil bila para murid melibatkan diri dan saling mempengaruhi. Jadi, seorang guru harus mengetahui teknik-teknik manakah yang akan menerbitkan tanggapan terbaik atas suatu kebenaran pelajaran yang diberikan. Dia juga harus mengetahui batas-batas dari bermacam-macam teknik itu, cara untuk menyesuaikannya dengan kesanggupan kelompok usia itu, dan bagaimana waktu serta ruangan yang tersedia mempengaruhi pemilihan suatu metode mengajar. Misalnya, seorang guru tidak menceritakan sebuah cerita dengan cara yang sama dalam kelas kanak-kanak dan kelas Tunas Remaja; juga ia tidak akan memisah-misahkan kelas itu dalam beberapa kelompok diskusi jika hanya ada lima atau enam murid yang hadir dalam kelas itu.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK