Anak memahami apa yang dimaksud dengan talenta, dan menyadari
talenta-telenta yang ia miliki serta bertekad untuk
mengembangkannya.
Kreasi Simulasi -- Potret Sahabatku:
Berikan anak kertas kosong dan minta mereka menggambar ciri seorang
teman di sebelah kirinya. Jika semua anak menggambar teman sebelah
kirinya, maka berarti anak akan digambar oleh satu teman di sebelah
kanannya. Hasil lukisan harus menunjukkan ciri seseorang tanpa boleh
menyertakan nama anak yang digambar tersebut. Tidak perlu digambar
lengkap, cukup yang menjadi cirinya saja. Jadi misalnya, cukup
gambar ciri bajunya, atau ciri matanya, dan sebagainya.
Kali ini, di samping ciri yang digambar, setiap anak harus juga
mencoba menuliskan kelebihan kemampuan anak yang digambar tersebut
(yang agak menonjol), misalnya: pandai menyanyi, ramah, rajin, dan
sebagainya. Mintalah mereka menuliskan profesi apa yang cocok untuk
anak tersebut, misalnya: cocok jadi dokter, guru, pendeta dan
seterusnya.
Setelah itu, guru mengumpulkan gambar-gambar tersebut tanpa nama,
kemudian kembali dibagikan secara acak, sehingga setiap anak
memperoleh satu gambar. Setiap anak diminta menebak siapakah anak
yang dimaksud oleh gambar tersebut. Guru memberikan wawancara,
terutama soroti kelebihan yang dikenali anak lain tentang diri
seoarang anak. Tanyakan pada anak tersebut, "Apa benar kamu ingin
menjadi dokter?" (jika tidak mau jadi dokter, kamu ingin jadi apa?)
Dengan wawancara singkat, guru dapat menggali talenta-talenta yang
dimiliki anak tersebut, dan meminta anak tersebut memikirkan
talentanya.
Acara akan semakin sampai pada tujuannya, jika kemudian setiap anak
diberi kesempatan menuliskan apa talentanya. Dan acara ditutup
dengan mengajak anak-anak bersyukur atas talenta tersebut, dan
meminta pimpinan Tuhan agar dapat mengembangkannya.