Jika Saudara memasuki ruang pengemudi sebuah pesawat terbang dengan
maksud terbang ke tempat yang jauh, maka akan berguna bagi Saudara
bila mengetahui tentang cara terbangnya sebuah pesawat udara dan
cara memakainya alat-alat pengemudi tersebut. Tanpa pengetahuan ini
tipislah harapan Saudara akan mencapai tempat tujuan itu dengan
selamat. Hal ini juga berlaku dalam pelayanan Saudara sebagai guru
Sekolah Minggu. Untuk menjadi guru yang efektif, pengertian tentang
cara belajarnya para pelajar adalah penting. Sebab kita harus
mengajar sesuai dengan cara belajar para pelajar itu.
Mari kita lihat seperti apa sebenarnya cara belajar anak melalui
ulasan-ulasan berikut ini.
1. Anak belajar secara kontinyu (terus-menerus).
Anak senantiasa belajar. Tak pernah mereka berhenti belajar.
Bahkan mereka mungkin mempelajari beberapa hal sekaligus, padahal
kita tidak pernah bermaksud mengajarkan hal tersebut kepada
mereka. Kalau pengajaran kita tidak menantang mereka, boleh jadi
mereka "belajar" bahwa Sekolah Minggu sangat membosankan dan
tidak menarik. Jika penelitian Alkitab tidak membangkitkan minat,
boleh jadi mereka "belajar" bahwa Alkitab adalah buku kuno yang
menjemukan dan tidak ada hubungannya dengan masa sekarang. Jika
mereka secara pribadi tidak terlibat dalam bagian doa dan
penyembahan, boleh jadi mereka "belajar" bahwa saat doa adalah
waktu yang baik untuk mengganggu teman yang duduk di sampingnya
karena guru sedang menutup mata.
Kita sekali-kali tidak akan sengaja mengajarkan hal-hal ini.
Namun demikian anak-anak mungkin akan mempelajarinya. Dengan
mengetahui bahwa para murid kita belajar secara kontinyu, mungkin
akan menolong kita untuk lebih berhati-hati mengenai apa yang
kita ajarkan secara tidak langsung melalui suasana kelas.
2. Anak belajar melalui panca inderanya.
Mereka belajar:
a. 1 persen dari apa yang mereka baca.
b. 20 persen dari apa yang mereka dengar.
c. 30 persen dari apa yang mereka lihat.
d. 50 persen dari apa yang mereka lihat dan dengar.
e. 70 persen dari apa yang mereka katakan sementara mereka melihat.
f. 80 persen dari apa yang mereka katakan sementara mereka melakukannya.
Anak hanya mempunyai satu cara belajar, yakni melalui panca
inderanya. Panca indera itu merupakan pintu masuk ke dalam
kesadarannya. Fakta ini menunjukkan pentingnya penggunaan
bermacam-macam bahan bantuan untuk mengajar.
3. Anak belajar melalui kegiatan.
Inilah prinsip yang terpenting tentang cara belajar para murid.
Belajar bukanlah pengalaman yang pasif. Hal belajar bukanlah
sesuatu yang sekedar terjadi pada anak itu, melainkan adalah
sesuatu yang dilakukan oleh anak itu. Anak dapat mengingat
paling banyak dari sesuatu yang dipelajarinya dengan cara
mengatakan dan melakukan.
Anak dapat terlibat dalam proses belajar melalui beberapa
cara. Ia bisa belajar secara langsung dalam kegiatan-kegiatan,
misalnya mengerjakan proyek-proyek, pekerjaan tangan, diskusi dan
drama. Atau melalui lukisan-lukisan cerita ia bisa terlibat,
secara tidak langsung karena menempatkan diri dalam keadaan orang
lain. Perasaannya dapat dibangkitkan, khayalannya digiatkan,
emosinya digerakkan.
4. Anak akan belajar sebaik-baiknya bila ia mempunyai dorongan
atau alasan untuk belajar.
Anak akan paling cepat belajar bila hal itu dijadikan sesuatu
yang menyenangkan dan memuaskan. Dalam proses belajar ada dua
macam dorongan. Yang pertama adalah dorongan dari luar, secara
lahir. Beberapa contoh dari dorongan sejenis ini ialah ganjaran,
hadiah, penghargaan, dan pujian. Dalam mengajar di Sekolah
Minggu ada tempat bagi dorongan sejenis ini, tetapi jangan
sampai merupakan dorongan satu-satunya.
Dorongan yang kedua adalah dari dalam, secara batin. Keinginan,
hasrat, dorongan hati pribadi adalah contoh-contoh dorongan
sejenis ini. Dalam hal terlibat kebutuhan dan kepentingan yang
dirasakannya. Dorongan inilah yang bekerja bila anak itu
dipimpin untuk memahami bagaimana kebutuhannya dipenuhi melalui
penerapan prinsip-prinsip Alkitab dalam kehidupannya. Sungguh
penting bagi kaum remaja dan orang dewasa menginsafi bahwa
ajaran Alkitab dapat dipraktekkan bagi keperluan hidup mereka.
5. Anak akan belajar paling baik bila mereka sudah siap untuk
belajar.
Ini berarti bahwa sebelum pengajar menarik perhatian anak dan
membangkitkan rasa ingin tahu mereka, mereka harus disiapkan
untuk menerima kebenaran Alkitab. Juga, para murid siap untuk
belajar bila mereka dapat melihat hubungan bagian-bagian
pelajaran itu dengan keseluruhan pengajaran tersebut. Mungkin
sebelumnya pengajar harus memberi uraian pendahuluan tentang seri
pelajaran yang baru dan menghubungkan pelajaran-pelajaran yang
dahulu dengan keseluruhannya melalui ulangan secara berkala.
Suatu prinsip belajar lainnya yang terpaut di sini adalah bahwa
para murid belajar hal-hal yang belum diketahuinya berdasarkan
hal-hal yang sudah diketahuinya. Ini berarti pengajar harus
mengetahui taraf pengertian murid-muridnya dalam hal-hal rohani.
Kita harus mengetahui apa yang sudah diketahui para murid kita.
6. Anak belajar dengan jalan meniru.
Fakta ini sekali menunjukkan pentingnya kehidupan pengajar.
Kita mengajar, baik dengan perbuatan dan sikap maupun dengan
perkataan atau gagasan. Segala sesuatu mengenai diri kita
mengajarkan sesuatu. Dalam arti yang sesungguhnya, kita ini
adalah "surat ... yang dapat dibaca oleh semua orang."