Sebelum mulai membahas hadiah yang diberikan oleh orang-orang Majus
kepada Yesus, marilah kita baca
Dari bacaan ini, kita tahu bahwa Raja Herodes ingin Yesus dibunuh dan Herodes meminta supaya orang-orang Majus itu memberi tahu di mana Yesus dilahirkan supaya ia juga bisa "menyembah" Dia ..., kita tahu bahwa ia hanya ingin tahu tempatnya sehingga dia bisa membunuh-Nya. Tentu saja orang Majus ini sangat "bijaksana" untuk hal ini dan tidak pernah kembali kepada Raja Herodes untuk mengatakan di mana Yesus berada.
Orang Majus ini menemukan Maria, Yusuf, dan bayi Yesus setelah mengikuti bintang. Yang menarik dalam ayat 11, ketika orang Majus ini menemukan Maria dan Yusuf, mereka segera masuk ke kandang dan kemudian mulai menyembah Yesus. Segera setelah mereka melihat Bayi itu, mereka ingin menyembah Dia. Mengapa? Karena mereka tahu bahwa Ia adalah Raja atas segala raja, dan hadiah yang mereka berikan merupakan tanda hormat mereka. Yang menarik dari bagian ini adalah kita tidak pernah menemukan nama orang-orang Majus ini. Meskipun mereka memberi Yesus hadiah yang langka dan mahal, mereka tidak ingin dikenal, mereka hanya ingin memastikan bahwa Ia menerima mereka. Jadi, mengapa mereka memberikan tiga hadiah? Kemenyan dan mur bukanlah salah satu hadiah yang bila Anda mendapatkannya, Anda akan berkata, "Hore ..., saya dapat kemenyan dan mur di hari Natal ini!"
Jenis hadiah seperti ini merupakan hadiah yang diberikan kepada para raja. Dalam 1Raja-Raja, saat Ratu Syeba mengunjungi Raja Salomo, dia memberi hadiah emas dan rempah-rempah. Emas dan kemenyan adalah benda yang jarang, berharga, dan mahal, lagipula banyak orang yang ingin memberikan hadiah yang terbaik untuk raja mereka.
Orang-orang Majus yang mengenali Yesus sebagai Raja atas segala raja ini juga ingin memberikan yang terbaik bagi raja mereka. Setiap hadiah dari ketiga hadiah yang diberikan itu memiliki makna dan nilai guna.
EMAS
Sama halnya dengan saat ini, emas sangat berguna. Untuk bisa mendapatkan emas, Anda harus menggali dasar tanah, dan pada zaman Alkitab, hal ini sulit dilakukan karena tidak ada alat seperti yang digunakan saat ini.
Emas selalu berarti sesuatu yang dapat ditukarkan, yang bagi Maria dan Yusuf pasti akan sangat berarti karena mereka akan melakukan perjalanan ke Mesir dan akan memerlukan makanan, pakaian, dan tempat tinggal.
Secara simbolis, emas melambangkan kedudukan raja. Raja bahwa Kristus adalah untuk kita. Emas juga melambangkan proses pemurnian yang kita alami dalam menghadapi ujian sebagai orang Kristen.
Emas adalah satu-satunya logam yang ketika dipanaskan dengan api tidak akan kehilangan sifat, berat, warna, ataupun bagian lainnya. Demikian pula dengan iman yang murni. Emas disebutkan dalam Alkitab bila berkenaan dengan kekuatan iman seseorang. Ayub menyebutkan emas setelah dia melalui segala ujian. Ayub 23:10 mengatakan, "Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas."
KEMENYAN
Kemenyan dibuat dengan memotong sebatang pohon "Arbor Thurisfrom" yang ada di Persia, Arab, dan India. Kemenyan ini seperti getah yang dikumpulkan dan kemudian dikeringkan selama tiga bulan sehingga menjadi seperti damar yang keras atau permen karet.
Kemenyan digunakan sebagai wangi-wangian, tetapi kebanyakan ditimbun sebagai bau-bauan yang harum selama penyembahan. Dalam Keluaran, Harun akan membakar kemenyan di altar sebagai persembahan yang harum bagi Tuhan.
Oleh sebab itulah, kemenyan menjadi bau-bauan yang pantas bagi bayi Yesus, sama seperti Tuhan yang disembah pada zaman Perjanjian Lama. Kemenyan juga membantu membuat aroma di sekitar kandang itu menjadi harum karena ada banyak binatang di sekitar mereka.
Kemenyan melambangkan ketuhanan Kristus karena seperti yang telah disebutkan, kemenyan dibakar sebagai persembahan untuk Tuhan.
MUR
Mur, sama halnya dengan kemenyan, juga merupakan getah dari pohon yang dikeraskan dan kemudian digunakan. Namun, tidak sama dengan kemenyan yang wangi, mur rasanya pahit.
Mur sering kali digunakan untuk membalsam orang mati karena orang mati ini memiliki harta yang harus dijaga. Mur juga digunakan sebagai wewangian, bahan untuk minyak urapan yang disebutkan di Keluaran, tetapi bagi Maria dan Yusuf, mur digunakan untuk pengobatan. Saat ini, mur digunakan untuk pasta gigi, pencuci mulut, dan tata rias.
Akhirnya, mur melambangkan cawan pahit yang harus diminum oleh Kristus dalam penderitaan untuk menebus dosa kita dan untuk memulihkan kita melalui kematian-Nya. (t/Ratri)
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK